A pharmacist is a profession that can optimize pharmaceutical services for the community. As part of health workers and the front line for drug distribution to the community, pharmacists must contribute significantly to socializing Gema Cermat, especially for prescription drugs that are often purchased without a doctor's prescription. Pharmacies can only submit prescription drugs based on a doctor's prescription. This provision aims to prevent the illegal use or drug means of this group. The phenomenon of irregularity in the circulation of hard drugs in prescription drug services without a prescription in pharmacies cannot be separate from the community itself. The tendency of people who want to do self-medication encourages the rampant phenomenon of deviance. This activity aims to see an increase in knowledge of the prescription drugs class through Gema Cermat education for teachers and parents of SDN 11 Pangkalan Baru, Central Bangka Regency. The activity was carried out in the classroom at SDN 11 Pangkalan Baru, carried out through a pre-test and post-test using a questionnaire. The results obtained showed that the knowledge of the participants was 62.50%. There is a significant difference with a value of 0.000, which means an increase in understanding parents' and teachers' knowledge before and after Gema Cermat education about prescription drugs.
Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia, penyebab kematian nomor dua di dunia. Data Riskesdas 2018 melaporkan bahwa penderita stroke di Provinsi Bangka Belitung meningkat menjadi > 10,9% di atas rata-rata penderita penyakit stroke di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran pola peresepan stroke iskemik yang dapat dijadikan salah satu sumber informasi dalam perencanaan dan pengadaan obat Rumah Sakit di Kota Sungailiat dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional deskriptif retrospektif dengan cara membaca dan menelaah resep pasien stroke iskemik di Rumah Sakit di Kota Sungailiat tahun 2018. Pola peresepan yang diamati meliputi nama obat, bentuk sediaan, kekuatan, dosis, jumlah obat, aturan pemakaian dan cara penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat yang sering digunakan citicoline 500 mg 22%, bentuk sediaan yang banyak digunakan berupa tablet sebanyak 100%, kekuatan sediaan yang banyak dipakai citicoline 500 mg 29,6%, dosis obat yang banyak digunakan clopidogrel 75 mg perhari 18,4%, jumlah obat yang banyak digunakan yaitu 2 jenis yaitu 61,3%, untuk aturan pemakaian yaitu clopidogrel 75 mg digunakan 1x1 18,4% dan cara penggunaan dengan oral 100%. Kata kunci: pola peresepan, stroke iskemik, rawat jalan
Latar belakang: Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik sangat mudah didapatkan oleh masyarakat dan harganya murah sehingga terjadi banyak penyalahgunaan yang menyebabkan resistensi antibiotik. Berbagai studi di Eropa menunjukkan resistensi antibiotika meningkat karena adanya peningkatan konsumsi antibiotika yang didorong oleh pengetahuan masyarakat tentang antibiotika yang kurang memadai serta penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Hasil penelitian yang dilakukan WHO dari 12 negara termasuk Indonesia, sebanyak 53-62% berhenti minum antibiotik ketika merasa sudah sembuh. Tujuan: Mengembangkan dan memvalidasi instrumen pengukuran tingkat pengetahuan terhadap penggunaan antibiotik di Kabupaten Bangka. Metode: Penelitian bersifat eksploratif secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini melibatkan 10 orang panel ahli dan 30 masyarakat di Wilayah Kabupaten Bangka dengan teknik pengambilan sampel cluster sampling. Hasil: Hasil uji validitas isi dilakukan dua putaran dengan nilai I-CVI 0,88, sehingga kuesioner dinyatakan valid sejumlah 47 butir pernyataan. Kemudian dilanjutkan uji validitas dan uji reliabilitas yang dilakukan dengan melibatkan 30 masyarakat di Kabupaten Bangka. Pada uji validitas didapatkan 29 pernyataan valid dan uji reliabilitas diperoleh nilai KR-20 yaitu 0,7. Kesimpulan: Kuesioner dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengukur tingkat pengetahuan terhadap penggunaan antibiotik di Kabupaten pada wilayah Kepulauan di Indonesia. Kata kunci: Antibiotik; Instrumen; Kabupaten; Pengetahuan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.