Abstrake-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 6 (no. 1), Januari, 2018 192 Latar Belakang: Staphylococcus aureus merupakan mikroorganisme yang paling banyak dijumpai pada angular cheilitis. Angular cheilitis adalah keradangan pada salah satu sudut mulut atau kedua sudut mulut dapat meluas melibatkan komisura bibir dan kulit sekitarnya. Prevalensi terjadinya angular cheilitis yaitu 0,2-15,1% pada anak-anak dan 0,7-3,8% pada orang dewasa. Salah satu alternatif pengobatan dengan menggunakan tanaman herbal, yaitu buah delima merah. Buah delima merah mengandung flavanoid, tannin, dan alkaloid yang diduga sebagai antibakteri. Tujuan: untuk mengetahui daya hambat ekstrak buah delima merah terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.Metode Penelitian: metode disk difusi dengan menggunakan 6 sampel pada setiap kelompok penelitian. Kelompok penelitian terdiri dari 4 kelompok perlakuan (ekstrak buah delima merah konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%), kelompok kontrol positif (asam fusidat), dan kelompok kontrol negatif (aquades steril). Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan uji LSD (Least Significant Difference). Hasil dan simpulan: ekstrak buah delima merah memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Konsentrasi ekstrak buah delima merah yang memiliki daya hambat terbesar terhadap pertumbuhan S. aureus, yaitu konsentrasi 75% dan 100%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.