Latar Belakang: Katarak senilis adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata akibat penuaan, terdiri atas katarak nuklear, kortikal, dan subkapsular posterior. Katarak dapat mengakibatkan penurunan cahaya yang masuk ke mata sehingga terjadi penurunan sensitivitas cahaya pada mata yang dilihat pada pemeriksaan perimetri. Objektif: Mengetahui hubungan tipe katarak senilis dengan nilai sensitivitas cahaya pada pemeriksaan perimetri. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dilakukan di Rum pada bulan Februari – Maret 2022. Sampel yang masuk kriteria inklusi adalah sebanyak 45 orang dengan jumlah mata yang dijadikan sampel adalah 77 mata. Analisis data menggunakan chi-square dan Kruskal Wallis. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien mengalami katarak nuklear (59,7%) dan kategori sensitivitas cahaya terbanyak adalah early defect (35,1%). Kategori sensitivitas cahaya terbanyak pada tipe katarak nuklear adalah early defect (43,5%), tipe katarak kortikal adalah moderate defect (36,8%), dan katarak subkapsular posterior adalah kategori severe defect (41,7%). Nilai sensitivitas cahaya terendah terjadi pada katarak subkapsular posterior (-8,63 dB). Hasil analisis dengan uji Kruskal Wallis didapatkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) dari nilai sensitivitas cahaya pada masing-masing tipe katarak senilis dengan nilai p=0,048. Hasil analisis dengan uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p<0,05) antara tipe katarak senilis dengan nilai sensitivitas cahaya dengan nilai p=0,039. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tipe katarak senilis dengan nilai sensitivitas cahaya pada pemeriksaan perimetri.
Plastic is a global problem; plastic pollution production reaches 350 million tons annually. This plastic pollution will be degraded into microplastic. This microplastic will pollute the environment and negatively impacted health if exposed too much. Recent research has found microplastics in clothes, toys, and even food. The Department of Pharmacology and Therapeutics, Faculty of Medicine, Universitas Andalas conducts outreach to the public to enhance the general public's understanding of microplastics and their impact on health. The outreach activity began with filling out a pre-test to assess the public's understanding of microplastics. Followed by education about microplastic exposure, the dangers of microplastics, and education about a healthy lifestyle to reduce sources of microplastic exposure. The event ended with filling out a post-test by participants. Paired t-test analysis on pre-test and post-test data showed an increase in public understanding regarding microplastics, sources of exposure, health impacts and ways to reduce microplastic exposure. Based on these results, it can be concluded that the provision of public service can increase public understanding regarding the sources of microplastics and their impact on health and encourage people to live a healthy lifestyle that minimizes exposure to microplastics.
Latar Belakang: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan Severe Acute Respiratory Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) telah menjadi perhatian dunia sejak awal ditemukan hingga saat ini. Keparahan kondisi pasien COVID-19 dengan komorbid dipengaruhi dengan berbagai faktor yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien COVID-19. Objektif: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pasien COVID-19 dengan komorbid yang dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode: Jenis penelitian ini merupakan observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Data penelitian diambil dari data rekam medis dengan teknik pengambilan total sampling pada pasien yang dirawat pada 1 Oktober sampai 31 Desember 2020. Hasil: Penelitian ini mendapatkan dari total 144 pasien, 34% pasien COVID-19 dengan komorbid merupakan kelompok usia 50-59 tahun, 50,7% berjenis kelamin laki-laki, 59,7% memiliki riwayat pendidikan tingkat menengah dan 53,5% berstatus IMT obesitas. Komorbid terbanyak yang ditemukan adalah 29,2% hipertensi dengan 73,6% pasien memiliki lebih dari satu komorbid, sebanyak 77,1% merupakan COVID-19 derajat sedang dengan 71,5% memiliki lama rawatan 14 hari atau kurang, serta 62,5% memiliki luaran COVID-19 sembuh. Kesimpulan: Penelitian ini menemukan sebagian besar pasien COVID-19 dengan komorbid yang dirawat merupakan kelompok usia tua, dengan komorbid terbanyak hipertensi, sebagian besar memiliki lebih dari satu komorbid, mengalami derajat sakit sedang dengan lama rawatan 14 hari atau kurang, dan luaran sembuh.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.