AbstrakLembaga Keuangan Syariah di Indonesia menerapkan berbagai macam produk dan akad dalam menjalankan kegiatan usahanya, salah satu produknya adalah akad rahn yang ada di Pegadaian Syariah, adanya kebebasan untuk mendesain bentuk akad akan memberikan keberagaman produk, Namun demikian analisis fiqh dilakukan untuk menghindari hal-hal yang dilarang, mrngingat salah satu kaidah dalam ushul fiqh adalah pada dasarnya semua transaksi diperbolehkan kecuali ada dalil yang jelas melarangnya. Berdasarkan rukun akad rahn secara praktik mulai dari marhun, marhun bih, shighah, dan 'aqidaini sudah sesuai dengan dengan teori syariah, tetapi masih ada beberapa hal yang harus diperjelas untuk mendapatkan praktik yang benar secara teori syariah. Yaitu tentang pemanfaatan barang gadai yang belum dijelaskan secara rinci tentang pemanfaatan dari pihak rahin maupun dari pihak murtahin.

Zakat is one of the social financial instruments that has short-term goals to fulfill the main needs of mustahik, and long-term goals namely the economic independence of the ummah. Zakat institutions as public financial institutions managing community funds (zakat) has to be maintained efficiently and effectively to improve the communities welfare of zakat institutions. In this case, the quality of human resources (amil) is very influential in improving the management of zakat institutions. This study aims to explain the urgency of productive and professional zakat institutions and the ability to develop zakat's management. This study used a qualitative method. Zakat's management through zakat institutions in Indonesia contributes to national and global development significantly through empowerment programs that have been carried out and developed to achieve the sustainability of zakat.

No abstract