35 PENDAHULUANPerkembangan teknologi Informasi yang semakin pesat mampu mengubah pola kehidupan masyarakat dalam hal pemenuhan informasi. Segala bentuk informasi dapat menyebar secara cepat bahkan sulit untuk dikontrol. Tidak dapat dipungkiri saat ini manusia semakin "dimanjakan" dengan berbagai kecanggihan teknologi, mulai dari munculnya alat komunikasi handphone sampai smartphone yang dilengkapi dengan bebagai fitur dan teknologi internet. Internet dapat memudahkan penggunannya untuk bertukar informasi tanpa harus bertatap muka satu sama lain. ABSTRAKPerkembangan teknologi informasi, internet dan media sosial memberikan dampak perubahan kepada perilaku manusia dalam bersosial dan berkomunikasi. Komunikasi tanpa pengawasan dalam lingkup sosial akan dapat menyebabkan berbagai macam penyimpangan, sebagai contoh yang akhir-akhir ini sering kita dengar dengan istilah cyberbullying. Banyak remaja atau generasi-generasi muda saat ini yang menggunakan sosial media untuk saling berkomunikasi, seperti facebook. Tidak sedikit kasus yang pernah terjadi terhadap generasigenerasi muda tersebut tentang cyberbullying. Tulisan ini menggambarkan fenomena cyberbullying terhadap para remaja di sosial media facebook beserta dengan beberapa contoh nyata yang pernah terjadi di Indonesia. Selain itu, tulisan ini juga akan menguraikan dampak sosial dari cyberbullying ini terhadap para remaja dan penawaran solusi-solusi pemecahannya serta menunjukkan etika dalam menggunakan media sosial. Kata Kunci: Cyberbullying, Media sosial, Remaja ABSTRACT
Informasi dengan sangat mudah tersebar menggunakan teknologi informasi dan internet saat ini. Namun berbagai permasalahan muncul akibat penyalahgunaan teknologi tersebut, seperti cybercrime dan penyebaran informasi hoax. Kontrol informasi sangat penting untuk mengevaluasi kredibilitas informasi dan sumbernya. Penelitian ini menjelaskan bagaimana mengatasi cybercrime dan hoax melalui seleksi informasi yang tepat. Pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan digunakan dalam penelitian ini serta delengkapi dengan data dan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cybercrime dan penyebaran informasi hoax masih terjadi bahkan sampai saat ini. Terdapat tiga ancaman UU ITE di Indonesia yang berpotensi menimpa pelaku cybercrime dengan memanfaatkan facebook yaitu ancaman pelanggaran kesusilaan pasal 27 ayat (1), penghinaan atau pencemaran nama baik pasal 27 ayat (3), dan penyebaran kebencian berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) pasal 28 ayat (2). Upaya untuk mencegah cybercime dapat dilakukan dengan cara melindungi komputer dari virus, menjaga privasi, mengamankan e-mail, melindungi Id/Account, membuat backup data, dan selalu up to date terhadap informasi. Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menyeleksi sumber informasi dari internet agar terhindar dari bahaya cybercrime, yaitu: relevansi, akurasi, otoritas reputasi, objektivitas, kekinian, cakupan, bukti yang kuat, serta bahasa dan gaya penulisan.
Preservasi dan konservasi sebagai upaya untuk pelestarian bahan pustaka belum dilakukan secara maksimal di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana proses preservasi dan konservasi yang dilakukan serta kendala-kendala yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualtitatif dengan metode deskriptif eksploratif. Data diperoleh menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, sedangkan keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelestarian bahan pustaka sudah dilakukan sejak lama, namun belum maksimal. Kegiatan preservasi dan konservasi dilakukan untuk perbaikan dan perawatan bahan pustaka serta pencegahan dari faktor perusak. Alih media telah dilakukan terhadap koleksi-koleksi penting yang bernilai sejarah, namun hasilnya belum dapat dilayankan karena keterbatasan media dan keahlian pustakawan. Kendala dalam proses preservasi dan konservasi diantaranya keterbatasan tempat, kurangnya tenaga profesional, kurangnya dana, serta fasilitas yang kurang lengkap dan memadai.
ABSTRAK Arsip elektronik memiliki peranan penting dalam sistem administrasi, selain itu juga sebagai alat bukti yang sah berdasarkan Undang-undang Nomor 11 pasal 5 ayat (1) Tahun 2008. Perkembangan teknologi informasi mengharuskan arsip diolah secara elektronik. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan tentang apa dan bagaimana cara mengelola arsip elektronik secara konseptual. Artikel ini disusun berdasarkan studi literatur. Peralatan yang digunakan untuk mengelola arsip elektronik berupa hardware (komputer, print scanner, media penyimpanan) dan software. Pegelolaan arsip elektronik berbeda dengan arsip cetak. Arsip elektronik memiliki empat siklus pengelolaan yaitu penciptaan dan penyimpanan, distribusi dan penggunaan, pemeliharaan, dan disposisi. Pemindahan arsip cetak kedalam arsip elektronik bisa dilakukan dengan cara scanning, conversion, Importing. Sedangkan penyimpanan arsip elektronik bisa dilakukan secara online, offline maupun nearline.
Introduction. In academic libraries, transformational and situational leadership is important as it can change organizational behavior and increase the staff performance.There is limited discussion types of leadership. This research discusses two types of leadership and develops a framework in academic libraries of ideal leadership. Data Collection Method. The paper used a qualitative approach and considered literature review from books, journals, and other sources related to the theme. Data Analysis. The paper analyzed various literature, examined and selected data, developed a theoretical framework, and conceptualized the contents. Result and Discussions. Transformational leadership in the academic library is appropriate to create a vision, however, staff commitments develop slowly. The leadership can be appropriately applied to the academic library with a few human resource as itemphasizes two-way communication to motivate staff. Meanwhile, in the situational leadership, organizational vision can be achieved when staff commitments are developed effectively. The situational leadership can be implemented in the academic libraries with large number of staff by using direct and two-way interaction, as staff motivation may increase when they are trusted. Conclusion. The transformational and situational leadershipsare effective when applied to the proper circumstances to achieve set goals. Library leaders need to consider strengths and weaknesses of the leadership style.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.