Situations that parents handle affect how they parent their children and this will affect howtheir children develop later on. The aim of this research is to analyze how parenting stressaffects other factors in parent’s psychological condition, especially in their self-esteem. Thisresearch was held to parents with middle school children who live in JABODETABEK with241 participants. The scale that was used to measure parenting stress is the one that Berry andJones (1995) developed and to measure self-esteem is The Coopersmith Self-Esteem Inventorythat was developed by Ryden (1978). This research used a quantitative descriptive method todescribe parenting stress and self-esteem of participants and used simple regression analysisto measure how parenting stress affects self-esteem of middle school children’s parents. Fromthe statistical analysis it was found that parenting stress contributed negatively (t (241) = -7.330, p <0.005) to self-esteem of parents with middle school age children in JABODETABEK.The higher the parenting stress the lower self-esteem becomes. Parenting stress contributed 18percent to self-esteem that means the remaining 82 percent of a parent's self-esteem wasdetermined by other factors.
Women who have multiple roles hope to live a balanced life. On the one hand, as an employee, she tries to be engaged in her work to a maximum performance. On the other hand, personal matters, household domestic tasks can be completed satisfactorily to make them happy. One of the efforts that can be made by women who have multiple roles to remain engaged in their work is to balance their personal affairs with their work or work-life balance. The purpose of this study was to determine the effect of work-family balance on the work engagement of working women who have multiple roles. This research method is quantitative-causal comparative with a purposive sampling technique, involving 201 working and married mothers in Indonesia. The work-life balance measurement tool refers to the theory of Greenhaus et.al (2002) with 21 valid items (range (r) ≥ 0.3) and reliability (α) = 0.905. The work engagement scale uses the Utrecht Employee Engagement Scale (UWES) from Schaufeli and Bakker (UWES) adapted from Titien (2016) with 28 valid items and reliability (α) = 0.922. The results of this study indicate that there is an effect of work-life balance on work engagement in working women who have multiple roles with a significant value (p) of 0.000 (p <0.05), with a simple linear regression equation Y = 1.138 + 0.614 X1. Work-Life Balance contributes 51.5% to Employee Engagement. More working women who have multiple roles feel a low work life balance (62.7%) and also more have low work engagement (61.7%). Keywords: Work-life balance, work engagement, women, work, multiple roles, Indonesia Perempuan yang menjalani peran ganda berharap dapat menjalani kehidupannya dengan seimbang. Di satu sisi, sebagai karyawati, ia berupaya bisa engaged terhadap pekerjaannya hingga berkinerja maksimal. Di sisi lain urusan pribadi, tugas domestik rumah tangga pun dapat diselesaikan dengan memuaskan hingga membuatnya bahagia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perempuan yang menjalani peran ganda agar tetap engaged terhadap pekerjaannya adalah dengan tetap menyeimbangkan urusan pribadinya dengan pekerjaannya atau work-life balance. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh work-family balance terhadap work engagement perempuan bekerja yang menjalani peran ganda. Metode penelitian ini berjenis kuantitatif-kausal komparatif dengan teknik purposive sampling, melibatkan 201 ibu bekerja dan telah menikah di wilayah Indonesia. Alat ukur work-life balance mengacu pada teori Greenhaus et.al (2002) dengan 21 item valid (rentang (r) ≥ 0,3) dan reliabilitas (α) = 0,905. Skala work engagement menggunakan Utrecht Employee engagement Scale (UWES) dari Schaufeli dan Bakker (UWES) yang diadaptasi dari Titien (2016) dengan 28 item valid dan reliabilitas (α) = 0,922. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh work-life balance terhadap work engagement pada perempuan bekerja yang menjalani peran ganda dengan nilai signifikan (p) sebesar 0,000 (p < 0,05), dengan persamaan regresi linier sederhana Y= 1,138 + 0,614 X1. Work-Life Balance berkontribusi 51,5% terhadap Employee Engagement. Perempuan bekerja yang menjalani peran ganda lebih banyak yang merasakan work life balance rendah (62,7%) dan juga lebih banyak yang memiliki work engagement rendah (61,7 %) Kata Kunci: Work-life balance, work engagement, perempuan, bekerja, peran ganda, Indonesia
Kekerasan verbal merupakan perilaku kekerasan yang dapat menyinggung dan menyakitkan perasaan sehingga akan berdampak luka batin bagi yang mengalaminya berupa dengan kata-kata berujar kasar, mengancam, menakutkan, menghina, menyindir, memaki, membandingkan atau membesar-besarkan kesalahan orang lain. Dampak dari kekerasan verbal ini membuat remaja cenderung kurang memiliki rasa yang percaya diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kekerasan verbal dengan kepercayaan diri remaja awal di SMK Muhammadiyah 9 Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan teknik random sampling sebanyak 171 siswa remaja awal SMK Muhammadiyah 9 di Jakarta. . Alat ukur kekerasan verbal yang digunakan terdiri dari 20 aitem valid dengan reliabilitas (?) = 0,933, dan skala kepercayaan diri terdiri dari 23 aitem valid dengan reliabilitas (?) = 0,889. Alat ukur yang digunakan adalah skala kekerasan verbal yang disusun berdasarkan teori Lestari (2016), dan skala kepercayaan diri disusun berdasarkan teori Lauster (1990). Hasil penelitian menunjukan ada hubungan negatif antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja awal di SMK Muhammadiyah 9 Jakarta, dengan nilai korelasi - 0,387 dan sig p 0,000. Dengan demikian jika semakin tinggi remaja awal di SMK Muhammadiyah 9 mendapatkan kekerasan verbal dari orang tua, maka semakin rendah kepercayaan dirinya. Siswa remaja awal di SMK Muhammadiyah 9 lebih banyak mengalami kekerasan verbal tinggi (53,8%) dan memilki kepercayaan diri yang rendah ( 55,6%). Usia 16 dan 17 tahun, laki-laki , anak urutan pertama dan kedua lebih banyak mengalami kekerasan verbal tinggi. Sedangkan usia 17 tahun, perempuan, urutan anak ke tiga, empat dan lima lebih banyak memilki kepercayaan diri tinggi
Bijdragen tot de taal-, land-en volkenkunde © santy kouwagam and lita patricia lunanta, 2021 |
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.