Terapi epilepsi hampir selalu kronis dan sering menggunakan lebih dari satu obat. Sampai saat ini obat antiepilepsi masih merupakan terapi utama untuk epilepsi. Pemahaman mengenai farmakodinamik dan farmakokinetik obat-obat tersebut akan sangat membantu dalam memilih obat yang tepat serta mengembangkan penelitian untuk mengetahui mekanisme kerja obat lebih lanjut. Mekanisme kerja OAE dapat dikategorikan dalam empat kelompok utama: (1) modulasi voltage-gated ion channels, termasuk natrium,kalsium, dan kalium; (2) peningkatan inhibisi GABA melalui efek pada reseptor GABA-A, transporter GAT-1 GABA, atau GABA transaminase; (3) modulasi langsung terhadap pelepasan sinaptik seperti SV2A dan α2δ; dan (4) inhibisi sinap eksitasi melalui reseptor glutamat ionotropik termasuk reseptor AMPA. OAE bekerja untuk menyeimbangkan proses inhibisi dan eksitasi di dalam otak, sehingga dapat digunakan baik untuk epilepsi maupun berbagai penyakit lain dengan kemiripan patofisiologi dengan epilepsi.
Latar belakang. Salah satu modalitas terapi regeneratif pada Parkinson adalah menggunakan beta glucan yang terkandung dalam Saccharomyces cerevisae. Tujuan. Mengidentifikasi adanya efek penurunan ekspresi alpha synuclein pada bagian substantia nigra otak tikus model Parkinson paska pemberian Saccharomyces cerevisae. Metode. Eksperimen murni secara in vivo dengan rancangan randomized post test only controlled group design. Sampel dibagi ke dalam lima kelompok dan masing-masing terdiri dari 5 tikus. Variabel yang diukur adalah tingkat penurunan ekspresi alpha synuclein pada bagian substantia nigra otak. Hasil. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol positif dengan kontrol negatif. Simpulan. Pemberian Saccharomyces cerevisae menurunkan ekspresi alpha synuclein pada substantia nigra otak tikus strain Wistar model parkinson dengan hasil maksimal pada dosis 72 mg/kgBB.
Malaria masih menjadi masalah kesehatan di dunia maupun di Indonesia. Malaria serebral merupakan salah satu gambaran malaria berat yang mengancam nyawa. Banyak hipotesis patofisiologi yang melatarbelakangi malaria serebral telah diungkapkan. Tetapi yang berkembang sampai saat ini adalah hipotesis mekanikal, permeabilitas, humoral, dan MMPs. Dalam hipotesis-hipotesis ini terlibat aspek biomolekuler yang dikemukakan dan masih banyak yang belum dipahami. Pemahaman hal ini akan membantu dalam penanganan malaria serebral. Dasar terapi malaria serebral saat ini adalah menggunakan obat ACT (artemisinin base combination treatment). Penanganan suportif dan komplikasi juga sangat diperlukan. Banyak penelitian yang telah dan masih terus dikerjakan untuk penanganan yang optimal dari malaria serebral ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.