Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh harga, citra perusahaan, kualitas produk dan lokasi terhadap keputusan konsumen dalam pemilihan kuliner di kawasan wisata alam kemuning Karanganyar. Populasi penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan wisata ke kawasan kemuning dan juga pernah melakukan pembelian makanan. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 94 orang responden. Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil menggunakan wawancara terstruktur dengan bantuan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Simpulan yang dihasilkan adalah adalah harga dan lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan citra merek dan kualitas produk berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keputusan pembelian pemilihan kuliner di kawasan kemuning karanganyar. Lokasi paling berpengaruh dalam pemilihan tempat kuliner di kawasan wisata alam kemuning.

This study aims to measure the effect of leadership styles, organizational commitment to performance with the mediation of motivation in the civil service of the Faculty of Universities in Surakarta. The study population was a civil servant employees in the faculty. The sample is determined by the saturated sample technique, the entire employee staff respondents as many as 76 people. Methods of data collection techniques used are questionnaire. Data analysis method used is the method of path analysis (path analysis). From the results of this study concluded that the style of leadership, organizational commitment and motivation of jointly have a significant influence on employee performance. While the results of the t test of leadership style variable result that leadership style has no effect on the motivation and performance of the organization's commitment and motivation.Variabel partially have a significant influence on employee performance. With the result that the path analysis variables mediate motivational leadership style on employee performance. Motivation also mediate organizational commitment to employee performance. Judging from the coefficient (R Square) we can conclude that the motivation was influenced variable leadership style and organizational commitment of 0.46% while the rest influenced by other factors beyond the study variables. Performance is influenced by the motivation of employees by 44% and the rest influenced by other factors beyond the variables. Performance of employees affected by variables of leadership style and organizational commitment by 36% while 64% is variable -the other variables outside the study. Keywords: Leadership Style, Organizational Commitment, Motivation, EmployeePerformance.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh gaya kepemimpinan, komitmen organisasi terhadap kinerja denganmediasi motivasi padapegawai negeri sipil satu Fakultas Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Populasi penelitian adalah karyawan pegawai negeri sipil di satu fakultas. Sampel ditentukan dengan teknik sampel jenuh, dengan responden seluruh pegawai staff sebanyak 76 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis jalur (Path Analysis). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan, komitmen organisasi dan motivasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Sedangkan hasil uji t dari variabel gaya kepemimpinan diperoleh hasil bahwa gaya kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh terhadap motivasi dan kinerja pegawai.Variabel Komitmen organisasi dan motivasi secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Dengan analisisjalurdiperoleh hasilbahwa variabel motivasi memediasi gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Motivasi juga memediasi komitmen organisasi terhadap kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk membuat pengukuran modal manusia pengusaha kecil melalui penyusunan suatu indeks modal manusia (IMM). Modal manusia merupakan konsep yang tersusun dari berbagai aspek sumberdaya manusia. Aspek-aspek yang dimasukkan dalam indeks modal manusia ini terdiri dari aspek pendidikan, latihan, pengalaman, ketrampilan, dan kewirusahaan. Indeks yang disusun merupakan pengukuran akumulasi pencapaian kualitas sumberdaya manusia pengusaha. Dalam penyusunan indeks setiap aspeknya sudah dipastikan memiliki peranan terhadap kinerja usaha. Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman tentang bagaimana mengukur kemanfaatan investasi dalam peningkatan kualitas SDM sebagai suatu modal manusia yang akan bermanfaat dalam peningkatan kinerja usaha.

Rice issues are strategically important given that food sovereignty is one of the government’s strategic plans. The supply chain of rice is a complex system involving many interacting stakeholders. This study aims to analyse the rice supply chain in flood-prone areas, the level of rice business vulnerability to flooding, and the institutional competitiveness in the rice supply chain to improve food security. This study applied a mixed-method approach. The population of this research was business operators in the rice supply chain in the flood-prone areas of Klaten Regency, Indonesia. This study utilized primary data, which were collected using the method of direct interviews with business actors, supported by a list of questions and focus group discussions. The analytical tools used in this study were supply chain analysis, business vulnerability index, and stakeholder analysis. The results show that the rice supply chain consisted of farmers and rice fellers, collectors, rice mills, wholesalers, retailers and, finally, consumers. The vulnerability of companies in the rice supply chain was in the category of moderate. Stakeholders in the rice supply chain had diverse objectives, where the two most substantial goals were building reputation and earning income. Rice mill, Department of Agriculture, Food Security and Fisheries, and community are the main stakeholders in realizing food security because they have high interests and influence. The implication is that these three stakeholders must be the main actors in the development of regional food security.