Indonesia has experienced one of the world’s greatest dynamic land changes due to forestry and agricultural practices. Understanding the drivers behind these land changes remains challenging, partly because landscape research is spread across many domains and disciplines. We provide a systematic review of 91 studies that identify the causes and land change actors across Sumatra and Kalimantan. Our review shows that oil palm expansion is the most prominent (65 studies) among multiple direct causes of land change. We determined that property rights are the most prominent issue (31 studies) among the multiple underlying causes of land change. Distinct combinations of mainly economic, institutional, political, and social underlying drivers determine land change, rather than single key drivers. Our review also shows that central and district governments as decision-making actors are prominent (69 studies) among multiple land change actors. Our systematic review indicates knowledge gaps that can be filled by clarifying the identification and role of actors in land change.

Indonesia adalah salah satu negara dengan perubahan tutupan lahan yang dinamis karena sumber perekonomian negara yang bersumber pada pengelolaan sumber daya berbasis lahan. Di sisi lain, pengelolaan tersebut berdampak negatif seperti konflik sosial dan kerusakan lingkungan. Penelitian ini mengamati pola perubahan tutupan lahan dan mengeksplorasi faktor pendorong penyebab perubahan tersebut pada periode 1990-2019 di Pulau Bengkalis, Indonesia untuk memantau dan menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam meminimalkan perubahan tutupan lahan yang tidak terkendali. Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari laporan dan penelitian sebelumnya, observasi, dan melaksanakan fokus grup diskusi dan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan GIS dalam analisis perubahan tutupan dan penggunaan lahan multiwaktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tutupan hutan alam menurun tajam sejak tahun 1990. Setelah tahun 2000, area kebun campuran lebih luas dibandingkan dengan tutupan hutan alam. Luas areal perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman juga mulai meningkat. Program transmigrasi telah memicu pembukaan lahan besar-besaran di Pulau Bengkalis. Pembukaan lahan oleh transmigran dan krisis ekonomi mendorong pembukaan lahan yang lebih besar oleh transmigran spontan.

No abstract

No abstract