Latar Belakang : Stunting adalah kondisi tubuh anak yang pendek akibat dari kekurangan gizi yang kronis. Kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh balita disebabkan karena berbagai faktor seperti kemiskinan, kurangnya kesadaran akan kesehatan, kecukupan gizi yang kurang dan juga pola asuh yang kurang benar. Dampak yang timbulkan akibat dari stunting yaitu pada menurunya tingkat kecerdasan dan kerentanan terhadap penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pendapatan keluarga dengan kejadian stunting Subjek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan case control. Populasi penelitian adalah seluruh balita usia 24-59 bulan di Desa Bangkok Kecamatan. Gurah Kabupaten Kediri pada bulan Agustus 2020. Dengan tehnik Fixed Disease Sampling didapatkan sampel 25 balita stunting usia 24-59 bulan sebagai kelompok kasus dan 25 balita normal usia 24-59 bulan sebagai kelompok kontrol. Variabel dependen adalah kejadian stunting, sedangkan variabel independen adalah pendapatan keluarga. Pengukuran stunting berdasarkan pengukuran Tinggi Badan/Umur yang dikonversikan dalam Z-score. Pengukuran pendapatan keluarga dengan kuesioner dan wawancara. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan uji Fisher’s exact test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76% keluarga balita stunting memiliki pendapatan dibawah Upah minimum regional , sedangkan keluarga yang tidak stunting sebanyak 36% memiliki pendapatan dibawah UMR. Secara statistik pendapatan keluarga berhubungan dengan kejadian stunting p=0.001 (OR=5.63;CI 95% 1.65 hingga 19.23).Kesimpulan: Pendapatan keluarga berhubungan dengan kejadian stunting. Keluarga dengan pendapatan kurang dari Upah Minimum Regional memiliki kemungkinan 6 kali mengalami stunting.
Kebanyakan remaja putri kurang memahami dan memperhatikan tentang personal hygiene dalam kehidupan sehari-hari. Perawatan personal hygiene yang salah dapat memicu berkembangnya kuman dan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam melakukan personal hygiene. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri kelas VII A dan B dengan menggunakan teknik total sampling didapatkan sampel sejumlah 37 responden. Variabel independent yaitu pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dan variabel dependent yaitu sikap remaja putri dalam melakukan personal hygiene. Lokasi penelitian di SMPN 2 Mojo Kabupaten Kediri tanggal 23 Maret 2018. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, kemudian data diolah melalui editing, coding, scoring, tabulating lalu analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian dari 37 responden didapatkan pengetahuan cukup sejumlah 21 responden (56%) dan didapatkan sikap positif sejumlah 25 responden (67,6%). Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai χ²hitung = 7,36 dan χ²tabel = 5,991 dengan taraf signifikan 0,05% sehingga χ²hitung > χ²tabel maka dapat disimpulkan H₁ diterima, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri kelas VII A dan B tentang personal hygiene di SMPN 2 Mojo Kabupaten Kediri. Masih banyak remaja putri berpengetahuan cukup dengan sikap negatif sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan tentang personal hygiene dari pihak sekolah (Guru BK) guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja putri akan pentingnya personal hygiene, diharapkan dengan pengetahuan yang cukup remaja putri mampu bersikap positif dalam melakukan personal hygiene. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Personal Hygiene, Remaja Putri
During the Covid-19 Pandemic, Pondok Pesantren environment can be a risky place for disease transmission because Pondok Pesantren are places where students gather in one room, such as sleeping, eating, studying and using shared bathrooms. With the condition of Pondok Pesantren with inadequate health support facilities and clean and healthy living behaviors that have not become the daily habits of the students, it takes commitment from the Pesantren Leaders and the active role of all students to make efforts to prevent disease transmission which can be done by increasing the application of Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS is a set of behaviors that are practiced such as washing hands with soap, wearing masks, not smoking, consuming balanced nutrition, staying in the boarding school, avoiding crowds, keeping the environment clean and others, on the basis of awareness as a result of learning that makes the pesantren community able to helping himself to play an active role in preventing the transmission of COVID-19 to realize the health of the pesantren community. The purpose of this activity is to establish cross-sectoral partnerships in increasing the knowledge and awareness of students and all residents of Pondok Pesantren in the application of PHBS. The methods used are surveys, needs analysis and health education. The result of this activity is the willingness and ability of the Pondok pesantren community in implementing PHBS and health protocols, especially during the COVID-19 pandemic.
Kanker serviks merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama. Kanker leher rahim banyak ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu yang mempengaruhi tingginya angka kejadian kanker leher rahim adalah kurangnya motivasi masyarakat untuk melakukan skrining.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan kanker leher rahim dengan motivasi wanita pasangan usia subur melakukan pemeriksaan IVA. Desain penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang diteliti meliputi seluruh wanita pasangan usia subur usia 15-49 tahun di RT.02 RW.02 Ds.Surat Kec.Mojo Kab.Kediri berjumlah 36 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, seluruh populasi dijadikaan responden. Variabel dependen pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kanker leher rahim dan variabel independen motivasi wanita pasangan usia subur melakukan pemeriksaan IVA. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Pengolahan data dengan editing, coding, scoring, tabulating dan kemudian dilakukan analisa data menggunakan uji spearman rank. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas memiliki pengetahuan yang kurang yaitu 26 responden (72,2%) dan motivasi rendah yaitu 20 responden (55,5%). Hasil uji Spearman Rank didapatkan ρ-value sebesar 0.017 < α (0.05) dan r = 0,394, artinya ada hubungan antara pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kanker leher rahim dengan motivasi wanita pasangan usia subur melakukan pemeriksaan IVA di RT.02 RW.02 Ds.Surat Kec.Mojo Kab.Kediri. Dengan adanya hubungan pengetahuan kanker leher Rahim dengan motivasi wanita pasangan usia subur melakukan pemeriksaan IVA di RT.02 RW.02 Ds.Surat kec.Mojo Kab.Kediri. peneliti menyarankan hendaknya tenaga kesehatan meningkatkan partisipasi dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kanker leher rahim dan cara pencegahanya.
Masa remaja merupakan masa yang rentan bagi seseorang untuk terlibat dalam perilaku menyimpang seperti merokok. Kebanyakan orang tua tidak mau menegur / menasehati anak sekolah yang kedapatan merokok di tempat-tempat umum, mereka cenderung membiarkannya. Orang tua yang melihat perilaku ini beranggapan bahwa menegur / menasehati mereka itu bukan kewajibannya, melainkan menjadi kewajiban dari keluarga masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap orang tua terhadap perilaku merokok pada remaja. Desain pada penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian adalah 39 pasang orang tua (ayah dan ibu). Teknik sampling menggunakan total sampling dengan cara mengambil semua populasi menjadi sampel. Variabel dari penelitian ini adalah sikap orang tua terhadap perilaku merokok pada remaja. Pengumpulan data dengan wawancara dan kuesioner yang telah di uji validitas dan reliabilitas, dimana responden tinggal menjawab dan memilih pertanyaan yang sesuai, kemudian ditabulasi dan diberi skor, selanjutnya di analisa diskriptif dengan rumus T. Pengolahan data meliputi editing, coding, scoring, dan tabulating. Hasil penelitian dari komponen kognitif menunjukkan bahwa 31 responden (39,74%) bersikap positif dan 47 responden (60,25%) bersikap negatif, dari komponen afektif menunjukkan bahwa 42 responden (53,84%) bersikap positif dan 36 responden (46,15) bersikap negatif, sedangkan dari komponen konatif menunjukkan bahwa 47 responden (60,25%) bersikap positif dan 31 responden (39,74) bersikap negatif. Berdasarkan penelitian tersebut sebagian besar orang tua menerima / mendukung perilaku merokok yang dilakukan remaja, orang tua seharusnya berani menasehati dan menegur remaja serta memberikan contoh yang baik pada remaja dengan tidak merokok, sehingga akan mencegah remaja untuk merokok.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.