ABSTRAK ISIS menjadi salah satu isu yang sering diangkat oleh berbagai media online. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis bagaimana media online mengkonstruksi dan memframing pemberitaan ISIS dalam membentuk stigma Islamofobia di masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis framing model Zhandong dan Gerald Kosicki dengan tipe penelitian analisis kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa teks berita ISIS, baik berupa teks, foto maupun gambar dalam portal online Al Jazeera.com, CNN.com, Kompas.com, dan Republika.co.id. Hasil penelitian menunjukkan media online Al Jazeera.com, CNN.com, Kompas.com, dan Republika.co.id telah memberikan porsi terhadap pemberitaan ISIS dalam berkontribusi terhadap terbentuknya stigma Islamofobia (Anti-Muslim) di masyarakat. Dari hasil penelitian, CNN.com sebagai sebuah media barat kelihatan jelas memberikan porsi pemberitaan yang besar terkait ISIS. Lewat struktur sintaksis dan Retoris media ini, diperoleh gambaran adanya penekanan pemberitaan antara Muslim versus non-Muslim. AlJazeera, sendiri dalam melakukan framing berita ISIS memakai kacamata normatif. Bagaimana Muslim memperoleh imbas yang besar terhadap berbagai pemberitaan yang mengaitkan Islam dan ISIS, sementara media lokal Kompas.com melakukan framing berita berimbang walau pada kenyataan artikel yang dimuat dalam portal tersebut masih mengandung opini. Sedangkan, Portal Republika.co.id, jelas sekali dalam pemberitaanya menggambarkan anti- Amerika dan dunia barat. Republika mengemas berita dengan mengkonstruksinya sehingga pembaca akan terpengaruh bahwa Barat memiliki kebencian kepada Muslim karena agama mereka.
Dalam masyarakat senantiasa memiliki sejumlah lapisan, lapisan tersebut sebagai pembeda antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya dan kadang menimbulkan diskriminasi atau pemisahan dalam masyarakat. Strata sosial dalam masyarakat Toraja dikenal dengan sistem kasta yaitu tana’ bulaan (bangsawan asli), tana’ bassi (bangsawan campuran), tana’ karurung (masyarakat biasa), dan tana’ kua-kua (hamba sahaya). Diera modern strata sosial masih sangat tampak pada masyarakat Tana Toraja sebagaimana kaitannya dengan tradisi rampanan kapa’(pernikahan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu hubungan antar strata sosial sera faktor pendorong keterbukaan strata sosial dalam masyarakat Tana Toraja yang dilihat dalam tradisi rampanan kapa’. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk hubungan antar strata sosial dalam masyarakat Tana Toraja dapat dilihat dari proses lamaran dalam pernikahan, misalnya ketika sedang melakukan lamaran hal yang paling utama disinggung adalah Tongkonannya. Misalnya kamu dari Tongkonan mana. Dari Tongkonan ini dapat diketahui masyarakat berdasarkan strata sosialnya. Kemudian sanksi sosial dalam tradisi rampanan kapa. Misalnya ketika melakukan perceraian akan dikenakan sanksi adat berdasarkan strata sosialnya. Katakanlah strata tinggi dalam kelas bangsawan yang melakukan perceraian akan dikenakan sanksi berupa kerbau dengan jumlah 24 ekor. Adapun Faktor pendorong keterbukaan strata sosial masyarakat dalam tradisi rampan kapa’ adalah faktor perkembangan zaman yakni modern, faktor perkembangan ilmu pengetahuan, faktor agama dan faktor ekonomi. Faktor tersebut cenderung mendominasi mempengaruhi keterbukaan strata sosial masyarakat Toraja dalam tradisi rampanan kapa’.
Modal sosial sangat berperan penting dalam peningkatan produktifitas pertanian. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan potensi modal sosial dan konstribusi modal sosial petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian di Kelurahan Biraeng Kecamatan Minasate’ne Kabupaten Pangkep. Adapun penelitian ini merupakan gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, kuesioner, wawancara, kajian pustaka dan dukumentasi. Teknik analisis data berbentuk data primer dengan menggunakan strategi tiangulasi konkuren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi modal sosial petani Kelurahan Biraeng tinggi. Hal ini di uraian dari dua variabel bebas yakni variabel jaringan yang ditunjukkan dengan meluangkan waktu berinteraksi dengan organisasi (kelompok tani) sebesar 72,00 %, dan variabel norma sosial yang ditunjukkan dengan adanya kedisplinan dalam membayar pinjaman sebesar 82,00 %. Artinya, kepercayaan (trust), jaringan, dan norma sosial yang merupakan bagian dari modal sosial petani sebesar satu satuan akan meningkatkan produktivitas pertanian sebesar satu satuan pula, begitu juga sebaliknya. Sehingga dengan kepercayaan yang baik antar petani dan unsur-unsur yang ada dalam masyarakat, serta tidak terlepas dari nilai-nilai dan norma sosial yang sudah diyakini sebagai aturan yang mengikat dan mengatur tatanan hidup bermasyarakat. Selain itu, adanya konstribusi modal sosial petani yang beroperasi, maka berdampak pada musim yang terjadi dan penggunaan sistem pengairan yang mencapai 100 %. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa modal sosial petani berpengaruh positif terhadap produktivitas pertanian di Kelurahan Biraeng yang ditunjukkan oleh T Statistik = 2,2823 > t – Tabel = 2,01290.
The values of the Systematic of Revelation as the basic -/pattern according to what the Hidayatullah - understands, believes, and practices in carrying out the process of social creation of a miniature Islamic Civilization are the topic of this study. The purpose of this research is to examine the process of externalizing Systematic Wahyu ideals like the Hidayatullah -' - in carrying out social construction activities in a tiny Islamic civilisation. This research looks at the reality of the Hidayatullah - congregation's consciousness, which reveals things about reality and the interpretation of the Systematic of Revelation as a -/archetype that is employed as a social construction reference. The process of externalizing the values of Systematic Revelation is a conscious, structured, and systematic effort by Hidayatullah actors to create humans as abdullah (servants of Allah) and caliph (representatives) of Allah SWT on earth, based on revelation's guidance, in order to build Islamic civilization. The Islamic boarding School Campus is employed as a model of Islamic civilisation, with all cadres, members of the congregation, and their students demonstrating faith in all parts of everyday life. Internalized Hidayatullah players objected to the values that are consistently presented and then generate cadres capable of providing enormous advantages to society. This corresponds to Berger's notion that human selfhood cannot possibly remain silent within itself, in a closed sphere, before moving outside to express itself in the world around it. Externalization is essentially what human selfhood is accomplishing.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.