Minyak nilam Aceh mengandung senyawa yang aktif sebagai antibakteri seperti patchouli alcohol, eugenol, beta-caryophyllene, seychellene, gurjunene, alpha-guaiene, beta-patchoulene, bulnesene, dan gamma-guaiene. Kajian ini akan menguraikan daya hambat minyak nilam Aceh yang telah diredistilasi di Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala. Minyak atsiri nilam diambil dari Kabupaten Aceh Jaya dan diuji daya hambatnya terhadap bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Bahan yang digunakan adalah isolat bakteri MRSA, minyak nilam dengan berbagai konsentrasi. Pembuatan konsentrasi minyak nilam dilakukan dengan mencampurkan minyak nilam dengan larutan etanol. Konsentrasi minyak nilam yang diuji dalam penelitian ini adalah 80, 40, 20, dan 10%. Pengujian antimikroba dilakukan berdasarkan metode difusi cakram Kirby-Bauer, masing-masing tiga ulangan setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi nilam terbaik untuk daya hambat bakteri adalah 80% dengan diameter zona hambat terhadap MRSA sebesar 11,78 mm. Penelitian ini juga membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi minyak nilam maka semakin besar daya hambat bakterinya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.