Kurangnya pengetahuan, sifat dan perilaku berisiko pada remaja yang berdampak pada status kesehatan reproduksi remaja memerlukan ketersediaan pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan remaja khususnya pelayanan untuk kesehatan reproduksi yang ramah dengan remaja. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah siswa di SMAN I Cileunyi yang merupakan para remaja. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para remaja tentang kesehatan reproduksi serta memberdayakan remaja dengan dibentuknya peer group sebagai wadah remaja untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Kelompok remaja ini melakukan sharing dengan emaja lainnya pada sat kegiatan keputrian, kemudian remaja ini membuat membuat aplikasi di media social sebagai sarana untuk memberikan informasi agar lebih mudah memberikan informasi kepada teman sebaya lainnya khususnya di SMAN 1 Cileunyi itu sendiri. Dengan adanya Peer Group dan pojok Remaja ini, siswa antusias untuk mencari informasi kesehatan untuk remaja dan mersa bermanfaat dengan adanya pojok kesehatan remaja ini.
ABSTRAK ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. Rendahnya angka bayi yang disusui dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor pemudah (predisposing factors, faktor pendukung (enabling factors) dan faktor pendorong (reinforcing factors). Data yang didapat dari Profil Kesehatan Jawa Barat tahun 2014, bahwa hanya 20,67% bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif dari jumlah total bayi usia 0-6 bulan yaitu 12.508. Cakupan pemberian ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 61,1%, namun mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 33,6%. Metode penelitian ini menggunakan desain deskritif. Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki bayi berusia lebih dari 6 bulan sebanyak 63 orang yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Sampel yang digunakan yaitu total sampling. Tekhnik pengumpulan data menggunakan questioner dan analisa data yang digunakan univariat.. Hasil penelitian dari 63 responden ibu dengan tingkat pendidikan terakhir ibu sebanyak 44.4% berpendidikan SMP-SMA, 42.9% SD, 7.9% tidk pernah sekolah dan 4.8% akademi tinggi/PT. Frekuensi pengetahuan ibu terhadap ASI Eksklusif sebesar 65.1% berpengetahuan kurang, 31.7% berpengetahuan cukup dan 3.2% berpengetahuan baik. Budaya yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklsusif sebanyak 63.5% terdapat tradisi tertentu dan 36.5% tidak terdapat tradisi tertentu. Penelitian ini merekomendasikan agar petugas kesehatan dapat meningkatkan dukungan melalui edukasi, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif melalui penyuluhan oleh bidan dan para kader khususnya penyuluhan yang terfokus kepada ibu hamil dan ibu menyusui. Breastfeeding constitute the food of first , main and best for baby , that is natural .An infant who is being suckled this matters can be influenced by various factors , good factors pemudah ( predisposing factors , by factors in support of ( enabling options factors ) and motivation factor ( reinforcing factors ) .The data obtained from health profile west java 2014 , that only 20.67 % of children aged 6-0 months are breastfed of the total number of children aged 6-0 months namely 12.508 . The scope of the provision for the exclusive breastfeeding 0-6 months in indonesia in 2013 % 61,1 reached , but fell in 2014 to 33,6 % .The methodology applied deskritif design .The population study areas is that women have babies aged over 6 months as much as 63 people who do not give exclusive breastfeeding .The sampling method used the total sample .Using questioner tekhnik data collection and analysis of the data used univariat .. The results of the study of 63 respondents mother with education levels last mother 44.4, smp-sma % have as many as 42.9, primary percent percent had 7.9 tidk 4.8 percent high school and academy /. ptThe frequency of the breastfeeding exclusive knowledge of as much as percent less, 65.1 knowledge knowledgeable 31.7 percent moderate and percent. 3.2 knowledge eitherThe culture that affects as many as breastfeeding eksklsusif 63.5 % tradition 36.5 percent certain there is no particular tradition. his study recommended that health workers to increase support through education, and increased community knowledge about the importance of breastfeeding exclusively through extension activities by the midwife and kaders especially extension that focus to pregnant women and nursing mother.
Peran ayah (fathering) merupakan peran yang dilakukan oleh seorang laki-laki dalam satu keluarga yang memiliki tugas mengarahkan anak menjadi mandiri dan berkembang positif, baik secara fisik dan psikologis. Peran ayah sama pentingnya dengan peran seorang ibu walaupun waktu yang dihabiskan bersama anak relatif lebih sedikit dibandingkan seorang ibu. Permasalahan penyimpangan orientasi seksual banyak faktor yang dapat menjadi penyebabnya. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi peran ayah dalam pembentukan penyimpangan perilaku seksual. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpangan perilaku seksual berkontribusi dengan fungsi keluarga, manajemen sumber daya keluarga serta proses pembentukan konsep diri anak. Peran ayah dalam keluarga tidak hanya keterlibatannya dalam menjalankan fungsi keluarga seperti fungsi ekonomi, akan tetapi keterlibatan ayah dalam interaksi positif dengan anak aktif dapat memberikan nilai dan karakter pada pembentukan konsep diri anak. Peran ayah (fathering) dapat membantu proses tumbuh kembang anak salah satunya pemenuhan kebutuhan psikologi dan sosialisasi. Dukungan orangtua dalam menuntaskan tugas perkembangan anak dapat menghindari dari perilaku penyimpangan, termasuk penyimpangan seksual. Perkembangan anak erat kaitannya dengan peran orang tua dalam menentukan pandangan dan nilai bagi anak untuk berperilaku. Peran ayah diharapkan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik sehingga fungsi manajemen keluarga dapat berfungsi sebagaimana mestinya di dalam keluarga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran humas mengedukasi masyarakat tentang pentingnya alat X-Smoke dalam memerangi perubahan iklim dan dampak karhutla dan media yang dapat digunakan dalam menunjang proses memberikan edukasi. Humas memiliki peranan terpenting dalam sebuah lembaga dan menjadi ujung tombak atau garda terdepan dalam lembaga. Humas dalam menjalankan peranannya menggunakan media publikasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Data yang telah terkumpul dari hasil tinjauan pustaka selanjutnya akan digunakan sebagai pijakan dalam melakukan analisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Sumber data yang diperoleh melalui studi pustaka yaitu dengan menggunakan obyek kajian dari buku, artikel ilmiah, jurnal maupun literatur dari internet yang relevan dengan pembahasan masalah. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa humas memiliki peranan penting dalam lembaga yakni sebagai penasehat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator pemecahan masalah dan teknisi komunikasi. Media publikasi yang dapat digunakan yakni media cetak, elektronik dan media sosial.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.