Latar belakang: Penyakit infeksi menjadi penyakit ketiga tertinggi di unit rawat inap di fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Bogor. Hal ini terjadi karena upaya masyarakat mengatasi penyakit, masih berorientasi pada penyembuhan penyakit. Hal ini dirasa kurang efektif dan mengeluarkan banyak biaya. Upaya yang lebih efektif adalah pemeliharaan kesehatan melalui tindakan promotif dan preventif dengan pemberdayaan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS) di rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, serta perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga.Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif dan desain penelitian survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020 dengan jumlah responden sebanyak 145 kepala keluarga.Hasil: Didapatkan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan rendah (50,3%), lebih dari separuh memiliki tingkat pengetahuan PHBS dengan kategori baik meliputi, sarana air bersih (99,3%), ketersediaan jamban sehat (95,9%), keadaan rumah (85,5%), kebiasaan merokok (54,5%), pembuangan sampah (75,2%), dan kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur (94,5%) serta yang sudah menjalankan PHBS (86,9%). Berdasarkan uji Chi Square tingkat pendidikan diperoleh p = 0,409 dan tingkat pengetahuan p = 0,018.Simpulan: Hampir seluruh warga RT 04 RW 05 Kelurahan Ciriung Kabupaten Bogor memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan telah menjalankan 10 indikator PHBS meski memiliki tingkat pendidikan rendah. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan PHBS. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan PHBS.Kata kunci: Tingkat Pendidikan; Tingkat Pengetahuan; PHBS; Promosi KesehatanABSTRACTTitle: Description Of The Level Of Education, Knowledge, And Clean And Healthy Living BehaviorsBackground: Infectious diseases are the third highest disease in inpatient units in health care facilities in Bogor Regency. This happens because the community's efforts to overcome the disease are still oriented towards healing the disease. This is considered ineffective and costs a lot of money. A more effective effort is health care through promotive and preventive actions by empowering clean and healthy (PHBS) behavior in the household. The purpose of this study was to determine the relationship between education level, knowledge level, and clean and healthy living behavior in the household.Methods: This research is a quantitative research using descriptive method and survey research design with a cross sectional approach. The study was conducted in November 2020 with a total of 145 household heads.Results: The majority of respondents have a low level of education (50.3%), more than half have a good level of PHBS knowledge including clean water facilities (99.3%), availability of healthy latrines (95.9%), house conditions (85.5%), smoking habits (54.5%), garbage disposal (75.2%), and the habit of consuming fruit and vegetables (94.5%) as well as those who have implemented PHBS (86.9%). Based on the Chi Square test, the level of education obtained p = 0.409 and the level of knowledge p = 0.018.Conclusion: Almost all residents of RT 04 RW 05 Kelurahan Ciriung, Bogor Regency have a good level of knowledge and have implemented 10 PHBS indicators despite having a low level of education. There is no relationship between education level and PHBS. There is a relationship between the level of knowledge with PHBS.Keywords: Education Level; Knowledge Level; PHBS; Health Promotion
Penggunaan konferensi web memicu paparan layar monitor yang tinggi dan dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Ketidaknyamanan di mata akibat penggunaan komputer memiliki proporsi yang berbanding lurus dengan lamanya seseorang menggunakan komputer. Penelitian ini mengkaji dampak penggunaan konferensi web terhadap timbulnya Computer Vision Syndrome (CVS) selama pembelajaran online di masa pandemi. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta pada bulan Maret- Juni 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan desain cross sectional. Variabel dependen yang diteliti adalah CVS dan durasi paparan konferensi web. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner mengenai daftar keluhan yang diukur menggunakan skala Likert 1-4 dan penghitungan frekuensi berkedip secara serial. Durasi paparan konferensi web merupakan variabel independen yang diukur dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner diisi secara mandiri menggunakan formulir online. Subjek penelitian sebanyak 288 mahasiswa kedokteran yang dipilih dengan metode consecutive sampling. Terdapat 223 subjek dengan mayoritas angkatan 2018 (41,3%), perempuan (78%), dan usia 19-23 tahun (91,5%). Sebanyak 48,9% mengalami CVS dengan keluhan terbanyak sakit kepala (73,1%). Terdapat hubungan yang bermakna antara konferensi web dengan kejadian CVS (uji Wilcoxon, p=0.000) dan penurunan frekuensi berkedip (uji Wilcoxon, p=0,004). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan konferensi web menimbulkan kejadian CVS terhadap mahasiswa FKK UMJ. Terdapat hubungan signifikan antara penurunan frekuensi berkedip selama konferensi web dengan kejadian CVS. Faktor yang mempengaruhi kejadian CVS adalah penggunaan kacamata dan lensa kontak.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.