ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin , kerja insulin atau kedua-duanya. Semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan pada dekade terakhir di bidang DM maka edukasi dianggap sebagai cara yang terpenting dalam perawatan pasien DM. Edukasi merupakan salah satu pilar pengelolaan DM yang bertujuan memberikan pengetahuan mengenai penyakit, pencegahan, penyulit dan penatalaksanaan diabetes kepada pasien dan keluarga. Farmasis merupakan salah satu tenaga kesehatan yang turut memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan pasien terhadap pengobatan salah satunya melalui pemberian edukasi. Penelitian ini menggunakan One – Group Pre test-Post test Design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas edukasi dari perbedaan nilai pengetahuan dan glikemik kontrol sebelum dan sesudah pemberian edukasi pada pasien rawat jalan RS Anwar Medika dari Januari-Maret 2018 dengan sampel 117 pasien Pengukuran peningkatan skor pengetahuan diukur dengan kuesioner pengetahuan, glikemik kontrol diukur dengan penurunan nilai GDA. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon signed rank menunjukkan terdapat perbedaan nilai pengetahuan dan glikemik kontrol dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,005) sehingga dalam hal ini edukasi dapat berperan penting dalam peningktan pengetahuan dan glikemik kontrol Kata kunci: Diabetes Mellitus, Edukasi, Pengetahuan, Glikemik kontrol, Pasien Rawat Jalan ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characteristics of hyperglycemia that occur due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. The more dvanced technology and science in the last decade in the field of DM, education is considered as the most important way in the care of DM patients. Education is one of the pillars of DM management which aims to provide knowledge about disease,prevention,complication and management of diabetes to patients and families. Pharmacist is one of the health workers who has responsibility in increasing the patient’s knowledge of treatment, one of which is through the provision of education. This research uses One – Group Pre Test Post Test Design. This study aims to determine the effectiveness of education from differences in the value of knowledge and glycemic control before and after giving education to outpatients in Anwar Medika Hospital from January to March 2018 with a sample of 117 patients. With a decrease in GDA value. Quantitative analysis carried out using the Wilcoxon signed rank test showed there were differences in the value of knowledge and glycemic control with a significance of 0.000 (p < 0.005) so that in this case education could play an important role in increasing knowledge and glycemic control. Keywords: Diabetes Mellitus, Education, Knowledge, Glycemic control, Outpatient
Kesadaran dan Pengetahuan tentang penyakit hipertensi masih sangat rendah, padahal angka kejadian hipertensi cukup tinggi. Kepatuhan dan ketidak patuhan dapat digunakan sebagai parameter tingkat pengetahuan pasien hipertensi. Kepatuhan minum obat sangatlah penting karena dengan patuh tekanan darah dapat dikontrol. Ketidak patuhan diakibatkan adanya ketidak pahaman dalam menjalankan terapi merupakan salah satu penyebab kegagalan terapi. Hal ini sering disebabkan kurangnya pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pasien hipertensi di Rumah Sakit Anwar Medika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 106 dengan menggunakan Teknik pengambilan sampel yaitu teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan februari sampai maret 2020 dengan menggunakan kuisioner. Penelitian ini mendapatkan hasil persentase tingkat pengetahuan yaitu pengetahuan rendah 24%, pengetahuan sedang 46% dan pengetahuan tinggi 30%. Hasil persentase tingkat kepatuhan yaitu kepatuhan rendah 8%, kepatuhan sedang 63%, dan kepatuhan tinggi 28%. Berdasarkan analisis Chi Square antara pendidikan dengan pengetahuan didapatkan p value = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan. Berdasarkan analisis Chi Square hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan didapatkan p value = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepatuhan. Berdasarkan analisis Korelasi Pearson Product Moment antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat didapatkan p value = 0,000 (<0,05) yang berarti terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pasien hipertensi di Rumah Sakit Anwar Medika.
Pemanfaatan porang lebih lanjut membutuhkan teknologi untuk menghilangkan senyawa kalsium oksalat sehingga pemanfaatan porang kedepannya dapat lebih maksimal. Masyarakat Desa Rejosari mengharapkan umbi porang dapat dikelola sendiri menjadi suatu produk makanan karena selama ini masyarakat rejosari hanya menjual porang dalam bentuk umbi mentah. Dengan adanya pelatihan pembuatan kripik dari umbi porang diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat Desa Rejosari. Kegiatan dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengolahan umbi porang agar tidak menghasilkan rasa gatal sampai menajdi bahan baku keripik (pengumpulan bahan, perendaman bahan, proses pengeringan dan pengukusan) dan tahap kedua, pengolahan umbi porang menjadi keripik. Dari kegiatan ini diperoleh hasil 85 persen masyarakat Desa Rejosari telah berhasil membuat keripik dari Umbi Porang dan tidak merasakan efek gatal. Kata kunci—Keripik, Porang, Pangan, Umbi.Abstract The use of porang further requires technology to remove iron oxalate so that future utilization of porang can be maximized. The people of Rejosari Village hope that porang tubers can be managed themselves into food products because so far the Rejosari community only sells porang in the form of raw tubers. With training on making chips from porang tubers, they are expected to be able to help the people of Rejosari Village. Activities carried out through two cups, namely processing porang tubers so as not to cause fear until they become raw material for chips (collecting materials, soaking, digging and steaming) and the second process, processing porang tubers into chips. From this activity, 85 percent of Rejosari Village residents have succeeded in making chips from the Porang Bulbs and did not experience any adverse effects.Keywords—Bulbs, Chips, Food, Porang
Infeksi cacing merupakan penyakit endemik kronik yang di akibatkan satu atau lebih cacing yang masuk kedalam tubuh manusia, dengan prevalensi tinggi terdapat pada anak-anak. Infeksi cacing yang menjadi masalah utama adalah kelompok Soil Transmitted Helminths (STH) diantaranya Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa SDN 1 Kedamean terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) dan untuk mengetahui adanya hubungan personal kebersihan dengan prevalensi kecacingan pada feses anak SDN 1 Kedamean. Penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling yaitu semua siswa kelas 3 SD sampai kelas 5 SD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Banyaknya sampel penelitian ini adalah 30 sampel yang diambil dari kelas 3, 4, dan 5 dan dianalisis menggunakan Statistika fisher exact. Pada penelitian ini diperoleh 5 siswa yang terinfeksi telur cacing Soil Transmitted Helminth (STH) yang ditemukan yaitu telur cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan Hookworm. Yang terinfeksi Soil Transmitted Helminth (STH) lebih banyak menginfeksi laki-laki (10%) sedangkan pada anak perempuan (6,7%). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara infeksi cacing dengan kebersihan personal siswa SDN 1 Kedamean.
ABSTRAK Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab langsung kepada pasien yang saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang mengacu kepada Pharmaceutical care. Salah satu pelayanan kefarmasian di apotek adalah pelayanan swamedikasi. Menurut Menteri Kesehatan No. 919 Menkes/Per/X/1993, swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam mengobati gejala atau penyakit yang dideritanya tanpa terlebih dahulu konsultasi kepada dokter. Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan berupa nasehat dan petunjuk kepada yang melakukan swamedikasi agar pasien dapat melakukan swamedikasi secara bertanggungjawab. Apoteker juga harus menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error). Oleh sebab itu apoteker dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan swamedikasi di beberapa apotek wilayah Sidoarjo yang sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014. Teknik penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode sampling yaitu purposive sampling, dengan kriteria apoteker yang bekerja di apotek wilayah Sidoarjo yang bersedia mengisi kuisioner. Dari kriteria tersebut didapatkan 34 sampel apotek yang tersebar di 10 kecamatan di wilayah Sidoarjo. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuisioner yang telah diuji menggunakan uji validitas rupa dan isi, serta uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 belum dilaksanakan secara menyeluruh di apotek-apotek wilayah Sidoarjo dengan rata-rata persentase pelaksanaan pelayanan sesuai Standar masih 75,83 %. Kata kunci: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Swamedikasi. ABSTRACT Pharmaceutical care is integral part of care health responsible directly to patients who currently have its orientation shifts from drug oriented to patient oriented refer to Pharmaceutical care. One of the pharmaceutical care at a pharmacy is a self-medication care. According to the Minister of Health No. 919 Minister of Health/Per/X/1993, self medication is one of the frequent efforts done by someone in treating the symptoms or illnesses they suffer without first consulting a doctor. Pharmacists have a role very important in providing assistance in the form of advice and guidance to who do swamedication so that patients can do swamedication to be responsible. Pharmacists must also be aware of the possibility of this happening medication error. Therefore the pharmacist in practice must be in accordance with standards. This research aimed at knowing the description of the implementation of self-medication care in several pharmacies Sidoarjo region in accordance with Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014. Research technique the method used is descriptive with a sampling method that is purposive sampling with criteria for pharmacists who work in the Sidoarjo region pharmacies willing to fill in the questionnaire. From these criteria, 34 pharmacy samples were obtained which is spread in 10 sub-districts in the Sidoarjo region. The instrument used for date collection is a questionnaire that has been tested using the test the validity of appearance and content, as well as the reliability test using the Cronbach’s Alpha method. Results research shows that Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014 has not been implemented as a whole in the pharmacies in the Sidoarjo region with an average percentage care delivery according to the Standards is still 75.83%. Keywords: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Self-medication care.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.