Abstrak: Asap rokok mengandung tiga komponen toksik utama, yaitu karbonmonoksida, nikotin, dan tar yang dapat menyebabkan gangguan pada spermatogenesis. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh paparan asap rokok kretek terhadap kualitas spermatozoa mencit. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Subyek penelitian sebanyak 25 ekor mencit jantan (Mus musculus) yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok: kelompok P0 tidak diberikan paparan asap rokok, kelompok P1 diberikan paparan asap rokok kretek 1 batang, kelompok P2 diberikan paparan asap rokok kretek 2 batang, kelompok P3 diberikan paparan asap rokok kretek 3 batang, kelompok P4 diberikan paparan asap rokok kretek 4 batang. Perlakuan diberikan selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada konsentrasi dan motilitas spermatozoa kelompok yang mendapatkan paparan asap rokok kretek (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Morfologi spermatozoa kelompok P2,P3,P4 didapati hasil yang berbeda signifikan dengan kelompok kontrol (p<0,05) tetapi kelompok P1 hasilnya berbeda tak signifikan dengan kelompok kontrol. Paparan asap rokok kretek memberikan pengaruh negatif terhadap kualitas spermatozoa yang disebabkan oleh adanya radikal bebas yang dihasilkan oleh asap rokok. Kata Kunci: asap rokok, kualitas spermatozoa. Abstract: Cigarette smoke contains three main toxic components, namely carbon monoxide, nicotine, and tar that can cause disturbances in spermatogenesis. The objective of this study was to investigate and observe the effect of cigarette smoke exposure on the quality of spermatozoa of mice. The study was a completely randomized experimental design. The research subject as many as 25 male mice who were randomly divided into 5 groups: group P0 not given exposure, the P1 is given exposure to smoke from 1 bar of cigarette, the P2 is given exposure to smoke from 2 bars of cigarette, the P3 is given exposure to smoke from 3 bars of cigarette and finally the P4 is given exposure to smoke from 4 bars of cigarette. The treatment is given for 30 days. At the end of experiment, results showed a significant difference in the concentration and motility of spermatozoa between the groups exposed to cigarette smoke (p<0,05) compared with the control group. The morphology of spermatozoa group P2,P3,P4, was found substantially different with the control group (p<0,05) but group P1 did not have significant difference in results with the control group. The exposure to cigarette smoke negatively affects sperm quality caused by the free radicals generated by the smoke. Key Word: cigarette smoke, sperm quality.
Cigarette smoke contains three main components, carbon monoxide, nicotine, and tar which can cause disturbances in spermatogenesis. Smoke electronic cigarette contains three main components, nicotine, propylene gycol, and glyceryn which can cause disturbances in spermatogenesis. The purpose of this experiment is to compare the quality of spermatozoa Wistar rats by exposure to cigarette smoke and electronic cigarette smoke. This study is an experimental study using an approach of post test only control group design. Subject of the study were 9 rats Wistar male (Rattus norvegicus) were divided into 3 groups: group P0 is not given exposure to cigarette smoke and smoke the electronic cigarette, the group P1 is given exposure to smoke cigarettes 2 rods per day, group P2 is given exposure to smoke an electronic cigarette for two rods lit cigarette. Treatment was done for 50 days. The results showed the concentration of spermatozoa is difference between the treatment groups, but statistical analysis groups P0 and P1 showed a non-significant (p = 0.229), P0 and P2 group (p = 0.559), P1 and P2 group (p = 0.879). Motility P0 with P2 group (p = 0.008) and group P1 and P2 group (p = 0.026) showed significant differences which means there is a treatment effect on motility. While groups of P0 with P1 group (p = 0.209) did not show significant differences which means there is no treatment effect on motility. Morphology Control with treatment group 1 (p = 0.098) while the control group with treatment 2 (p = 0.004) it shows the morphology of the group P0 to P1 has no effect while the P0 to P2 there is an influence on the treatment.Keywords: sperm quality, cigarette smoke, electronic cigarette smoke Abstrak: Asap rokok mengandung tiga komponen utama, yaitu karbonmonoksida, nikotin, dan tar yang dapat menyebabkan gangguan pada spermatogenesis. Asap rokok elektronik mengandung tiga komponen utama, yaitu nikotin, propylene gycol, dan glyceryn yang dapat menyebabkan gangguan pada spermatogenesis. Tujuan penelitin ini adalah untuk melihat perbandingan kualitas spermatozoa tikus wistar yang diberi paparan asap rokok dengan asap rokok elektronik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Subjek penelitian sebanyak 9 ekor tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok P0 tidak diberikan paparan asap rokok dan asap rokok elektronik, kelompok P1 diberikan paparan asap rokok kretek 2 batang, kelompok P2 diberikan paparan asap rokok elektronik selama 2 batang rokok kretek dinyalakan. Perlakuan dilakukan selama 50 hari. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan konsentrasi antar kelompok perlakuan namun analisa statistik kelompok P0 dan P1 menunjukkan hasil yang tidak bermakna (p=0,229), kelompok P0 dan P2 (p=0,559), dan kelompok P1 dan P2 (p=0,879). Motilitas kelompok P0 dengan P2 (p=0,008) dan kelompok P1 dengan kelompok P2 (p=0,026) menunjukkan perbedaan bermakna yang berarti terdapat pengaruh perlakuan terhadap motilitas. Sedangkan kelompok P0 dengan kelompok P1 (p=0,209) tidak menunjukkan perbedaan bermakna yang berarti tidak terdapat pengaruh perlakuan terhadap motilitas. Morfologi kelompok Kontrol dengan Perlakuan 1 (p=0,098) sedangkan kelompok Kontrol dengan Perlakuan 2 (p=0,004) hal ini menunjukkan morfologi kelompok P0 dengan P1 tidak berpengaruh sedangkan kelompok P0 dengan P2 terdapat pengaruh terhadap perlakuan.Kata kunci: asap rokok, asap rokok elektronik, kualitas spermatozoa
Diabetes mellitus is a condition with excess glucose in the blood which can lead to complications such as chronic diseases, among others cardiovascular disease and sexual dysfunction such as erectile dysfunction. This study aimed to determine the effect of duration of diabetes mellitus on the occurrence of erectile dysfunction. This was an analytic survey with cross sectional study design. Samples were 30 respondents, taken by simple random sampling. Data were collected by using a questionnaire IIEF-5 (International Index of Erectile Function) and the data were univariate analyzed. The results showed that there were 20 people suffered from erectile dysfunction out of 30 respondents. The univariate analysis showed that erectile dysfunction respondents that had diabetes mellitus for 1-4 years were 11 people (36.7%); and that had diabetes mellitus for 5-8 years were 19 people (63.3%). The statistical parametric test T-Test found a significant relationship between the duration of diabetes mellitus and erectile dysfunction with P = 0.025 (a significance level of 0.05). Conclusion: Long duration of diabetes mellitus can lead to erectile dysfunction. Keywords: diabetes mellitus, erectile dysfunction. Abstrak: Diabetes melitus adalah suatu keadaan dimana terdapat kadar gula berlebihan dalam darah yang dapat mengakibatkan komplikasi berupa penyakit-penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskuler dan disfungsi seksual, salah satunya disfungsi ereksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lamanya diabetes melitus terhadap terjadinya disfungsi ereksi. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel berjumlah 30 orang yang diambil secara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner IIEF-5 (International Index of Erectile Function) dan data dianalisis secara univariat. Dari penelitian ini didapatkan 20 orang dengan kejadian disfungsi ereksi pada penderita diabetes melitus dari 30 orang responden. Analisa univariat menunjukkan bahwa responden yang mengalami disfungsi ereksi pada pria dengan diabetes melitus selama 1-4 tahun berjumlah 11 orang (36,7%), dan dengan diabetes melitus selama 5-8 tahun berjumlah 19 orang (63,3%). Uji parametrik T-Test memperlihatkan terdapat hubungan bermakna antara diabetes melitus yang lama dengan terjadinya disfungsi ereksi dengan nilai P = 0,025 dengan tingkat signifikansi 0,05. Simpulan: Diabetes melitus yang lama bisa mengakibatkan terjadinya disfungsi ereksi. Kata kunci: diabetes melitus, disfungsi ereksi.
Vitamin C is an antioxidant that suppresses the oxidative stress caused by cigarette smoke purpose of this study demonstrate whether vitamin C can provide a different quality of sperm male mice Mus musculus L are given exposure to cigarette smoke. Methodology: The study subjects are 32 male mice Mus musculus L, which were randomly divided into 2 groups. The first group was the control group (K) who received treatment exposure from cigarette smoke without giving vitamin C and the second group is the treatment group (P) are given exposure from cigarette smoke and vitamin C dose of 0.40 mg / gBB /day. The treatment during 30 days, on day 31 the mice were terminated, and then examined the quality of spermatozoa motility of spermatozoa, sperm concentration and morphology of spermatozoa. Results: Test oneway ANOVA on the mean motility of spermatozoa showed Ma control group (47,38%), Mb (11,88%), Mc (18,13%), Md (22,63%) and the Ma treatment group (11.68%), Mb (17,04%), Mc (35,77%), Md (16,5%). The mean concentration of spermatozoa obtained 63,34x105/ml control group and the treatment group and the mean morphology of spermatozoa 81,75x105/ml control group showed normal morphology 50% and abnormal morphology 56,189% while the treatment group showed normal morphology 60% and 40% abnormal. Result from Oneway ANOVA test there are differences significant in the morphology of spermatozoa, concentration of spermatozoa, sperm concentration, and sperm morphology between groups (p <0,05). Conclusion: Vitamin C can improve the quality of spermatozoa after exposure to cigarette smoke. Keywords: ciggaratte, vitamin C, quality of spermatozoa. Abstrak: Vitamin C merupakan antioksidan yang menekan proses stres oksidatif akibat asap rokok Tujuan penelitian membuktikan apakah vitamin C dapat memberikan perbedaan kualitas spermatozoa mencit jantan Mus Musculus L yang diberi paparan asap rokok. Metodologi: Subyek penelitian 32 ekor mencit jantan Mus Musculus L, yang dibagi secara acak menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol (K) yang mendapat perlakuan paparan asap rokok tanpa pemberian vitamin C dan kelompok kedua yaitu kelompok perlakuan (P) yang diberi paparan asap rokok dan vitamin C dosis 0,40mg/gBB/hari. Perlakuan berlangsung selama 30 hari, pada hari ke-31 mencit tersebut diterminasi, kemudian dilakukan pemeriksaan kualitas spermatozoa yaitu motilitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa dan morfologi spermatozoa. Hasil: Uji oneway ANOVA pada rerata motilitas spermatozoa kelompok kontrol menunjukan Ma(47.38%), Mb(11.88%), Mc(18.13%), Md(22.63%) dan kelompok perlakuan Ma(11.68%), Mb(17.04%), Mc(35.77%), Md(16.5%). Rerata konsentrasi spermatozoa kelompok kontrol didapatkan 63.34x105/ml, dan kelompok perlakuan 81.75x105/ml dan rerata morfologi spermatozoa kelompok kontrol menunjukkan morfologi normal 50% dan morfologi abnormal 56,189% sedangkan kelompok perlakuan menunjukkan morfologi normal 60% dan abnormal 40%. Hasil Uji oneway ANOVA terdapat perbedaan yang signifikan pada konsentrasi spermatozoa yaitu morfologi spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, dan morfologi spermatozoa antar kelompok (p<0.05). Kesimpulan: Pemberian vitamin C dapat memperbaiki kualitas spermatozoa setelah pemaparan asap rokok. Kata kunci: Rokok, vitamin C, kualitas spermatozoa.
Fresh fruit consumption which is rich in vitamins, minerals, fibers, and water can expedite tooth self cleansing, therefore, debris width surface can be decrease. Watermelon is one of favorable fruits with sweet taste. Watermelon contains 91.45 g water and 0.4 g fiber every 100 g of watermelon flesh. Debris affects the occurrence of caries. According to Basic Health Research (RISKESDAS) in 2013, dental and oral health problems, specifically in North Sulawesi, were 31.6%; caries in North Sulawesi was 5.4%. Preventive efforts towards caries among children must be done systematically and as early as possible. Age category 8th – 10th is the most critical on the occurrence of caries. This study aimed to find out whether watermelon consumption can decrease debris index among children aged 8-10 years old. This was an experimental study with a pre-experimental design one-shot case study and a pre-test and post-test approach. This study was conducted at SDN 118 Manado, with a total population of 38 students. Samples were obtained by using the total sampling method. Based on the Wilcoxon test, the significance probability value was p = 0.000 which meant that there was a significant difference between debris index before and after watermelon consumption. Conclusion: Watermelon consumption can decrease debris index among children aged 8-10 years.Keywords: watermelon, debris index, childrenAbstrak: Konsumsi buah yang segar dan kaya akan vitamin, mineral, serat dan air dapat melancarkan pembersihan sendiri pada gigi, sehingga luas permukaan debris dapat dikurangi. Semangka merupakan buah yang banyak disukai karena rasanya yang manis. Dalam semangka terkandung kadar air yang cukup tinggi yaitu 91,45 g dan kadar serat sebesar 0,4 gr tiap 100 g daging buah semangka. Debris berpengaruh cukup besar terhadap proses terjadinya karies. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013, masalah gigi dan mulut khususnya di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 31,6%, dan yang mengalami karies gigi sebesar 5,4%. Upaya preventif pada anak diperlukan untuk mengatasi karies gigi serta dilakukan secara sistematis dan sedini mungkin. Usia 8-10 tahun merupakan kelompok usia yang kritis terhadap terjadinya karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengonsumsi semangka dalam menurunkan indeks debris pada anak usia 8-10 tahun. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan pra-eksperimental jenis one-shot case study dan pendekatan pre dan post-test perlakuan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 118 Manado dengan populasi sebanyak 38 siswa. Sampel penelitian ini didapatkan dengan teknik total sampling. Berdasarkan uji Wilcoxon nilai probabilitas signifikansi p = 0,000 yang artinya terdapat perbedaan bermakna antara selisih indeks debris sebelum konsumsi semangka dan setelah konsumsi semangka. Simpulan: Konsumsi semangka dapat menurunkan indeks debris pada anak usia 8-10 tahun.Kata kunci: buah semangka, indeks debris
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.