<p>ABSTRACT</p><p><br />Background: High prevalence of stunted children that indicates nutrition problem in Indonesia is a chronic problem associated with poverty, low education, and lack of service and environmental health. The low birth weight infant will have an impact on growth disorders in children. </p><p>Objectives: To identify association between social economic aspect of the family, rearing pattern, eating pattern and stunting in elementary school children in Lut Tawar Subditrict Central Aceh Regency.</p><p>Methods: The study were analytic observational with cross sectional design and qualitative method. Data were obtained through observation and interview using questionnaire. Samples were 378 children from 11 elementary school in Lut Tawar Subdistrict Central Aceh Regency. Samples were selected by proportional random sampling. Analysis used chi-square at confi dence interval 95%. Number of samples were 378 children.</p><p>Results: There were association between maternal education and nutritional status (p<0.001) OR=4.06; father education and nutritional status (p<0.001) OR=3.37; number of underfi ves with nutritional status (p=0.007) OR=2.71; income of parent and nutritional status (p<0.001) OR=7.8; rearing pattern and nutritional status (p<0.001)) OR=8.07; eating pattern and nutritional status (p<0.001) OR=6.01. There were dominant association between rearing pattern and nutritional status with OR 8, between eating patern,income of parent and nutritional status with OR of 6.01 There were no association between acces and utilization of health service and nutritional status (p=0,78) OR=0,93.</p><p>Conclusions: There were signifi cant association between rearing pattern, eating pattern, and nutritional status.</p><p>KEYWORDS: stunting, rearing pattern, eating pattern</p><p><br />ABSTRAK</p><p><br />Latar belakang: Tingginya prevalensi anak pendek yang menunjukkan masalah gizi di Indonesia merupakan masalah kronis yang berkaitan dengan kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan kurang memadainya pelayanan dan kesehatan lingkungan.</p><p>Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara aspek sosial ekonomi keluarga, pola asuh, pola makan, dan stunting pada anak sekolah dasar DI Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah.</p><p><br />Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional dan metode kuantitatif, jumlah sampel 378 anak, yaitu siswa sekolah dasar kelas I-III pada 11 sekolah dasar. Sampel diambil berdasarkan proportional random sampling, pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer yaitu analisis univariat, bivariat, dan multivariat.</p><p>Hasil: Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan status gizi (p=0,39) OR=1,22, tidak ada hubungan antara umur dengan status gizi (p=0,25) OR=0,73, tidak ada hubungan antara akses pelayanan kesehatan dengan status gizi (p=0,78) OR=0,93. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi (p<0,001) OR=4,06, ada hubungan antara pendidikan ayah dengan status gizi (p<0,001) OR=3,37, ada hubungan antara jumlah balita dalam keluatga dengan status gizi (p=0,007) OR=2,71. Ada hubungan antara pendapatan orang tua dan status gizi (p<0,001) OR=7,8. Ada hubungan antara pola asuh dengan status gizi (p<0,001) ) OR=8,07, ada hubungan antara pola makan dengan status gizi (p<0,001) OR=6,01.</p><p><br />Kesimpulan: Ada hubungan yang signifi kan antara pola asuh, penghasilan orang tua, pendidikan orang tua, dan pola makan dengan status gizi. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, umur dan akses pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan status gizi.</p><p><br />KATA KUNCI: stunting, pola asuh, pola makan</p>
KEY WORDS: family; food consumption patterns; food security ABSTRAKLatar belakang: Konsumsi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pendapatan, ketersediaan pangan, kesadaran masyarakat terhadap gizi, dan faktor sosial budaya. Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi dengan jumlah konsumsi pangan masyarakat masih tergolong rendah dan Kabupaten Kampar menempati posisi sangat tinggi dalam indeks gabungan kerawanan pangan dan indeks kerentanan terhadap kelaparan. Terdapat 49,21% penduduk yang berpotensi mengalami rawan pangan, didukung dengan masih terjadinya permasalahan gizi di masyarakat yang dihubungkan dengan ketersediaan pangan, ketidakmampuan masyarakat dalam daya beli, dan ketidakmampuan untuk memperoleh akses terhadap pangan yang bergizi. Tujuan: Mengidentifi kasi pola konsumsi pangan dan ketahanan pangan rumah tangga di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Metode: Penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 105 rumah tangga di Kabupaten Kampar yang dipilih menggunakan teknik cluster sampling. Pola konsumsi pangan rumah tangga diketahui dengan metode food list dan data ketahanan pangan rumah tangga dengan kuesioner. Analisis statistik dilakukan dengan uji Chi-Square dan regresi logistik. Hasil: Sebagian besar responden memiliki pola konsumsi pangan dengan kategori tidak terpenuhi (64,77%) dan ketahanan pangan yang termasuk pada kategori tidak tahan pangan (60,96%). Terdapat hubungan yang bermakna antara pola konsumsi pangan dengan ketahanan pangan rumah tangga di Kabupaten Kampar Provinsi Riau (p=0,000). Ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel jumlah anggota keluarga, akses pangan, pengeluaran pangan, konsumsi energi, dan konsumsi protein dengan tingkat ketahanan pangan rumah tangga (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara pola konsumsi pangan dengan ketahanan pangan rumah tangga. Variabel yang paling dominan mempengaruhi ketahanan pangan setelah dikontrol variabel luar adalah pola konsumsi pangan dan konsumsi protein.KATA KUNCI: rumah tangga; pola konsumsi pangan; ketahanan pangan
We demonstrated experimentally that Sufetula, a root-mining insect, has a depressive effect on coconut yields on peat soils. The impact of the pest resulted in a shortfall in earnings that warranted taking control measures. We considered control methods suitable for rehabilitating infested mature coconut plantings and for preserving young coconut plantings. Currently, cultural control is the only effective method. It involves eliminating all identified shelters for the adult insect, i.e. fern cover and heaps of coconut waste (dry fronds and husks). The aim is to achieve totally bare soil, with moss cover that does not attract the pest, or planted with an unattractive intercrop such as pineapple.
Abstrak: Wilayah Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam, untuk itu, Undang-undang No 26/2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan mitigasi bencana sebagai aspek penting. Makalah ini bertujuan mengembangkan model analisis kesesuaian lahan yang menitikberatkan aspek kesesuaian fisik dan kerawanan bencana. Model berupa pembobotan berbasis raster-SIG (Sistem Inforamsi Geografis). Model diujicobakan di Kota Semarang dengan pertimbangan variasi topografi yang lengkap, mulai dari pesisir di sisi Utara dan perbukitan di sisi Selatan. Hasil aplikasi menunjukkan model cukup baik dalam menjelaskan kesesuaian lahan, yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu keleluasaan pengembangan rendah, menengah dan tinggi. Validasi dengan membandingkan output model dengan kondisi riil di lapangan menunjukkan akurasi sebesar 91,25%. Namun, sebelum digeneralisasi dan diaplikasikan, model perlu diuji di beberapa lokasi yang memiliki karakteristik sesuai kebutuhan uji coba model. Kata kunci: rawan bencana, keseuaian lahan, model keruanganAbstract: Indonesian regions are prone to natural disasters. For this, Law 26/2007 on Spatial Planning orders that disaster mitigation is an important. This paper aims at developing a spatial model for suitability analysis, mainly considering physical and disaster prone conditions. The model is a raster based-GIS weighted scoring model. The model is applied in Semarang City with the consideration has various topographical conditions, from flat in the North and hilly in the South.The application shows that the model is suitable in representing land suitability in three categories, i.e. low, medium, and high flexibility of development. The validation, done by comparing the model output and reality, shows that its accuracy is 91,25%. However, to be widely generazed, the model needs to be tested more, by applying in other locations having criteria regarding the needs of the test.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.