The origin of ammonium-nitrogen in Indonesian coastal groundwater has not been intensively examined, meanwhile the elevated concentration remains a concern. This research aims at tracing the potential sources of ammonium-nitrogen in the groundwater of Indramayu, Indonesia where groundwater is vital for livelihood. From results, a combined examination of nitrogen isotope, coliform bacteria, land-use, and geology confirmed the natural and anthropogenic origins of ammonium-nitrogen in the groundwater. In the brackish-water aquaculture region, groundwater has δ15NNH4 values from +1.8 to +4.8‰ signifying that ammonium-nitrogen is derived from mineralization of organic nitrogen to ammonium. Furthermore, ammonium has a significantly positive relationship with sodium indicating the exchangeable ammonium is mobilized to groundwater via cation exchange. Meanwhile ammonium-nitrogen from anthropogenic waste was detected in agricultural and residential region. The groundwater has more varied δ15NNH4 values, from −2.9 to +16.1‰, which implies attenuation of ammonium-nitrogen from several sources namely manure, mineral fertilizer, sewage, and pit latrines. Also, the presence of E. coli confirms the indication of human and animal waste contamination. However, since ammonium has no relationship with sodium, cation exchange is not feasible and ammonium-nitrogen flows into the groundwater from anthropogenic sources along with liquid wastes.
The September 30, 2009 Padang earthquake has resulted in damages to infrastructures and buildings and a death toll of 383 in Padang City. Numerous liquefaction and ground deformations caused by the earthquake were particularly evidence in the areas few kilometers from the coast. The paper presents results of the previous field geotechnical investigations of liquefaction potential and the recent liquefaction observations in Padang City. A microzonation map was created using the data from liquefaction potential analyses and liquefaction potential indexes. The predicted liquefaction susceptibility zones showed a good agreement with site observations. The assessment suggests that the liquefaction susceptibility decreases to the northeast away from the coastal line.
Pengetahuan mengenai kerentanan likuifaksi di suatu wilayah kota pesisir yang rawan gempabumi besar sangat diperlukan dalam perencanaan tataruang untuk mengurangi bencana seismik. Makalah ini menyajikan hasil evaluasi potensi likuifaksi di wilayah Kota Banda Aceh berdasarkan metode uji penetrasi konus untuk menghasilkan mikrozonasi kerentanan penurunan lapisan tanah akibat likuifaksi di wilayah ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa potensi likuifaksi terdapat pada lapisan tanah pasir dan campuran pasir dan lanau, yang dicirikan oleh nilai tahanan konus dan hambatan setempat masing-masing lebih kecil dari 15 MPa dan 150 kPa pada kedalaman dan ketebalan yang bervariasi. Berdasarkan hasil perhitungan penurunan tanah, wilayah Banda Aceh dapat dibagi menjadi lima zona kerentanan. Zona kerentanan tinggi terutama terdapat di Kecamatan Kuta Alam dan Syah Kuala, sedangkan zona kerentanan rendah terutama terdapat di wilayah Kecamatan Banda Raya. Dengan demikian, investigasi geoteknik detil sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan pada bangunan dan infrastruktur akibat likuifaksi di wilayah Kota Banda Aceh.
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI ABSTRAK Prediksi bahaya gerakan tanah secara spasial dan temporal diperlukan untuk mitigasi bencana gerakan tanah. Makalah ini bertujuan untuk menyajikan hasil pemodelan tingkat kerentanan gerakan tanah dengan mempertimbangkan karakteristik lereng dan kekuatan tanah secara spasial dan curah hujan harian secara temporal di wilayah Kabupaten Sukabumi. Pemodelan menggunakan perangkat lunak TRIGRS untuk menghitung faktor keamanan lereng berbasis grid dengan ukuran 100 m x 100 m akibat infiltrasi air hujan. Hasil pemodelan menunjukkan tingkat kerentanan gerakan tanah spasial di Kabupaten Sukabumi dipengaruhi oleh topografi dan karakteristik keteknikan tanah. Sementara itu, curah hujan kumulatif menjadi faktor pengontrol penyebab perubahan tingkat kerentanan gerakan tanah temporal. Berdasarkan nilai faktor keamanan lereng, daerah dengan kerentanan gerakan tanah
Sumedang bagian selatan sering mengalami bencana gerakan tanah yang dapat menimbulkan berbagai kerugian fisik dan ekonomi. Pengetahuan mendetail mengenai tingkat kerentanan gerakan tanah diperlukan untuk mendukung upaya mitigasi gerakan tanah di daerah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi tingkat kerentanan gerakan tanah daerah Sumedang Selatan dengan mengggunakan metode Storie. Parameter karakteristik fisik wilayah berupa tataguna lahan, kelerengan, geologi dan curah hujan digunakan sebagai masukan perhitungan Indeks Storie. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah Sumedang Selatan memiliki lima tingkat kerentanan gerakan tanah, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Sebagian besar lokasi longsor berada pada daerah dengan tingkat kerentanan gerakan tanah sedang hingga sangat tinggi seperti di Kecamatan Sumedang Selatan, Rancakalong, Situraja, dan Darmaraja. Analisis hasil klasifikasi menunjukkan bahwa tingkat kerentanan dipengaruhi oleh tataguna lahan, kemiringan, jenis tanah penyusunan, dan curah hujan sebagai faktor pemicu. Gerakan tanah terjadi pada daerah dengan tataguna lahan dengan vegetasi sedikit, lereng agak curam hingga curam, dan pada litologi batuan penyusun berupa produk gunungapi muda dengan curah hujan sedang/lembab.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.