Partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya hutan akan meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian mereka terhadap lingkungan kawasan hutan. Dalam hal ini, masyarakat tidak dipandang sebagai objek yang perlu dibina, tetapi juga merupakan pihak yang dapat diajak bekerja sama untuk perlindungan yang lestari dari suatu kawasan. Atau dengan perkataan lain juga sebagai “pelaku pelestarian kawasan hutan”. Karena itu diperlukan peran masyarakat lokal baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, maupun evaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi partisipasi dan intensitas partisipasi unsur masyarakat lokal dalam menjaga dan melestarikan Kebun dan Hutan Pendidikan STIPER Kutai Timur. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan rujukan bagi STIPER Kutai Timur dalam pembuatan kebijakan dalam program pengelolaan Kebun dan Hutan Pendidikan STIPER dan bagi masyarakat; sebagai sumber informasi yang dapat melahirkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berpartisipasi dalam program pelestarian Kebun dan Hutan Pendidikan STIPER Kutai Timur. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangan Hilir dengan memilih beberapa responden secara stratified sampling yang terdiri dari pemuda, wanita, kepala keluarga, kelompok tani, tokoh masyarakat dan para stakeholder yang terkait kepentingannya dengan kebun dan hutan pendidikan STIPER. Pengolahan dan analisis data menggunakan empowerment index. Dari hasil penelitian dengan menggunakan empowerment index menunjukkan angka yang berkisar antara 1-25 yang artinya bahwa partisipasi masyarakat sekitar kawasan kebun dan hutan pendidikan STIPER masuk dalam kategori sangat tidak aktif. Hal tersebut disebabkan pengelolaan kebun dan hutan pendidikan STIPER sepenuhnya ditangani langsung oleh STIPER. Melihat partisipasi masyarakat lokal yang masih sangat kurang maka diharapkan ke depan pengelolaan kebun dan hutan pendidikan STIPER dapat melibatkan peran serta masyarakat lokal sehingga kepedulian dan tanggungjawab masyarakat untuk turut melestarikan kebun dan hutan STIPER semakin meningkat.
Nya’deng Lake, also called the blue lake, is located in the Sangkulirang Mangkaliat Karst landscape area and is included in the Merabu Village Forest area. Natural lakes with certain uniqueness and characteristics as Nya’deng Lake have become a tourist attraction in Indonesia. Therefore, assessing natural tourism in the lake is very important to develop environmentally friendly and responsible tourism. This research was conducted to explore and assess the potential of Nya’deng Lake as a lake tourism site. The study used a qualitative descriptive approach using a scoring method. Based on field observation, Nya;deng Lake is unique in terms of beauty, comfort, variety of activities, and environmental cleanliness. There are also other interesting objects such as tree houses and gazebos surrounding the lakeside. The results showed that the natural tourism object in Nya’deng Lake has very high criteria; hence it is very feasible to be developed as an ecotourism destination. The ecotourism development of Nya’deng Lake should follow the principles of sustainability and conservation because it is a protected geological area with prehistoric, cultural, and unique natural ecosystem values. Keywords: blue lake, ecotourism Merabu Village Forest, Nya’deng Lake
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.