Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pangkalan Susu pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 dengan populasi yaitu semua siswa kelas VII dan sampel sebanyak 30 siswa. Instrumen menggunakan tes yang terlebih dahulu divalidasi. Kedua kelas diberikan postes sesudah perlakuan. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diperiksa persyaratan yaitu uji normalitas ternyata kedua data berdistribusi normal dan uji homogonitas ternyata kedua data homogen. Dari hasil uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh t hitung (3,018) > t tabel (1,671) dimana Ha diterima. Dari hasil uji determinasi diperoleh 13,6% sedangkan 86,4% dipengaruh oleh faktor lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah motivasi belajar matematika siswa dapat ditingkatkan dengan pendekatan matematika realistik (PMR). Dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang, penelitian ini dilakukan selama semester gasal tahun pelajaran 2022/2023. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pada uji coba I rata-rata skor angket tentang motivasi belajar matematika siswa adalah 73,51 persen. Pada uji coba II rata-rata skor angket tentang motivasi belajar matematika siswa meningkat menjadi 84,61%. Motivasi belajar matematika siswa dengan pendekatan realistik meningkat sebesar 9,83 persen berdasarkan hasil uji coba I dan uji coba II. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan metematika realistik efektif dalam meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika.
Gadget merupakan alat yang berukuran mini yang di hubungkan dengan suatu jaringan dengan banyak kegunaan yang di peroleh sehingga mudah mengakses berbagai informasi dan hiburan yang telah tersaji dalam bentuk Online dan Offline. Namun pengguna gadget sering kali disalahgunakan oleh sebagian pihak seperti orang tua memberikan fasilitas gadget untuk media dalam mendidik anak yang masih berusia dini tanpa pengawasan yang ketat. Anak kecanduan dengan gadget sehingga lalai dan terlena dengan pelayanan yang ada pada gadget sehingga minat belajar berkurang, ditambah peran orang tua yang kurang mengontrol aktivitas anak karena sibuk bekerja. Gadget dijadikan sarana prasarana belajar, peran orang tua yang mengatur semua settingan atau isi dalam gadget anak, memperkenalkan anak dengan aplikasi edukasi atau pembelajaran yang bisa menunjang minat dan kreativitas belajar anak. Jadi penggunaan media teknologi seperti gadget perlu adanya pembatasan dan pengawasan oleh orang tua pada saat anak menggunakan gadget, dan rata-rata bentuk penggunaan gadget pada anak hanya untuk bermain game, dan menonton youtube, berbeda dengan orang dewasa yang bentuk penggunaan gadgetnya untuk browsing, chatting, dll. Penggunaan gadget pada anak kebanyakan dilakukan saat dirumah, misalkan pulang sekolah, makan, dan tidur. Dengan demikian peran orang tua adalah membatasi penggunaan gadget untuk meningkatkan minat belajar anak atau kreativitas lainnya.
Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran (1) Kemampuan representasi matematika siswa yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran CTL lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran Konvensional, serta (2) Proses jawaban siswa terkait kemampuan representasi matematik yang diajarkan melalui model pembelajaran CTL dan Konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan populasi seluruh siswa kelas IX MTs PPMDH Medan Tahun Pembelajaran 2019-2020. Sampel diambil melalui teknik simple random sampling, diperoleh kelas IXA sebagai kelompok eksperimen dengan model pembelajaran CTL dan kelas IXB sebagai kelompok kontrol yang di ajar dengan model pembelajaran Konvensional (biasa). Pada akhir pembelajaran kedua kelas sampel diberi tes menggunakan instrumen yang sama yang di uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes dan metode observasi. Metode tes dilakukan untuk memperoleh data nilai akhir setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, data dianalisis dengan uji normalitas, uji kesamaan dua varians, dan uji hipotesis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t satu pihak diperoleh thitung= 5,792 dan dengan signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan 0,000 < 0,05 maka ditolak, artinya kemampuan representasi matematik siswa yang mengikuti model pembelajaran CTL lebih baik daripada siswa yamg mengikuti model pembelajaran Konvensional. Hasil tersebut menunjukkan pembelajaran CTL berpengaruh terhadap kemampuan representasi matematik. Berdasarkan kategori penilaian proses jawaban, kelompok eksperimen berada pada kategori “Sangat baik” sementara kelompok kontrol berada pada kategori “Baik”.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.