Trading, agriculture, transportation and communication as well as services sectors are the prime contributors of the regional gross of domestic product in the island of Timor. However, the increasing of such priority sectors was relatively constant which might be occurred due to inappropriate efforts in integrating the transportation infrastructure and potential social-economic activities intra and/or inner districts. This paper focusing on how to increase such regional social-economic structure by developing better transportation services system which is assumed could attract tourism traveling number, i.e. based on integration between railways transportation system and local natural resources and/or social-economic activities. The indication of technical, economic, social and environmental as well as institutional arrangement feasibility then was analyzed using SWOT model. It was strongly indicated that the development of transportation network services based on railways network could trigger the augmentation of not only tourism trips but also the type, number, scale and spatial distribution of social-economic activities along the Northern coast of the island of Timor, as well as the regional gross of domestic product of both countries
Kupang City is an area in Indonesia which has a relatively low number of rainy days. This causes the supply of clean water or drinking water in Kupang City to decrease. The high infiltration rate not only increases the amount of water stored in the soil, but also reduces flooding and erosion caused by run off. This study aims to model the relationship between infiltration and discharge capability for each type of samples land by using linear regression method. For this reason, a water absorption test was conducted on the built up area based on the infiltration rate. The results of experiments and calculations using linear regression shown that area often received heavy load such as vehichles had lower infiltration rate leading to slow inundation height decrease. While areas rarely received heavy load had higher infiltration rate. Even though the difference is only around 2-3 cm / 5 minutes, it indicates that the availability of open areas is still needed to support the implementation of the zero run-off model in urban built areas
Cone Penetration Test (CPT) atau sondir merupakan sebuah cara yang didesain untuk mengetahui serta menguji kekuatan lapisan tanah. Pengujian sondir ini telah dilakukan di Desa Tunfeu Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur untuk mengetahui daya dukung yang dihasilkan serta mengetahui jenis pondasi yang sesuai dengan titik lokasi penelitian. Metode penyelidikan tanah dilakukan dengan cara pengujian langsung di lapangan menggunakan alat sondir. Data sekunder didapat dari beberapa kajian literatur. Data primer didapat dari hasil sondir di tiga titik lokasi yang telah ditentukan. Analisis data menggunakan dua parameter pada setiap kedalaman yaitu Nilai Perlawanan Konus (qc) dalam satuan kg/cm2, nilai geseran total (Tf) dalam satuan kg/cm. Kedua parameter diatas dicatat untuk setiap interval 20 cm dimana pada titik 1 nilai qc ³ 245 kg/cm2 didapat pada posisi kedalaman –11.60 m dengan nilai Tf adalah 337.33 kg/cm. Pada titik 2 nilai qc ³ 225 kg/cm2 didapat pada posisi kedalaman –21.20 m dengan nilai Tf adalah 394 kg/cm. Sedangkan pada titik 3 nilai qc ³ 235 kg/cm2 didapat pada posisi kedalaman –19.60 m dengan nilai Tf adalah 548,67 kg/cm. Berdasarkan hasil sondir diatas, maka jenis pondasi yang cocok untuk kondisi tanah d Desa Tunfeu adalah tiang pancang atau pondasi dalam (bored pile).
Pondasi telapak merupakan pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung sebuah kolom serta meneruskan beban yang bekerja menuju ke tanah dasar. Apabila dalam mendesain suatu pondasi tidak mencapai tanah keras, maka akan terjadi penurunan. Untuk mengetahui penurunan yang terjadi pada pondasi telapak, maka harus dilakukan perhitungan daya dukung tanah terlebih dahulu. Adapun teori daya dukung tanah yang sering digunakan yaitu teori Terzaghi, Meyerhof, Brinch Hansen, dan Vesic. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai daya dukung kemudian dilakukan perhitungan penurunan segera yang terjadi pada pondasi telapak. Penelitian ini akan diselesaikan dengan cara melakukan pengujian sampel tanah di laboratorium. Adapun sampel tanah yang akan digunakan yaitu pada ruas Jalan Amabi Oebufu Kecamatan Oebobo Kota Kupang. Berdasarkan hasil perhitungan nilai daya dukung dan penurunan segera untuk pondasi telapak berukuran 2m × 2m pada titik A dengan jenis tanah adalah lempung kepasiran, Terzaghi memperoleh nilai daya dukung terkecil yaitu 129,77 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 0,6540 m. Untuk titik B, dengan jenis tanah adalah Limestone/tanah putih, nilai daya dukung terendah juga dimiliki oleh Terzaghi yaitu 758,95 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 1,4953 m. Untuk titik C dengan jenis tanah adalah lempung kepasiran, nilai daya dukung terendah dimiliki oleh Meyerhof yaitu 444,75 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 2,2412 m. Dan untuk titik D dengan jenis tanah adalah lempung kepasiran, nilai daya dukung terendah dimiliki oleh Terzaghi yaitu 283,14 kg/cm2 dengan penurunan segera yang terjadi adalah 1,4269 m. Untuk angka keamanan yang dipakai adalah (FS) = 2.
So far, the system of the roof structure of residential and office buildings is dominated by conventional frame types. The use of a 3-joint arch structure system is only familiar to warehouse buildings and the like. The purpose of this study is to identify the feasibility of using type 3 joint arches on the roof of a residential building. The research scenario is focused on calculations using SNI 7973-2013, namely Design Specifications for Wooden Construction and Specific Static Structural Analysis Methods for 3 Joint Arch Structures based on the length of the truss span model, which is 9 m. The calculation result indicates that 1). The 3-joint curve type is worth using as it proves stable and safe 2). The distance between the truss of the roof truss affects the dimensions of the truss. The implication is that the construction of the roof of a residential house can use a 3-joint arch structure system while the basic material for modeling uses Code E20 wood material with Quality B, depending on the length of the span and the slope of the roof.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.