ABSTRACT This article discusses the depiction of the concept of manunggaling kawula Gusti in Sapardi Djoko Damono’s poetry. The concept of manunggaling kawula Gusti is discussed based on metaphors arise from diction and meaning of poetry. The discussion of the metaphor will refer to the concept of the sign arisen in the structure of the poetry based on Pierce’s concept of representamen, object, and interpretant. In addition, how the signs relate to other texts and their relationship with the Javanese mysticism as part of the Islam-Javanese ideology are perused. Therefore, this article offers a comprehensive discussion of the Manunggaling kawula Gusti concept that is embodied in the metaphor of divine love that is described through emptiness, emptiness, and oneness. Keywords: Manunggaling kawula Gusti, Metaphor, Semiotics, Poetry ABSTRAK Artikel ini membahas penggambaran konsep manunggaling kawula Gusti pada puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono. Konsep manunggaling kawula Gusti tersebut akan dibahas berdasarkan metafora yang dibangun melalui diksi dan makna di dalam puisi. Pembahasan metafora tersebut akan mengacu pada konsep tanda yang dibangun di dalam struktur puisi-puisinya. Teori yang digunakan adalah teori semiotika Pierce, yakni dengan membahas representament, object, dan interpretant. Di samping itu, akan dilihat juga keterkaitan tanda-tanda tersebut dengan teks-teks lain serta hubungannya dengan gagasan mistikisme Jawa sebagai bagian dari ideologi Islam-Jawa. Dengan demikian, artikel ini menawarkan pembahasan komprehensif mengenai konsep Manunggaling kawula Gusti yang diwujudkan dalam metafora cinta ilahi yang dideskripsikan melalui kekosongan, kesunyataan, dan kemanunggalan. Kata Kunci: Manunggaling kawula Gusti, Metafora, Semiotika, Puisi
Kuntowijoyo merumuskan etika sastra profetik yang terdiri dari nilai humanisasi, liberasi, dan transendensi. Sementara ini sastra profetik selalu identik dengan karya-karya Kuntowijoyo. Acep Zamzam Noor (AZN) dalam konstelasi sastra Indonesia modern patut diperhitungkan sebagai penyair yang bernafaskan religi dalam karya-karyanya. Tesis ini akan meneliti mengenai kemungkinan-kemungkinan etika sastra profetik dalam buku kumpulan puisi Tulisan Pada Tembok karya Acep Zamzam Noor dengan metode penelitian kualitatif serta pendekatan hermeneutika filosofis Hans-Georg Gadamer untuk mendeskripsikan nilai-nilai profetik dalam puisi-puisi AZN. Sebagai objek penelitian, peneliti memilih 35 puisi dalam buku kumpulan puisi Tulisan Pada Tembok karya AZN untuk kemudian menjadi objek penelitan utama dalam tesis ini atas dasar kecenderungan atau hipotesis sementara terdapat nilai-nilai profetik dalam ke-35 puisi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AZN merepresentasikan etika sastra profetik Kuntowijoyo secara benar sesuai apa yang dikonsepkan oleh Kuntowijoyo mengenai nilai-nilai humanisasi, liberasi, dan transendensi sebagai etika sastra profetik. Nilai-nilai tersebut merupakan kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan dari konsep sastra profetik.
Artikel ini bertujuan menunjukkan bagaimana minum kopi sebagai tradisi dan gaya hidup ditampilkan dalam karya sastra. Objek penelitian ini adalah cerpen berjudul “Filosofi Kopi” karya Dee (Dewi Lestari). Cerpen ini membicarakan budaya minum kopi pada masyarakat urban dan masyarakat rural di Indonesia. Dalam artikel ini digunakan teori representasi Stuart Hall. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) cerpen “Filosofi Kopi” menampilkan budaya minum kopi dalam dua representasi, yaitu kopi sebagai gaya hidup dan kopi sebagai tradisi. (2) Representasi minum kopi sebagai gaya hidup diperlihatkan dari cara kaum urban memproduksi citra tertentu melalui aktivitas minum kopi. Sementara itu, minum kopi sebagai tradisi diperlihatkan dari cara masyarakat rural memaknai kopi sebagai bagian yang melekat dalam kehidupan keseharian mereka yang sederhana. Teks cerpen ini juga menunjukkan keberpihakan secara ideologis terhadap citra minum kopi sebagai tradisi, sebagai wacana yang perlu disuarakan di tengah masifnya citra minum kopi sebagai gaya hidup. This article aims to show how drinking coffee as a tradition and lifestyle is featured in literary works. The object of this research is a short story entitled "Philosophy of Coffee" by Dee (Dewi Lestari). This short story discusses the culture of drinking coffee in both urban and rural communities in Indonesia. Using Stuart Hall's theory of representation with descriptive analytical method the results of the study concluded that: (1) the short story "Philosophy of Coffee" displays the culture of drinking coffee in two representations, namely coffee as both a lifestyle and a tradition. (2) Representation of drinking coffee as a lifestyle is shown in the way urbanites produce certain images through coffee drinking activities. Meanwhile, drinking coffee as a tradition is shown by the way rural people interpret coffee as an inherent part of their simple daily lives. The text of this short story also shows ideological leaning towards the image of drinking coffee as a tradition, as a discourse that needs to be voiced in the midst of the massive image of drinking coffee as a lifestyle.
Abstrak:Artikel ini mengkaji dinamikamaskulinitas dan femininitas perempuan dalam novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan.Teks novel ini menampilkan tokoh perempuan bernama Iteung mengalami kekerasan seksual oleh gurunya ketika duduk di bangku SD. Efek dari kekerasan seksual tersebut membuat dirinya tumbuh menjadi perempuan tomboy. Semenjak itu, perilakunya selalu berubah-ubah kadang feminin kadang pula maskulin. Kajian ini dilandasi dengan teori maskulinitas perempuan dan tomboyisme Halberstam (1998). Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap tomboy Iteung merepresentasikan bentuk negosiasinya terhadap budaya patriarki yang telah melecehkannya. Halberstam (1998). The result of the research shows that Iteung's tomboy character represents negotiation form towards patriarchy, which has harassed her.
Penelitian ini mengambil topik subjektivitas perempuan pekerja seks dalam tiga karya Utuy Tatang Sontani: Selamat Jalan Anak Kufur, “Menuju Kamar Durhaka”, dan “Doger”. Tiga pekerja seks tersebut ditampilkan melalui tokoh Titi, Aku, dan Selendang Merah. Dengan menggunakan metode kritik feminis yang berfokus pada isu tubuh dan ruang perempuan, pembahasan dibagi menjadi dua bagian yang berkaitan dengan tubuh, ruang, dan subjektivitas pekerja seks. Berdasarkan hasil analisis dapat dimaknai bahwa: (1) tubuh dan ruang pekerja seks ditampilkan sebagai aset ambivalen dalam posisinya sebagai subjek dan objek; (2) posisi subjek-objek yang bahagia berkaitan erat dengan perspektif yang digunakan tokoh dalam memandang pekerja seks. Oleh sebab itu, dapat diargumentasikan bahwa Utuy memosisikan tiga tokoh perempuannya dalam posisi subjek dan objek yang tidak ajek.This research talks about the subjectivity of women sex workers in Utuy Tatang Sontani’s works titled Selamat Jalan Anak Kufur, “Menuju Kamar Durhaka”, and “Doger.” Women sex worker are portrayed through characters named Titi, Aku, and Selendang Merah. By using a feminist literary criticism method that focuses on women’s body and space, the discussion has been divided into two sections related to body, space, and subjectivity of the sex workers. Body and space are the crucial aspects for the characters in Utuy’s works when achieving their status as a subject. Based on the results of the analysis it can be interpreted that: (1) the bodies and spaces of the sex workers are depicted as an ambivalent asset in their position both as subject and object; (2) the position of happy subject-object status of the sex workers is closely related to the perspective used by the character in looking at sex workers. Therefore, it can be argued that Utuy positioned the three women characters in the position of subjects and objects that were not fixed.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.