Many of the large, donor-funded community-based conservation projects that seek to reduce biodiversity loss in the tropics have been unsuccessful. There is, therefore, a need for empirical evaluations to identify the driving factors and to provide evidence that supports the development of context-specific conservation projects. We used a quantitative approach to measure, post hoc, the effectiveness of a US$19 million Integrated Conservation and Development Project (ICDP) that sought to reduce biodiversity loss through the development of villages bordering Kerinci Seblat National Park, a UNESCO World Heritage Site in Indonesia. We focused on the success of the ICDP component that disbursed a total of US$1.5 million through development grants to 66 villages in return for their commitment to stop illegally clearing the forest. To investigate whether the ICDP lowered deforestation rates in focal villages, we selected a subset of non-ICDP villages that had similar physical and socioeconomic features and compared their respective deforestation rates. Village participation in the ICDP and its development schemes had no effect on deforestation. Instead, accessible areas where village land-tenure had been undermined by the designation of selective-logging concessions tended to have the highest deforestation rates. Our results indicate that the goal of the ICDP was not met and, furthermore, suggest that both law enforcement inside the park and local property rights outside the park need to be strengthened. Our results also emphasize the importance of quantitative approaches in helping to inform successful and cost-effective strategies for tropical biodiversity conservation.
Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh t hitung untuk variabel CAR sebesar -1,613 (Sig.0,129) artinya CAR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Nilai t hitung variabel NPL sebesar -2,230 (Sig.0,043) artinya NPL mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Nilai t hitung variabel BOPO sebesar -5,774 (Sig.0,000) artinya BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Nilai t hitung variabel NIM sebesar 0,78 (Sig.0,467) artinya NIM tidak mempunyai pengaruh yang signifikan ROA. Nilai t hitung variabel LDR sebesar -2,752 (Sig.0,016) artinya LDR -2,752 (Sig.0,016) artinya LDR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Pengujian simultan nilai F hitung sebesar 10,824 (Sig.0,000) sedangkan nilai F tabel dengan degreeof freedom (df) pada angka 5 dan 14, level significance 0,05 sebesar 2,39 sehingga nilai F hitung = 10,824 jauh lebih besar daripada F tabel 2,96 dan signifikansi (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel ROA atau dapat dikatakan bahwa tingkat CAR (X1), NPL (X2), BOPO (X3), NIM (X4) dan LDR (X5) secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA (Y). Kesimpulan dari penelitian adalah CAR (X1), NPL (X2), BOPO (X3), NIM (X4) dan LDR (X5) secara partial CAR (X1) dan NIM (X4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA (Y), sedangkan NPL (X2), BOPO (X3) dan LDR (X5) berpengaruh signifikan terhadap ROA (Y). Secara simultan kelima variabel berpengaruh terhadap ROA (Y).
This study aims to examine the effect of business turnover, business’ age, educational level, accounting knowledge, accounting training and owner motivation on the use of accounting information in Small and Medium Enterprises (SMEs) in Tingkir, Salatiga City. The data were collected using accidental sampling where the respondents were SMEs who were willing as the respondents for this research. This study used primary data in the form of questionnaires for 30 respondents. This is an explanatory study with a quantitative approach to explain the relationship between variables by testing hypotheses and conducting statistical tests. Data were analyzed using multiple linear regression. The results showed that only accounting training was statistically proven to have a positive effect on the use of accounting information for SMEs in Tingkir Salatiga. Other variables such as business turnover, business’ age, educational level, accounting knowledge and motivation were not statistically proven to have an effect on the use of accounting information in these SMEs.
ABSTRACT Globally, the incidence of Tuberculosis was still quite high, there were an estimated that 10 million people are infected with Tuberculosis and even 44% of cases are in Southeast Asia, Indonesia was in the 2nd position in the world after India and every year it is still increasing. Tuberculosis is transmitted through droplets of sufferers when coughing or sneezing, close contact is very vulnerable to the transmission process in addition to other supporting factors. This paper aims to review various sources regarding the risk factors for an increase in the incidence of tuberculosis. The method used was literature review sourced from the Google scholar, ScienceDirect, and ProQuest database as well as other sources such as textbooks and reports published in 2015 to 2020. The results of the literature review showed that most of the risk factors for the incidence of tuberculosis were a history of close contact, age, gender, lifestyle and behavior. Meanwhile, the factors that contribute to the increased risk are occupancy density, ventilation and house lighting, as well as factors for decreased immune system including nutritional status and comorbidities, although at the age of 0-5 years who have received BCG immunization, they were still susceptible to primary tuberculosis infection. Controlling the increased incidence of tuberculosis should be directed at preventing transmission, especially at the family level and close social contacts as well as increasing awareness of correct coughing and sputum behavior. Key words: risk factors; incidence; tuberculosis ABSTRAK Serara global angka insidensi Tuberkulosis dunia masih cukup tinggi, diperkirakan 10 juta orang terinfeksi tuberkulosis bahkan 44% kasus berada di Asia Tenggara, Indonesia pada posisi rangking ke-2 dunia setelah India dan setiap tahun masih meningkat. Tuberkulosis ditularkan melalui droplet penderita saat batuk atau bersin, kontak dekat menjadi sangat rentan terjadinya proses penularan disamping faktor-faktor lain yang menunjang. Tulisan ini bertujuan untuk mengulas berbagai sumber mengenai faktor risiko peningkatan angka insidensi Tuberkulosis. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur yang bersumber dari database Google scholar, ScienceDirect, dan ProQuest selain itu juga sumber lainnya seperti buku ajar dan laporan yang diterbitkan pada tahun 2015 hingga 2020. Hasil tinjauan literatur menunjukkan sebagian besar faktor risiko angka insidensi Tuberkulosis adalah riwayat kontak erat, usia, jenis kelamin, gaya hidup dan perilaku. Sementara faktor yang menunjang peningkatan risiko adalah kepadatan hunian, ventilasi dan pencahayaan rumah, begitu pula faktor penurunan daya tahan tubuh meliputi status gizi dan penyakit penyerta, walaupun pada usia 0-5 tahun yang telah mendapatkan imunisasi BCG, namun masih rentan terinfeksi Tuberkulosis primer. Hendaknya pengendalaian peningkatan insidensi Tuberkulosis diarahkan pada pencegahan penularan khususnya di tingkat keluarga dan kontak sosial dekat serta peningkatan kesadaran perilaku batuk dan membuang dahak yang benar. Kata kunci: Faktor risiko; insidensi; tuberkulosis
Indonesia pernah mengalami krisis moneter, yakni pada tahun 1998, penyebab utamanya adalah tekanan yang luar biasa terhadap nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS, sehingga Rupiah terdepresiasi hingga menjadi Rp. 16.000,-per dolar AS. Dalam krisis moneter tahun 1998 tersebut, Indonesia merupakan negara di Asia yang membutuhkan waktu paling lama untuk recovery dari krisis tersebut yaitu selama 8 tahun. Krisis tersebut memporak-porandakan perekonomian nasional, karena banyak proyek besar yang macet, perbankan kolaps, lembaga keuangan gulung tikar. Disamping itu, banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya, karena permintaan atas produk perusahaan mengalami penurunan drastis. Di Indonesia, UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Jumlah UMKM hingga 2011 mencapai sekitar 55 juta. UMKM di Indonesia sangat penting bagi perekonomian nasional karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi disisi lain akses UMKM terhadap lembaga keuangan sangat terbatas baru 25% atau 13 juta pelaku UMKM yang bisa mendapat akses ke lembaga keuangan. Salah satu permasalahan fundamental UMKM yaitu sulitnya mengakses modal karena belakangan ini bank berhamburan dana tetapi kurang melirik UMKM. Hal ini dibuktikan, dana perbankan tak kurang dari Rp199 triliun yang telah disetujui untuk dikucurkan ke sektor riil, tak terserap oleh sektor riil. Melihat permasalahan permodalan dalam UMKM tersebut, perbankan syariah dengan prinsip dan produkproduk jasa peminjaman dana seperti Murobahah, Musyarokah, Mudhorobah dan Takaful sangat sesuai dengan kondisi UMKM. Selain itu, karakterisrik perbankan syariah sesuai dengan tujuan didirikannya yaitu mensejahterakan masyarakat. Perbankan syariah juga memiliki banyak kelebihan dibanding perbankan konvensional. Kata Kunci : Usaha Kecil, Mikro, Kecil, Menengah PENDAHULUAN Indonesia pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1998, namun ditengah krisis tersebut banyak pengusaha dari kelompok usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) yang bertahan dari terpaan krisis tersebut. Dengan kegigihan dan keuletan pengusaha UMKM dalam mempertahankan dan mengembangkan kreativitas
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.