Sediaan Sirup merupakan sediaan cair yang berupa larutan yang ditandai dengan rasa manis dengan kandungan sakrosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66,0%. Pada penelitian formulasi ini digunakan bahan aktif Chlorpheniramin (CTM) yang merupakan zat yang berwarna putih, tidak berbau, rasa pahit yang mudah larut dalam air,etanol dan kloroform dan stabil pada ph 4-5. Bahan ini dapat digunakan dalam sediaan sirup, tablet kaplet, injeksi vial. Pada penelitian ini CTM digunakan dalam sediaan sirup 60 ml untuk usia 6-12 tahun, dan berkhasiat untuk meredakan gejala alergi. CTM ini akan diformulasikan menjadi bentuk sediaan sirup karena CTM mudah larut dalam air dan sirup sangat disukai untuk anak – anak karena dalam sediaan sirup terdapat sukrosa yang dapat digunakan untuk menutupi rasa pahit dari bahan obat tersebut selain itu sirup lebih mudah ditelan dibandingkan dengan bentuk sediaan padat seperti tablet atau kapsul, sehingga lebih cocok untuk pemberian pada bayi, anak-anak, dan usia lanjut yang susah menelan obat dalam bentuk kapsul atau tablet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sirup dari bahan aktif chlorpheniraminmaleat (CTM) dan untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan pada sediaan sirup chlorpheniraminmaleat. Penelitian ini dapat dimulai dengan memformulasikan bahan aktif chlorpheniraminmaleat (CTM) dengan bahan tambahan seperti pemanis, pengawet, buffer, antioksidan, perasa, pewarna, pelarut dan dapar kemudian menentukan kadar sesuai dengan literature kemudian akan di uji skala lab dan skala pilot, selanjutnya akan dilakukan peracikan bahan-bahan tersebut sesuai dengan perhitungan penimbangan yang dilakukan pada laboratorium sediaan liquida stikes rs.anwarmedika dan diakhiri dengan pengujian stabilitas fisik terhadap kualitas sirup CTM, yang meliputi uji organoleptis, pH, BJ, viskositas, kadar bahan aktif dan pengujian mikroba. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sirup berwarna kuning jernih beraroma jeruk dengan rasa jeruk stabil pada ph 4,5 dan terdapat perbedaan antara setelah pembuatan dengan pengujian 1 minggu setelah pembuatan. Pada pengujian setelah pembuatan viskositas sirup bermula 1,811 cps menjadi 1,89 cps, pada uji mikrobiologi bermula tidak ada jamur menjadi terdapat jamur, pada uji kejernihan bermula jernih menjadi keruh hal tersebut terjadi karena kurangnya zat pengawet yang digunakan pada sediaan sirup.
ABSTRAK Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab langsung kepada pasien yang saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented) ke pasien (patient oriented) yang mengacu kepada Pharmaceutical care. Salah satu pelayanan kefarmasian di apotek adalah pelayanan swamedikasi. Menurut Menteri Kesehatan No. 919 Menkes/Per/X/1993, swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam mengobati gejala atau penyakit yang dideritanya tanpa terlebih dahulu konsultasi kepada dokter. Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan berupa nasehat dan petunjuk kepada yang melakukan swamedikasi agar pasien dapat melakukan swamedikasi secara bertanggungjawab. Apoteker juga harus menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error). Oleh sebab itu apoteker dalam menjalankan praktek harus sesuai dengan standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan swamedikasi di beberapa apotek wilayah Sidoarjo yang sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014. Teknik penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode sampling yaitu purposive sampling, dengan kriteria apoteker yang bekerja di apotek wilayah Sidoarjo yang bersedia mengisi kuisioner. Dari kriteria tersebut didapatkan 34 sampel apotek yang tersebar di 10 kecamatan di wilayah Sidoarjo. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuisioner yang telah diuji menggunakan uji validitas rupa dan isi, serta uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 tahun 2014 belum dilaksanakan secara menyeluruh di apotek-apotek wilayah Sidoarjo dengan rata-rata persentase pelaksanaan pelayanan sesuai Standar masih 75,83 %. Kata kunci: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Swamedikasi. ABSTRACT Pharmaceutical care is integral part of care health responsible directly to patients who currently have its orientation shifts from drug oriented to patient oriented refer to Pharmaceutical care. One of the pharmaceutical care at a pharmacy is a self-medication care. According to the Minister of Health No. 919 Minister of Health/Per/X/1993, self medication is one of the frequent efforts done by someone in treating the symptoms or illnesses they suffer without first consulting a doctor. Pharmacists have a role very important in providing assistance in the form of advice and guidance to who do swamedication so that patients can do swamedication to be responsible. Pharmacists must also be aware of the possibility of this happening medication error. Therefore the pharmacist in practice must be in accordance with standards. This research aimed at knowing the description of the implementation of self-medication care in several pharmacies Sidoarjo region in accordance with Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014. Research technique the method used is descriptive with a sampling method that is purposive sampling with criteria for pharmacists who work in the Sidoarjo region pharmacies willing to fill in the questionnaire. From these criteria, 34 pharmacy samples were obtained which is spread in 10 sub-districts in the Sidoarjo region. The instrument used for date collection is a questionnaire that has been tested using the test the validity of appearance and content, as well as the reliability test using the Cronbach’s Alpha method. Results research shows that Pharmaceutical Care Standards in Pharmacy based on Minister of Health Regulation No. 35 of 2014 has not been implemented as a whole in the pharmacies in the Sidoarjo region with an average percentage care delivery according to the Standards is still 75.83%. Keywords: drug oriented, patient oriented, Pharmaceutical care, medication error, Self-medication care.
Daun pepaya memiliki kandungan beberapa senyawa alkaloid (karpain, pseudokarpain, dehydrokarpain I, dehydrokarpain II, dan emetin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiplatelet, antikoagulan, dan trombolitik alkaloid total daun pepaya secara in vitro. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan: kontrol negatif, kontrol positif, alkaloid total daun pepaya (konsentrasi 0.5, 1.0, dan 2.0 mg/mL) dengan parameter persentasi inhibisi agregasi, persentase inhibisi koagulasi dari nilai Clotting Time (CT), Prothrombine Time (PT), dan Activated Parsial Thromboplastine Time (APTT), dan daya fibrinolitik. Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persentase inhibisi agregasi alkaloid total dibanding kontrol negative, namun tidak berbeda dengan kontrol positif (clopidogrel). Pada uji antikoagulan, alkaloid total daun pepaya secara signifikan dapat memperpanjang CT, PT, dan APTT yang berbeda signifikan dengan kontrol negatif, namun tidak berbeda dengan kontrol positif (heparin). Hasil uji trombolitik menunjukkan bahwa alkaloid total daun pepaya dapat meningkatkan persentase trombolitik yang berbeda dengan kontrol negatif, namun tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif (nattokinase).
Sistem hemostasis yang tidak seimbang akan menyebabkan kelainan patologis. Kelainan patologis yang dapat terjadi yaitu perdarahan spontan karena darah tidak dapat membeku, atau terbentuknya trombus jika koagulasi berlebihan. Salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi kelainan tersebut adalah penggunaan obat antikoagulan. Alkaloid diketahui memiliki aktivitasabtikoagulan dengan menghambat jalur koagulasi secara ekstrinsik dan intrinsik melalui penghambatan produksi Fxa, trombin dan menghambat TNF-λ yang diinduksi oleh PAI-1. Daun alpukat memiliki sejumlah kandungan alkaloid yang belum banyak diketahui efek farmakologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan alkaloid total ekstrak Daun Alpukat (Persea americana Mill) sebagai antikoagulan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian experimental control study dengan menggunakan kontrol positif (darah + heparin) dan kontrol negatif (darah + etanol). Alkaloid yang telah dipisahkan dari ekstrak etanol daun alpukat dibuat larutan dengan 3 varian kosentrasi yaitu 0,1 mg/ml, 0,5 mg/ml dan 1 mg/ml. Penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai persen (%) inhibisi koagulasi yang dilihat dari nilai CT dengan metode Lee and White. Hasil analisis statistik dengan SPSS dari penelitian ini menunjukan bahwa data berdistribusi tidak normal (Shapiro Wilk, P < 0,05) dan ada beda dengan kontrol positif dan negatif ( Kruskal Wallis P = 0,009). Dari hasil analisis uji pengaruh menunjukkan bahwa pemberian alkaloid total ekstrak daun alpukat dengan kosentrasi 0,1 mg/ml, 0,5 mg/ml dan 1mg/ml memiliki pengaruh yang signifikan terhadap % inhibisi koagulasi yang ditunjukkan dengan nilai Fhitung = 6,694 (Fhitung > Ftabel) dan P = 0,019 (P < 0,05). Hasil uji korelasi menunjukan bahwa hubungan antar kosentrasi bernilai positif namun hubungan tersebut dalam kategori lemah yang ditunjukan dalam nilai koefisien korelasi 0,145 dan signifikansi sebesar 0,303. Penelitian ini telah menunjukkan bahwa ekstrak alkaloid total daun alpukat memiliki pengaruh terhadap aktivitas antikoagulan.
Ketidakseimbangan hemostasis akan meningkatan agregasi trombosit, hiperkoagulasi, dan penurunan aktivitas fibrinolisis yang menyebabkan terbentuknya sumbatan (trombus) pada pembuluh darah. Adanya gangguan tersebut menyebabkan akan menimbulkan sejumlah penyakit seperti Ateroskelrosis, Infark miokard, Iskemia, Stroke dan Diabetes Tipe II. Terapi yang selama ini digunakan diantaranya Streptokinase dan Nattokinase yang memiliki efek samping berupa Perdarahan, sehingga diperlukan penelitian untuk mencari agen fibrinolisis dari bahan alam. Alkaloid merupakan salah satu senyawa yang memiliki aktivitas sebagai fibrinolisis yang menghambat TNF-α agar tidak terjadi sekresi PAI-1 yang menghambat plasminogen sehingga menjadi plasmin yang dapat mendegradasi fibrin. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan senyawa alkaloid yaitu rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata (Velli) K.Schum). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh persen fibrinolisis pada pemberian ekstrak alkaloid total Rimpang Lengkuas Merah pada konsentrasi 0,1 mg/ml, 0,5 mg/ml, 1 mg/ml. jenis penelitian ini menggunakan experimental control study dengan rancangan acak lengkap (RAL) pada 25 subjek secara in vitro. Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama ekstraksi dan pemisahan alkaloid total Rimpang Lengkuas Merah didapatkan sebanyak 4,2%. Tahap kedua uji fitokimia dengan parameter yang diuji alkaloid positif dan sedangkan flavonoid, tannin dan saponin negatif. Tahap ketiga pengujian aktivitas fibrinolisis dengan banyaknya persen lisis bekuan (fibrinolisis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,017<0,05) antar kelompok kontrol (Kontrol positif dan negatif) dengan kelompok perlakuan (Alkaloid total ekstrak Rimpang Lengkuas Merah konsentrasi 0,1 mg/ml, 0,5 mg/ml dan 1 mg/ml). Pemberian alkaloid total ekstrak Rimpang Lengkuas Merah memiliki pengaruh (Fhitung =5,180 > Ftabel) dan terdapat hubungan cukup kuat (r=0,473) antar konsentrasi perlakuan terhadap persen fibrinolisis. Aktivitas fibrinolisis yang maksimal terjadi pada konsentrasi 1 mg/ml ekstrak alkaloid total Rimpang lengkuas merah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.