Kehadiran BIPA-UMI merupakan program yang mendukung world class university. BIPA-UMI lahir sebagai penghubung antar Negara dengan mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing.Tidak dapat dipungkiri sekarang bahwa bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diminati banyak negara. Indonesia termasuk Negara yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, pengusaha, budayawan dan para wisatawan. Peningkatan hubungan Indonesia dengan beberapa negara mempengaruhi manyarakat dunia tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia.Kami bersyukur atas perkembangan BIPA-UMI yang begitu pesat dengan masa pendirian yang baru dan telah mampu bekerja sama dengan luar negeri. Hal ini dibuktikan dengan program yang telah mengirim mahasiswa untuk Thailand Selatan.Buku ini kami apresiasi sebagai bentuk kerja kreatif tim BIPA-UMI untuk mendukung proses pembelajaran.
Abstract-The purpose of this research is to know the characteristic of the ideology of Buginese in Indonesia.Ideology is a form of purpose or vision to accomplish something. Ideology can be a formula or a mutually agreed draft either oral or writing. It becomes a principle that will be guidelines for the benefit of certain Community. Ideology can be a driving factor and principles of life for a person, group, organization and society of the country. The data of this research were in the form of sentences sourced from script of lontarak and surekugik. In the local wisdom, ideology that became characteristic of the idea and thought of the Buginese people is found. It was concluded in Sirik napesse. The ideology is elaborated in four rounds of sirik. The first is 'adanagauk' (speech and actions). The second is 'sipakatau' (humanity). The third is 'asseddingeng' (Unity). The fourth is teppe'(belief).
Purpose This study aims to investigate how social capital (e.g. cognitive and relational) influences students’ trust (e.g. cognitive and affective) as mediator variables, affecting students’ information sharing activity on Facebook. Design/methodology/approach The sample consists of 398 valid participants obtained through an online survey and using structural equation modeling (SEM) to test the research hypotheses. Findings The empirical results indicate that social capital has significant and positive effects on students’ trust (e.g. cognitive and affective-based trust), also mediator variables. Furthermore, the mediator variables partially mediate social capital and information sharing based on the concept of cognition-affection-behavior (CAB). Research limitations/implications This study was limited to Indonesian students. Therefore, future study is needed to analyze across cultures and regions. It can help practitioners, regulators and researchers to observe the dynamic behavior on the impact of social capital on social media users’ activities. Practical implications Education stakeholders (e.g. lecturers and teachers) can identify the students’ goal and rational concerns to improve their social capital and trust to share information. The government as a regulator needs to support students’ activities on social media to provide updated information regarding economic and social conditions during and after the COVID-19 pandemic. Originality/value This study contributes to the literature on virtual communities. Specifically, it considers how social capital influences trust, which subsequently affects information sharing based on the CAB context among Indonesian student’ Facebook users.
Tulisan ini memaparkan tentang model Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dengan tingkat kesulitan yang dihadapi untuk mentransper bahasa pada pembelajar. Salah satu cara pengajaran yang dapat digunakan adalah melalui pengenalan budaya lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori pemerolehan bahasa kedua dengan model lahiriah hipotesis Krashen, (1997). Beberapa masalah yang dihadapi oleh para pengajar BIPA-1, salah satunya adalah menghadapi mahasiswa BIPA yang belum ada pemahaman kosa kata. Hal tersebut nenjadi tantangan bagi pengajar BIPA-1 untuk memperkenalkan budaya lokal. Hal ini menjadi menarik karena pada umumnya pembelajar BIPA tertarik untuk mengenal budaya lokal Indonesia. Selain itu merupakan kewajiban bagi pengajar BIPA untuk mempromosikan budaya dan pariwisata lokal. Pengajar BIPA dianjurkan memperkenalkan budaya lokal pada penutur asing dengan model terintegrasi dalam bahan ajar sebagai sumbangsih pengajar terhadap kemajuan budaya dan pariwisata Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran BIPA yang terintegrasi ke dalam budaya lokal menunjukkan adanya motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mempelajari Bahasa Indonesia dan budaya lokal dengan tingkat kecemasan yang cenderung lebih rendah. Tulisan ini memaparkan tentang model Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dengan tingkat kesulitan yang dihadapi untuk mentransper bahasa pada pembelajar. Salah satu cara pengajaran yang dapat digunakan adalah melalui pengenalan budaya lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori pemerolehan bahasa kedua dengan model lahiriah hipotesis Krashen, (1997). Beberapa masalah yang dihadapi oleh para pengajar BIPA-1, salah satunya adalah menghadapi mahasiswa BIPA yang belum ada pemahaman kosa kata. Hal tersebut nenjadi tantangan bagi pengajar BIPA-1 untuk memperkenalkan budaya lokal. Hal ini menjadi menarik karena pada umumnya pembelajar BIPA tertarik untuk mengenal budaya lokal Indonesia. Selain itu merupakan kewajiban bagi pengajar BIPA untuk mempromosikan budaya dan pariwisata lokal. Pengajar BIPA dianjurkan memperkenalkan budaya lokal pada penutur asing dengan model terintegrasi dalam bahan ajar sebagai sumbangsih pengajar terhadap kemajuan budaya dan pariwisata Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran BIPA yang terintegrasi ke dalam budaya lokal menunjukkan adanya motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mempelajari Bahasa Indonesia dan budaya lokal dengan tingkat kecemasan yang cenderung lebih rendah.
Creating a poem must understand a language style that is attractive to the reader. This study aims to describe the types of repetitive language styles used in poetry. The method used is a content analysis method with a structural approach. The data in this study are in the form of words, phrases, and sentences contained in the poem 'Merindukanmu'. The research result shows a picture of refraction in the creation of the poem 'Merindukanmu'.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.