Aliran Sungai Roomo telah tercemar oleh bahan-bahan organik terutama dari limbah domestik dan industri.Cemaran logam berat juga dipastikan ada dalam sungai tersebut.Logam berat ini masuk ke dalam sedimen dan biota yang hidup di lingkungan tersebut dan dapat terakumulasi pada seluruh bagian tubuhnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat pencemaran logam Pb, Cd, dan Cu dalam air dan sedimen Sungai Roomo Gresik serta menganalisis biovailabilitas logam berat tersebut.Metode ekstraksi bertahap dan digesti basah digunakan untuk melakukan spesiasi dan ekstraksi logam dari sedimen serta konsentrasi logamnya diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS). Kandungan logam Pb, Cd, dan Cu dalam aliran sungai Roomo Gresik telah melebihi batas yang diperbolehkan, yaitu berturut-turut 1,6038-7,8365 mg/L; 0,0251–0,0798 mg/L; dan 0,1709–0,2249 mg/L dalam air dan 213,7750–539,0763 mg/kg; 3,3467–39,7071 mg/kg; dan 36,9168-190,7079 mg/kg dalam sedimen. Pola spesiasi logam berat tersebut sebagai F1 atau fraksi EFLE (easily, freely, leachable, exchangeable), F2 (reducible), F3 (oxidisable), dan F4 (resistant) adalah sebagai berikut: F4 > F2 > F1 > F3 untuk Pb dan Cd, sedangkan Cu dengan pola F3 > F4 > F2 > F1. Logam Pb, Cd, dan Cu yang bioavailable berturut-turut 2,78-7,11%, 1,98-20,44%, dan 2,48-13,66%, sementara yang berpotensi bioavailable berturut-turut 10,05-16,81%; 9,41-54,44%; dan 15,18-94,19%. Logam Pb, Cd, dan Cu yang non bioavailable berturut-turut 79,53-84,22%, 25,11-86,04%, dan 1,84-80,67%. Dengan demikian, Sungai Roomo Gresik telah tergolong sebagai sungai yang tercemar. Kata kunci: biavailabilitas, logam berat, sedimen, spesiasi, sungai The Roomo River Stream has been polluted by organic materials which were mainly from domestic and industrial waste. Heavy metals were also ensured contaminated the river. These heavy metals enter sediments and can accumulate in the biota living in the river. This study was aimed to determine the level of pollution of Pb, Cd, and Cu metals in the water and sediments of the Roomo Gresik River and to analyze the biovability of these heavy metals. The sequential extraction and wet digestion method were used to perform a speciation and extraction of the metals from sediments. The concentration of the metals was measured by the use of Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The contents of Pb, Cd, and Cu metals in the river were exceeded the allowed limit, which were 1.6038-7.8365 mg/L; 0.0251-0.0798 mg/L; and 0.1709-0.2249 mg/L, respectively in water and 213.7750-539763 mg/kg; 3.3467–39.7071 mg/kg; and 36.9168-190.7079 mg/kg, respectively in sediments. The pattern of heavy metal speciations as F1 or EFLE fraction (easily, freely, leachable, exchangeable), F2 (reducible), F3 (oxidizable), and F4 (resistant) were as follows: F4>F2>F1>F3 for Pb and Cd, whereas Cu with the pattern of F3>F4>F2>F1. The percentages of bioavailability of Pb, Cd, and Cu metals including readily biavailable were 2.78-7.11%, 1.98-20.44%, and 2.48-13.66%, potentially bioavailable were 10.05-16.81%, 9.41-54.44%, and 15.18-94.19%. Non-bioavailable were 79.53-84.22%, 25.11-86.04% and 1.84-80.67%, respectively. Therefore, the Roomo Gresik River has been classified as a polluted river. Keywords: bioavailability, heavy metals, river, sediment, speciation
ABSTRAKPenggunaan minyak goreng secara berulang-ulang atau pemanasan minyak yang lama dapat mengubah sifat fisiko-kimia dari minyak baik minyak kemasan ataupun minyak curah. Perubahan ini menjadi ciri awal adanya kerusakan dari minyak goreng tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perubahan kualitas minyak goreng akibat proses pemanasan, yang mengacu pada SNI -2002. Syarat mutu dilihat dari bilangan peroksida(BP), bilangan Iod(BI), bilangan asam (BA) dan persentase asam lemak bebas (% FFA). Hasil penelitian menunjukkan, hingga pemansan 40 menit harganya berturut-turut untuk minyak kemasan BP = 6,225 meqO2/100g; BI = 32,464 g Iod/100g ; BA = 0,748 mgKOH/g; % FFA = 0,356 %; sedangkan untuk minyak curah adalah BP = 6,874 meq/100g ; BI = 25,37 g.Iod/100g; BA = 1,096 mgKOH/g ; % FFA = 0,513. Warna minyak berubah kuning kecoklatan menjadi coklat kehitaman.Kata kunci: bilangan asam, bilangan Iod, bilangan peroksid, % FFA, minyak goreng ABSTRACTThe use of frying oil repeatedly or heating the oil for a long time at high temperatures can change the physico-chemical properties of either branded or bulk oils. The changes are an early indicator of damage of the oils. This research aimed to determine the changes of frying oils quality as a consequence of heating process, which refers to SNI-2002. The quality requirements was investigated in terms of peroxide number, iodine number, acid number and free fatty acids percentage. When the branded oils were heated up to 40 minutes, it was found as follows: the BP number was of 6.225 meq/100g, BI number was of 32.464 g Iod/100g, BA was of 0.748 mg KOH/g, %FFA was of 0.356; while for the bulk oil, the results found were as follows: BP number was of 6.874 meq/100g, BI number was of 25.37 g Iod/100g, BA number was of 1.096 mg KOH/g and % FFA was of 0.513. The colour of the frying oils was observed to change from brownish yellow to brownish black. Evidently, both type of cooking oils tend to damage when they are heated at high temperatures.
Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan zat terlarut yang dapat mencemari perairan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara adsorpsi. Dalam penelitian ini zeolit alam teraktivasi digunakan sebagai adsorben untuk menurunkan BOD (Biochemical Oxigen Demand) dan COD (Chemical Oxigen Demand) dalam limbah cair industri tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui massa optimum, suhu optimum zeolit dalam limbah dan persentase maksimum pada penurunan BOD dan COD limbah cair industri tahu. Sebelum digunakan, zeolit alam diaktifkan menggunakan HCl 6 N dan NH4NO3 N, hasilnya kemudian dikalsinasi pada suhu 300 0C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan BOD pada beberapa variasi massa, 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 g berturut-turut 64,28; 71,42; 85,7; dan 78,5%, sementara penurunan COD adalah 18,5; 23,8; 35,7; dan 32,7%. Penurunan BOD pada variasi suhu 50, 40 dan 30oC. berturut-turut adalah 35,7; 42,8; dan 85,7% sementara penurunan COD berturut-turut adalah 7,9; 12,5; dan 35,7%. Penurunan BOD dan COD limbah yang diinteraksikan dengan zeolit tanpa aktivasi pada massa 1,5 g dan suhu 30 0C masing-masing sebesar 57,1% dan 3,3%.
Telah dilakukan analisis kandungan formalin pada ikan bandeng di pasar tradisional dan modern di Denpasar. Ikan bandeng (Chanos chanos) diambil pada 4 lokasi yang berbeda dengan 2 lokasi di pasar tradisional dan 2 lokasi di pasar modern. Kandungan formalin dalam sampel dianalisis dengan alat spektrofotometri UV-Vis. Hasil analisis menunjukkan adanya kandungan formalin pada ikan bandeng. Konsentrasi formalin pada ikan bandeng sampel A dan B berturut-turut sebesar 15,16 ppm dan 13,44 ppm sedangkan pada sampel C dan D berturut-turut sebesar 21,85 ppm dan 15,71 ppm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.