As the largest Muslim population country, Indonesia potentially becomes the largest exporter of halal food products globally, especially to OIC countries with demands for the fulfillment of halal product guarantees and food safety. Currently, BPJPH is assigned as the organizer of halal product guarantees in Indonesia, and MUI remains the party authorized to issue a fatwa on the determination of halalness. This fatwa will be submitted to BPJPH as the basis for issuing halal certificates. The halal certification and assurance systems designed and implemented by MUI have also been recognized and even adopted by halal certifier bodies abroad. Until 2019, only 0.11% of SMEs had halal certificates. Promoting halal certification for SMEs is an important strategy in increasing food exports. In addition, to the obligation to comply with Law number 33 of 2014 on Halal Products Guarantee (Law of JPH). Halal certification significantly enhances the marketability of SMEs products. This paper describes the importance of halal certification of processed foods to increase export opportunities and reviews the government's concrete steps in implementing the Halal Certification for SMEs.
Cilebut Timur merupakan salah satu desa di Kabupaten Bogor yang berada di Kecamatan Sukaraja. Berdasarkan data desa Cilebut Timur tahun 2019, sebanyak 15.987 jiwa dimana 7.852 berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 3.286 merupakan ibu rumah tangga. Sebanyak 20 orang ibu rumah tangga di RW XIV desa Cilebut Timur mengikuti kegiatan pelatihan produksi, sanitasi dan pemasaran cokelat praline fungsional. Peserta praktik langsung membuat cokelat praline menggunakan isian yang memiliki nilai kesehatan seperti pikel bawang putih, wijen, oat, dan kacang koro sehingga menjadikan cokelat praline sebagai makanan fungsional yang baik untuk tubuh juga berpotensi menjadi produk komersial untuk berwirausaha. Setelah mengikuti kegiatan, peserta memiliki keinginan untuk menerapkan keterampilan yang diberikan saat pelatihan dan berminat menjadikannya usaha sampingan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Peserta juga menilai secara keseluruhan kegiatan ini sangat baik dari segi responsiveness, emphaty, tangible, reliability, assurance dan continuity.
Fermentation technology is one of the subjects in the Food Quality Assurance Supervisor Study Program (SJMP), Vocational School, Bogor Agricultural University (IPB) which is given to semester IV students. Prior to the 2021/2022 academic year, practicum activities were carried out using the teacher centered method using practicum instructions in the form of modules prepared by lecturers, students only followed the modules and were not involved in practicum planning and designing experiments. Through this method, students are not given the opportunity to learn to think critically, creatively, and innovate. One way to optimize the achievement of learning outcomes is to apply the Project Based Learning (PjBL) model. The research was carried out using a one-shot case study method and a descriptive approach to 111 students of the Food Quality Assurance Supervisor Study Program in semester IV. The application of Project Based Learning in the fermentation technology course produces innovative products as project outputs, namely cinnamon yoghurt salad, cowpea tempeh nuggets, red gingerbread, sundubu jjigae with radish-based kimchi, steamed cakes of red dragon glutinous rice tape, braid donuts with fruit glaze Dragon, Dimsum Tempe Bogor Beans, and Frozen Sweet Corn Green Bean Yogurt. Of the 8 products, the panelists liked the red dragon skin glutinous tape steamed sponge cake the most (7.50), so it has the potential to be developed further, while the least preferred product was dimsum tempeh Bogor kacang (4.93). Based on the results of the questionnaire, 100% of students felt that Project Based Learning was effectively applied to fermentation technology courses, could increase motivation and interest in learning, and made it easier for students to understand the material. In addition, 99% of students feel optimistic about achieving competence in the field of food quality assurance, especially controlling fermented food production according to established competency standards, improving design skills and soft skills including teamwork, problem solving, and analytical skills.
Pala adalah tanaman asli Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pala diekspor dalam bentuk biji dan fuli utuh ataupun ditumbuk. Pemanfaatan daging buah pala setelah diambil biji dan fulinya masih sangat terbatas, salah satunya adalah dengan diolah menjadi squash buah pala. Sementara konsumsi squash buah pala masih cukup rendah sehingga perlu memperkenalkan lebih lanjut ke masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas atribut mutu sensori squash buah pala dan menguji korelasi antara skor atribut mutu sensori squash buah pala dengan tingkat kesukaan panelis. Berdasarkan usia, panelis dibagi menjadi dua kelompok yaitu panelis berusia tidak lebih dari 30 tahun dan panelis berusia lebih dari 30 tahun. Hasil analisis sensori menunjukkan bahwa atribut mutu penampakan squash buah pala sangat menentukan tingkat kesukaan panelis. Terdapat hubungan korelasi negatif antara respon skor penampakan (banyaknya endapan) dengan respon hedonik penampakan squash buah pala. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak endapan pada squash buah pala maka penampakan squash buah pala semakin tidak disukai. Hasil uji kesukaan menunjukkan adanya perbedaan selera diantara dua kelompok panelis. Kelompok panelis yang berusia lebih dari 30 tahun cenderung lebih menyukai rasa dan aroma squash buah pala yang lebih kuat, namun tidak demikian halnya pada panelis yang berusia tidak lebih dari 30 tahun.
Ptalat adalah senyawa yang ditemukan dalam zat aditif yang sering ditambahkan ke dalam bahan kemasan berbasis kertas daur ulang. Zat yang berpotensi berbahaya yang ada dalam kertas daur ulang terkandung dalam residu tinta cetak, pernis, perekat dan zat lainnya. Makanan yang kontak langsung dengan kemasan kertas daur ulang dapat mengandung diisopropil-napatalene (DIPN), benzofenon, terfenil terhidrogenasi, amina aromatik primer, poliaromatik hidrokarbon (PAH), dan ptalat. Ptalat dapat bermigrasi dari kemasan ke dalam makanan, terutama untuk produk pangan berlemak. Salah satu jenis ptalat yaitu dibutil ptalat (DBP) dilaporkan dapat mengganggu sistem endokrin. Pada dosis tinggi, DBP telah terbukti merusak sistem reproduksi tikus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi DBP dari kemasan makanan berbasis daur ulang (dupleks) dan migrasinya ke dalam simulan pangan. Metode yang digunakan yaitu ekstraksi dengan pelarut yang dibantu ultrasonik (USE), diikuti dengan analisis kromatografi gas -spektrometri massa (GC-MS). Metode yang dikembangkan telah divalidasi, dengan nilai linearitas (R 2 ) dari 0,999, rentang akurasi 89,98% -102%, batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi (LOQ) berturut-turut sebesar 0,04 mg/L dan 0,06 mg/L. Hasil analisis DBP dari lima kertas dupleks komersial berbeda nyata pada kisaran 1,7 hingga 5,8 mg/kg. Tingkat migrasi yang diukur dari kontak langsung antara kertas dan etanol 95% sebagai simulantpangan selama 2 jam pada suhu 40°C adalah 4,7 mg/dm 2 . Migrasi DBP melebihi nilai migrasi spesifik yang ditetapkan pada EU No. 10/2011 (0,3 mg/kg atau 0,05 mg/dm 2 ). Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kertas daur ulang sebagai kemasan primer produk pangan tidak dianjurkan, terutama untuk pangan berlemak.Kata kunci: Dibutil ptalat, kertas daur ulang, GC-MS, simulan pangan, migrasimilk ABSTRAK Phthalates are compounds found in additives that frequently added into recycled paper-based packaging material. Potentially harmful substances present in the recycled paper comprise the residues of printing inks, varnishes, adhesives and other substances. Foods that are in direct contact with recycled paper packaging containing diisopropyl-naptalene, benzophenone, terphenyl hydrogenated, primary aromatic amine, polyaromatichydrocarbon (PAH) and phthalates. Trace amounts of phthalates can leach out of food packaging and get into the food, especially for fat rich-food products. One of phthalates, di-n-butyl phthalate (DBP) was reported as endocrine disrupter. In high doses, DBP has been shown to harm the reproductive system of rodents. This research aimed to identify and quantify DBP from recycled paper-based food packaging and its migration into food simulant. The method based on ultrasound-assisted solvent extraction (USE) followed by gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS) analysis. The developed method was validated. It had linearity value (R 2 ) of 0.999, recovery percentage of 91.4% -103.6%, limit of detection (LOD) and limit of quantification (LOQ) at 0.04 mg/L and 0.0...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.