Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan flipped classroom lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain penelitian post-test only control group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA SMA Negeri 4 Singaraja tahun ajaran 2017/2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling untuk memperoleh 2 kelas sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan melalui tes pemahaman konsep matematika yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tes uraian yang diberikan diakhir penelitian. Dari data post-test diperoleh rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan flipped classroom adalah 15,265 dan rata-rata skor pemahaman konsep matematika yang mengikuti pembelajaran konvensional adalah 13,688. Dari hasil analisis data menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf signifikansi 5% menunjukan bahwa . Hal ini berarti pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan flipped classroom lebih tinggi daripada pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dengan kata lain pendekatan flipped classroom berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep matematika siswa.
This study aims at analyzing the effect of problem based learning (PBL) compared to direct instruction (DI) on students critical thinking skills (CTA) viewed from their social attitudes (SA). This study used post-test only control group design. The population is 15 classes (584 students) of SMA 4 and SMA 6 Denpasar. The sample was chosen by random assignment technique and selected 4 classes (150 students = 25.7% of the population). The samples were divided into PBL group and DI group each 2 classes or 75 students. Furthermore, in each group sorted according to high and low SA, each of the 25 students (33%), both PBL and DI. Students CTA were measured by tests while SA are measured by questionnaires. Data were analyzed by 2x2 ANOVA. The results showed that students CTA in the PBL group higher than the DI group. Students who have high SA show higher CTA than those with low SA. PBL and DI models interact strongly with high SA in achieving CTA. The implication that guiding students to interact socially well is an alternative way for teachers so students can achieve adequate CTA in learning physics in SMA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memperoleh perangkat pembelajaran matematika berorientasi pendidikan karakter dengan model Treffinger yang valid untuk meningkatkan kreativitas matematika siswa. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari buku siswa, buku petunjuk guru, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pengembangan dalam penelitian ini mengikuti prosedur pengembangan Plomp yang meliputi lima tahap yaitu: 1) investigasi awal, 2) desain, 3) realisasi, (4) tes, evaluasi, dan revisi, dan (5) implementasi. Tahun pertama penelitian ini dilakukan sampai pada tahap keempat. Pada tahap ini kualitas perangkat pembelajaran dilihat dari segi validitas isi dan validitas konstruk melalui penilaian dua orang validator yang selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil validitas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan termasuk katagori sangat valid. Berdasarkan masukan deskriptif dan koreksi dari validator selanjutnya dilakukan revisi hingga dihasilkan perangkat pembelajaran dalam bentuk prototipe 2 yang selanjutnya perlu diujicoba untuk melihat kepraktisan dan keefektivan perangkat pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar trigonometri dengan model inkuiri berorientasi pendidikan karakter yang valid untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Undiksha. Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini mengikuti prosedur pengembangan dari Plomp yang meliputi lima tahap yaitu: (1) investigasi awal, (2) desain, (3) realisasi/konstruksi, (4) tes, evaluasi, dan revisi, dan (5) implementasi. Pada tahun pertama penelitian ini dilakukan sampai pada tahap tes, evaluasi, dan revisi yaitu melakukan validasi bahan ajar. Validitas isi dilihat dari kesesuaian bahan ajar dengan teori pengembangan yang dijadikan pedoman dan sesuai dengan tuntutan karakteristik model pembelajaran. Validitas konstruk dilihat dari adanya keterkaitan yang konsisten dari setiap komponen bahan ajar yang dikembangkan dengan karakteristik model pembelajaran yang diperoleh melalui penilaian validator. Validasi konstruk bahan ajar yang telah dikembangkan termasuk katagori sangat valid. Berdasarkan penilaian validator kemudian dilakukan revisi bahan ajar. Tahap selanjutnya adalah tahap uji coba terbatas untuk melihat kepraktisan dan keefektivan bahan ajar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.