LATAR BELAKANGStres kerja merupakan stres yang timbul akibat tuntutan kerja yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya sehingga menimbulkan berbagai macam reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku. Menurut PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), pada tahun 2007 sebanyak 50.9% perawat di Indonesia mengalami stres kerja. Beberapa faktor penyebabnya adalah kelelahan dan waktu kerja yang berubah-ubah (shift kerja). Hasil penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa hubungan antara shift kerja maupun kelelahan kerja dengan stres kerja pada perawat masih diperdebatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara shift kerja maupun kelelahan kerja dengan stres kerja pada perawat. METODEStudi ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional pada 102 perawat di RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat. Cara pengambilan sampel berupa consecutive non random sampling. Data primer diperoleh dengan kuesioner data diri Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) dan kuesioner stres kerja yang sudah divalidasi dengan nilai Alpha Cronbach antara 0.837-0.832 dan realibilitas 0.926. Analisis data menggunakan chi-square test dengan tingkat kemaknaan (p) <0.05. HASILTerdapat hubungan antara shift kerja (p=0.035), kelelahan kerja (p=0.022), jenis kelamin (0.037) dan status pernikahan (p=0.041) dengan stres kerja dan tidak ada hubungan antara usia dengan stres kerja (p=0.071). KESIMPULANTerdapat hubungan antara shift kerja, kelelahan kerja, jenis kelamin, dan status pernikahan dengan stres kerja pada perawat RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat. Akan tetapi usia tidak berkaitan dengan stres kerja.
BACKGROUNDFew studies have investigated the impact on olfactory functioning of occupational exposure to toluene, an industrial solvent used in paints and cleaning fluids. The estimated olfactory dysfunction prevalence is 0.5-5%. Patients frequently do not complain about olfactory dysfunction. However, occupational exposure to chemicals may affect workers' health and safety, because of their continuous inhalation. This study aimed to examine the relationship between toluene exposure and olfactory dysfunction in furniture workers. METHODSThis was a cross-sectional study involving 65 workers. Data collection was by observation and interview on demographic characteristics, history of habits, and symptoms of chronic rhinitis. Risk of exposure scores were evaluated from potential hazard, exposure level, duration of employment, type of work, use of masks, ventilation of work space, and education and training. Olfactory function was tested using Sniffin' Sticks, and determination of environmental toluene level was by personal sampling. The odds ratio was used to test correlations between variables. RESULTSOnly 44 subjects could be analyzed, 37 (84.1%) of whom had olfactory dysfunction. Workers with high toluene exposure had a significantly 12.5-fold risk of olfactory dysfunction in comparison with those with low exposure (OR=12.5; CI 95% 1.35 -115.79). CONCLUSIONSToluene exposure increases risk of olfactory dysfunction in furniture workers. Olfactory function testing should be considered for initial screening or periodic testing of furniture workers. Low toluene levels with a high proportion of olfactory dysfunction indicate that olfactory dysfunction is an early negative impact of chemical inhalation. Keywords
LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis yang dinamis tentu berpengaruh terhadap tuntutan produktivitas kerja karyawan. Dalam menjalankan tugas mereka tidak jarang para karyawan mengalami stres kerja yang bisa diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain beban kerja dan besaran upah kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja, besaran upah dengan stres kerja pada karyawan PT. HBSP. METODE Studi cross-sectional pada 95 karyawan PT. HBSP. Data sosiodemografi, lama kerja dan besaran upah dikumpulkan dengan kuesioner. Kategori beban kerja didapatkan dengan menghitung rumus persentase beban kardiovaskuler dan penilaian stres dengan mengunakan survei Health and Safety Executive (HSE). Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisis melalui program SPSS(Statistical Package for the Social Sciences). HASIL Responden paling banyak yang berusia 26-45 tahun (62,1%) dan didominasi oleh laki-laki (74,7%). Responden yang telah bekerja <5 tahun adalah 55,8% dan yang sudah menikah sebanyak 69,5%. Sebanyak 78,9% responden tidak menerima besaran upah yang sesuai dengan Upah Minimum Kota. Dalam hal beban kerja, sebanyak 49 responden termasuk kategori diperlukan perbaikan. Mayoritas responden mengalami stres sedang (72,6%). Tidak terdapat hubungan bermakna antara beban kerja dan kejadian stres kerja (p=0,758),dan terdapat hubungan yang bermakna antara upah terhadap stres kerja pada pekerja PT. HBSP Karawang (p=0,000). KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kejadian stres kerja tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara upah dengan stres kerja pada karyawan PT. HBSP Karawang.
Aortic enlargement is not an uncommon incidental finding with potential omission of clinical implications. During routine dissection in the middle of the thorax, there was an incidental finding of a disproportionately enlarged aorta in comparison to normal-sized heart at gross observation despite normal anatomy in local and adjacent structures. Incidental finding of aortic enlargement should not be disregarded as it might contribute to pathological processes. The use of indices could give a more comprehensive appraisal of cardiovascular system dimensions.
LATAR BELAKANG Gangguan muskuloskeletal akibat kerja adalah gangguan pada struktur muskuloskeletal pada leher, punggung, ekstremitas atas dan bawah yang disebabkan oleh mikro-trauma kumulatif akibat biomekanikal atau pajanan lain dari pekerjaan. Gangguan ini jarang mengancam jiwa, tetapi dapat meningkatkan absenteisme, menurunkan produktivitas kerja, menurunkan kualitas hidup, dan meningkatkan beban finansial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan risiko sikap tubuh saat bekerja dengan timbulnya keluhan muskuloskeletal. Selain itu penelitian juga melihat faktor lain seperti masa kerja dan karakteristik jenis kelamin serta hubungannya dengan keluhan muskuloskeletal. METODEPenelitian menggunakan studi observasional analitik cross-sectional dengan jumlah responden 60 pekerja kantor. Risiko sikap kerja dinilai dengan menggunakan Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan keluhan muskuloskeletal dinilai dengan menggunakan Nordic Body Map (NBM). Selain itu juga dikumpulkan data tentang jenis kelamin dan masa kerja. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan uji Fisher. HASILHampir sebagian besar pekerja (91.7%) mengalami keluhan muskuloskeletal dan sebagian besar di antaranya adalah pekerja laki-laki (96.9%). Keluhan muskuloskeletal yang tinggi didapatkan pada pekerja yang sudah bekerja lebih dari 4 tahun (96.7%) dan juga pada pekerja dengan sikap kerja berisiko tinggi (90%) namun berdasarkan hasil uji statistik tidak didapatkan hubungan antara jenis kelamin, masa kerja dan tingkat risiko sikap tubuh dengan keluhan muskuloskeletal (p> 0.005). KESIMPULANPrevalensi keluhan muskuloskeletal pada pekerja kantor sangat tinggi demikian juga dengan tingkat risiko sikap tubuh saat bekerja. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara risiko sikap tubuh, jenis kelamin dan masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal. Dengan demikian perlu diteliti faktor-faktor lain yang mungkin menyebabkan keluhan ini. Walaupun tidak didapatkan hubungan yang bermakna, angka prevalensi yang tinggi ini perlu menjadi perhatian bagi perusahaan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.