Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang umum terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada wanita umur 13-18 tahun adalah 23% sedangkankan pada pria usia 13-18 yaitu 17 %. Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah akan menyebabkan tubuh cepat lelah, lemah, lesu dan letih yang dapat mengakibatkan dapat terjadinya penurunan prestasi belajar dan produktivitas kerja remaja. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan remaja tentang anemia dan resiko terhadap kesehatan reproduksi melalui pemberian pendidikan kesehatan dan pemeriksaan kadar hemoglobin. Sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Siswi SMA N 1 Kendal sejumlah 100 orang. Kegiatan pengabdian masyarakat diawali dengan pemeriksaan kadar Hb, dilanjutkan dengan pemberian pendidikan kesehatan tentang anemia dan pengaruhnya dalam kesehatan reproduksi. Evaluasi dilakukan dalam bentuk pemeriksaan kadar Hb kedua, dengan jarak 4 minggu. Selain itu, disediakan booklet untuk memberikan keluasan pengetahuan bagi siswi. Evaluasi akhir dilaksanakan pemeriksaan Hb ulang. Hasil Pemeriksaan awal kadar Hb didapatkan 85 siswi tidak mengalami anemia (85%) dan 15 siswi mengalami anemia (15%). Pemeriksaan kadar Hb kedua menunjukkan hasil 94 siswi tidak mengalami anemia (94%) dan 6 siswi masih mengalami anemia (6%). Simpulannya bahwa pemberian informasi sangat diperlukan agar siswa mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan mengandung zat besi agar angka kejadian anemia pada remaja berkurang.
An important period in growth and development is the toddler period, so that the slightest abnormality or deviation if it is not detected and not handled properly, will reduce the quality of human resources in the future. (Ministry of Health RI, 2016). A preliminary study conducted in Bandengan village in early 2019 on 5 children under five with malnutrition status, 3 children (60%) experienced delays in fine motor aspects, 2 children (40%) experienced delays in gross motor aspects. The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status and gross and fine motoric development. Quantitative research method with cross sectional approach. The population of all children aged 3-5 years in Bandengan village, Kendal Regency who meets the inclusion and exclusion criteria is 144 people as a sample. Univariate data analysis with frequency distribution and bivariat analysis with Chi Square test with α 0,05. The results showed that there was a significant relationship between nutritional status and gross motor skills of children aged 3-5 years where the p value was 0.001 α 0,05, and there was a significant relationship between nutritional status and fine motor skills of children aged 3-5 years with p value 0.001 α 0,05
Indonesia merupakan salah satu negara dengan double burden atau masalah gizi ganda, yang ditandai dengan tingginya prevalensi stunting dan kasus anemia pada ibu hamil. Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia sebesar 30,8%, dan termasuk pada kategori masalah stunting yang tinggi. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak-anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat kekurangan gizi. Kader Pembangunan Manusia (KPM) adalah kader terpilih yang mempunyai kepedulian dalam pembangunan manusia di desa, terutama monitoring dan fasilitasi konvergensi penanganan stunting dengan salah satu tugas yaitu memfasilitasi pengukuran Panjang/tinggi badan balita sebagai deteksi stunting. Aplikasi e_HDW ditujukan untuk membantu KPM dalam melakukan pengkajian data sebagai upaya deteksi dini risiko stunting di desa sehingga dapat segera dilakukan identifikasi dan tindakan pencegahan terhadap dampak stunting baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan pengabdian masyarakat ini agar KPM mampu menggunakan aplikasi eHDW untuk deteksi dini stunting di desa. Metode yang digunakan adalah memberikan pelatihan penggunaan aplikasi eHDW. Evaluasi kegiatan pelatihan ini adalah peserta latih mampu melakukan pengisian data stunting desa melalui aplikasi eHDW.
ABSTRAK Ada berbagai macam pilihan kontrasepsi, salah satu jenis alat kontrasepsi adalah Intra Urerin Device (IUD) yang merupakan salah satu metode kontrasepsi efektif. Banyak faktor yang mempengaruhi WUS (Wanita Usia Subur) dalam penggunaan kontrasepsi, faktor tersebut antara lain usia WUS, jumlah keluarga, status pekerjaan, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan alat kontrasepsi serta dukungan keluarga khususnya suami. Dukungan suami adalah bentuk nyata keikutsertaan suami kepada istrinya dalam mempengaruhi bahtera rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan suami dari akseptor dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD di desa Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua akseptor KB di Desa Ringinarum Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal kurang lebih 261 akseptor. Jumlah sampel 66 responden dengan teknik sampling secara Acak Sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar suami mendukung dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD sebanyak 52 responden (78,8%). Diharapkan dengan adanya dukungan dari suami, Wanita Pasangan Usia Subur dapat memilih dan menggunakan alat kontrasepsi IUD. Hasil penelitian disarankan dapat digunakan sebagai masukan pada Instansi BPPKB dan Dinkes untuk membuat program atau kebijakan yang lebih baik untuk meningkatkan program – program dalam pencapaian target IUD dan meningkatkan mutu pelayanan dalam program keluarga berencana, misalnya dengan cara mengadakan penyuluhan dan safari KB.
Teenagers often experience problems related to sexuality or reproductive health. A lot of information through the means of the print, electronic broadcast is vulgar and not educational, but more likely to influence and encourage irresponsible sexual behavior. The design of this study uses analytic surveys with cross sectional approaches. The population is class XI students, amounting to 225 students. The research sample of 70 respondents. The sampling technique uses simple random sampling. The type of analysis used is univariate, bivariate and Chi Square test. The research instrument used a questionnaire that was previously tested for validity and reliability. The results of this study showed that most students were exposed to pornography on the internet with a total of 48 students (68.6%). And positive teen dating attitudes 58 students (82.9%). From the results of this study, the p value was 0.013 0.05. This study concluded that there was a relationship between pornography exposure on the internet and the attitude of adolescent dating in class XI at SMK NU 02 Rowosari. It is expected that adolescents should increase knowledge about reproductive health and enhance positive activities. The teachers put more emphasis on moral education so that students avoid the negative effects of exposure to electronic or internet facilities that deviate and avoid the negative effects of bad dating behavior.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.