Inventory of Plant Pest and Disease of Superior Nusantara Teak in Experimental Garden Cogrek, Bogor Research on inventory and identification of pests and diseases of plants (PDP) which attacked Superior Teak Plant Nusantara (JUN), aimed to be able to control more effectively and efficiently. The experiment was conducted from November to January 2012, at the Experimental garden Cogrek, University of Nusa Bangsa. Inventory PDP was done with looking around the teak tree stands. The parameters investigated were the symptoms of an attack, the damage caused by PDP and other pests that were in the enveroment of teak stands. Sampling was done by taking the part of plant pests and plant diseases of teak. Identification was done directly or indirectly. Direct identification was through direct observation in the field by observing the symptoms of an attack and assess the extent of damage and the pathogen bioecology information. While indirect way was done with sampling of pathogen of infected plants. then taken to the laboratory to be identified. The results of this study concluded that : the type of pests that were found were various types of grasshoppers (Order Orthoptera), teak leaf caterpillar (Hiblaea puera), tree termites, termite rods, subterranean termites, mealybug (Pseudococcus) and beetle pests, powder wet (Xyleborus destruens). Type of disease found Wet leaf blight (Blight), stem rot and open wounds caused by a fungus (Phytophteras, sp). While the percentage of crop damage index of teak was lower than the results of previous studies on plant of age 3 years old.Keywords : Teak Superior archipelago, Inventory, Pests, Diseases. ABSTRAK Penelitian mengenai inventarisasi dan identifikasi hama dan penyakit tanaman (HPT) yang menyerang tanaman Jati Unggul Nusantara (JUN), bertujuan untuk dapat melakukan pengendalian yang lebih efektif dan efisien. Penelitian dilaksanakan pada bulan Nopember sampai Januari 2012, di Kebun Percobaan Cogrek Universitas Nusa Bangsa. Inventarisasi HPT dilakukan dengan mengadakan pengamatan HPT disekitar tegakan pohon Jati (JUN). Parameter yang diamati berupa gejala serangan dan kerusakan yang disebabkan oleh HPT serta jenis hama lainnya yang berada pada lingkungan sekitar tegakan jati. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil bagian tanaman yang terserang hama dan penyakit tanaman Jati (JUN). Identifikasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Identifikasi secara langsung melalui pengamatan langsung di lapangan dengan mengamati gejala serangan dan menilai tingkat kerusakan serta informasi bioekologi patogen tersebut. Sedangkan cara tidak langsung dilakukan dengan pengambilan contoh/sampel spesimen patogen dan tanaman terserang. Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : jenis hama yang ditemukan adalah berbagai jenis belalang (Ordo Orthoptera), ulat daun jati (Hiblaea puera), rayap pohon, rayap batang, rayap tanah, kutu putih (Pseudococcus), dan Hama Kumbang, Bubuk Basah (Xyleborus destruens). Jenis penyakit yang ditemukan adalah Hawar Daun (Blight), busuk batang dan luka terbuka yang disebabkan oleh jamur (Phytophteras, sp). Sedangkan persentase indeks kerusakan tanaman jati lebih rendah dibandingkan hasil penelitian sebelumnya yaitu pada umur tanaman 3 tahun.Kata Kunci : Jati Unggul Nusantara, Inventarisasi, Hama, Penyakit.
Ambon Forest nutmeg (Myristica fatua Houtt) is one of the endemic plants in Indonesia. The morphological characteristic of Ambon Forest nutmeg is slightly different from that of Banda nutmeg (Myristica fragrans Houtt) i.e., it is not used as spices, but its oil is used as a lamp oil. This study aimed to determine the chemical components and essential oils of Ambon Forest nutmeg derived from its seeds, mace, and flesh compared to Banda nutmeg. Extractions of essential oils were performed using a steam hydro-distillation. Analysis of chemical compositions and contents of essential oil was carried out using a Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GCMS) instrument and SNI 06-2388-2006 method. The essential oil contents in Ambon Forest nutmeg were relatively low, i.e., 0.63% in the seeds, 0.30% in the mace, and 0.04% in the flesh compared to Banda nutmeg i.e., 1% in the seeds, 40% in the mace, and 3.5% in the fruit flesh. The chemical compositions of essential oils showed that M. fatua Houtt contained 12 compounds in the seeds, 24 compounds in the mace, and 17 compounds in the fruit flesh, while for Banda Nutmeg, the contents of essential oils were found 18 compounds in the seeds, 10 compounds in the mace, and 15 compounds in the fruit flesh. M. fatua Houtt contained the highest Copaene, i.e., 28.41% in the seeds, 10.42% in the mace, and 23.33% in the fruit flesh. Myristicin, as the main marker compound of nutmeg oil, was also found in Ambon Forest nutmeg i.e., 1.3% in the seeds, 1.16% in the mace, and 5.19% in the fruit flesh. However, these results showed lower contents when compared to Banda nutmeg with Myristicin contents of 8.72% in the seeds, 10.14% in the mace, and 10.46% in the fruit flesh. ABSTRAK Pala Hutan Ambon (Myristica fatua Houtt) merupakan salah satu spesies pala endemik di Indonesia. Secara morfologi, pala ini sedikit berbeda dari pala Banda (Myristica fragrans Houtt), yaitu tidak digunakan sebagai rempah, namun minyaknya digunakan untuk minyak lampu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia dan minyak atsiri pala Hutan Ambon yang berasal dari biji, fuli, dan daging buah serta dibandingkan dengan pala Banda. Ekstraksi minyak atsiri dilakukan dengan cara destilasi uap air. Analisis komposisi kimia minyak atsirinya dilakukan menggunakan instrumen Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GCMS). Metode analisis komposisi kimia minyak atsiri dilakukan berdasarkan SNI 06-2388-2006. Hasil analisis kadar minyak atsiri biji pala Hutan Ambon adalah sebesar 0,63%, fuli sebesar 0,30%, dan daging buah sebesar 0,04%, yang lebih rendah dibandingkan dengan pala Banda, yaitu pada biji sebesar 1%, fuli sebesar 40%, dan daging buah sebesar 3.,%. Komposisi kimia minyak atsiri pala Hutan Ambon teridentifikasi sebanyak 12 senyawa dari minyak biji pala, 24 senyawa dari fuli, dan 17 senyawa dari daging buah, sementara pala Banda mengandung sebanyak 18 senyawa di biji, 10 senyawa di fuli, dan 17 senyawa di daging buah. Pala Hutan Ambon menghasilkan senyawa Copaene yang kandungannya paling tinggi dibandingkan dengan...
Nutmeg mace is a mesh-shaped seed coat that is bright red when the fruit is ripe and yellowish-white when immature, which generally contains secondary metabolites such as flavonoids and phenolics. This study aimed to examine the content of flavonoids and phenolics, the antioxidant activity of ethanol extract of the nutmeg (Myristica fragrans Houtt) mace based on three regions in West Java i.e. Sukabumi, Cianjur, and Bogor District with age differences. Total phenolic content was measured spectrophotometrically using the Folin Ciocalteau reagent. The total flavonoid content was quantitatively measured using the AlCl3 colorimetric method. Antioxidant activity was tested by measuring the IC50 using the 2,2-diphenyl-1-picryl hydrazyl (DPPH) method. The highest phenolic content was found in young nutmeg from Sukabumi Regency (76.40 mgTAE/g). The highest flavonoid content was found in old age mace nutmeg from Bogor Regency (20.33 mgQE/g). Nutmeg mace has the potential as a natural antioxidant because it can reduce free radicals in DPPH with the lowest IC50 of 153.5 mg/L in old mace from Cianjur District.Keywords: Myristica fragrans Houtt; Mace; Phenolic; Flavonoid; Antioxidant ActivityABSTRAKKandungan Metabolit Sekunder Dan Potensi Antioksidan Fuli Buah Pala (Myristica Fragrans Houtt) Dari Jawa BaratFuli pala adalah selubung biji berbentuk jala berwarna merah terang ketika buah sudah matang dan berwarna putih kekuningan ketika belum matang, yang umumnya mengandung senyawa metabolit sekunder diantaranya flavonoid dan fenolik. Tujuan penelitian ini untuk menguji kandungan senyawa flavonoid, fenolik dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol fuli pala (Myristica fragrans Houtt) berdasarkan tiga wilayah yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor dengan perbedaan usia. Kadar total fenolik diukur spektrofotometri menggunakan reagen Folin Ciocalteau, Kadar total flavonoid secara kuantitatif dengan metode kolorimetri AlCl3. Aktivitas antioksidan diuji dengan mengukur nilai IC50 dengan metode 2,2- difenil-1-pikril hidrazil (DPPH). Kadar fenolik tertinggi didapatkan pada pala usia muda dari Kabupaten Sukabumi dengan kadar sebesar 76,40 mgTAE/g. Kadar flavonoid tertinggi didapat pada fuli pala usia tua di Kabupaten Bogor dengan kadar sebesar 20,33 mgQE/g. Fuli buah pala berpotensi sebagai antioksidan alami karena mampu meredam radikal bebas pada DPPH dengan IC50 terendah sebesar 153,5 mg/L yang diperoleh dari fuli usia tua dari Kabupaten Cianjur.Kata kunci: Myristica fragrans Houtt; Fuli; Fenolik; Flavonoid; Aktivitas Antioksidan
The problem of household waste in the city of Bogor is included in the Cibadak Village, is still the main problem because the volume continues to increase along with the population are increased. Improper handling of waste will cause environmental pollution and have an impact on people’s health. Therefore, it needs to manage waste at the household and community levels through empowering waste management groups at the RW level. The results of community service activities in the Cibadak village already have TPS3R RW 04 and TPS Kukupu RW 08. The manager of TPS3R and TPS Kukuku RW 08 has carried out household waste collection activities as well as sorting organic and non-organic waste. Organic waste has not been processed into compost and non-organic waste has not been used as raw material for handicrafts, but is directly sold to collectors. The household compost produced has the potential to be used as commercial compost because it has compost specifications (based on SNI 19-7030-2004), some of them are black in color and have a total N nutrient content of 0.45%, higher than the minimum limit. Community empowerment can improve the skills of waste managers. Community empowerment in household waste management also has a positive impact because it can improve cleanliness and reduce the level of environmental pollution. In community empowerment activities in household waste management, the partner role is needed for increase the role of TPS3R and TPS managers through community empowerment independently.AbstrakPermasalahan sampah rumah tangga yang ada di Kota Bogor termasuk di Kelurahan Cibadak, masih menjadi masalah utama karena volumenya terus bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Penanganan sampah yang kurang baik akan meningkatkan pencemaran lingkungan dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perlu dilakukan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dan masyarakat melalui pemberdayaan kelompok-kelompok pengelola sampah di tingkat RW. Hasil kegiatan pengabdian di kelurahan Cibadak sudah ada pada TPS3R RW 04 dan TPS Kukupu RW 08. Pengelola TPS3R dan TPS Kukupu RW 08 sudah melakukan kegiatan pengumpulan sampah rumah tangga serta melakukan pemilahan sampah organik dan non organik. Sampah organik belum diolah menjadi kompos dan sampah non organik belum dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan, tetapi langsung dijual ke pengepul. Kompos sampah rumah tangga yang dihasilkan berpotensi untuk dijadikan kompos komersial karena memiliki spesifikasi kompos (berdasarkan SNI 19-7030-2004) diantaranya warna kehitaman dan memiliki kandungan hara N total 0,45%, lebih tinggi dari batas minimumnya. Pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan keterampilan mengelola sampah. Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga juga berdampak positif karena dapat meningkatkan kebersihan dan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan. Pada kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga, peran mitra sangat diperlukan untuk meningkatkan peran pengelola TPS3R dan TPS melalui pemberdayaan masyarakat secara swadaya.
Sumber pupuk organik cair dapat diperoleh dari limbah bahan pangan dan tanaman diantaranya cangkang telur dan kulit bawang merah. Cangkang telur yang mengandung kalsium dan kulit bawang merah yang mengandung flavonoid sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair berbahan cangkang telur dan kulit bawang merah yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Juni-Agustus 2022 di Green house Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah pupuk organik cair dari cangkang telur dan kulit bawang merah yaitu P0 (kontrol), P1 (75 ml/liter air), P2 (100 ml/liter air), P3 (125 ml/liter air) dan P4 (150 ml/liter air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, jumlah bunga dan jumlah buah. Perlakuan P4 berpengaruh sangat nyata dan paling baik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, warna daun, jumlah bunga dan jumlah buah pada umur 14 HST sampai 44 HST. Kata kunci : cangkang telur, kulit bawang merah, pupuk organik cair, tomat
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.