The purpose of this study was to develop mixed learning media (MLM) and test the feasibility of learning media. The study was conducted using the research and development method which refers to the ADDIE model with four main steps, analysis, design, development, and implementation. The instrument used is a questionnaire consisting of a learning media questionnaire, student worksheet questionnaire, and student response questionnaire. Respondents in this study were 4 eleventh grade students. The results showed the feasibility of learning media with a score of 92.5%; in the aspect of serving by 93.3%; on the aspect of the feasibility of the content of 91.6%; on the language aspect by 91.5%; 95.8% on the concept and task aspects. Based on the results of the validation score, the student worksheet was declared very valid. Based on the results of student questionnaire data, an average score of 94.9%. The results showed that the learning media were valid and practical to use for virtual experiments.
The national shipping industry is very close and cannot be separated in relation to an aspect of financing. Financing for the procurement of these ships can be obtained through credit or loan facilities because ships are objects that can be used as objects of collateral for debt repayment in the credit agreement. The purpose of this study is to provide an overview of the regulation of ships as objects of mortgage collateral in statutory regulations. The research method uses juridical empirical. The result of the research shows that the provisions regarding or ships as objects of mortgage collateral in Indonesia are one of the factors why banking institutions and financial institutions in the country are still reluctant to provide credit or loan facilities to the national shipping and shipping industry for marine financing. This is because the laws and regulations in Indonesia regulating the mortgage on ships are not clear, no longer in accordance with the times and the current needs regarding credit, banking, and national economic activities, and do not meet applicable international standards. Keywords: Mortgage; Guarantee; Ship.AbstrakIndustri perkapalan nasional sangat erat serta tidak dapat dipisahkan kaitannya dengan suatu aspek pembiayaan. Pembiayaan untuk pengadaan kapal laut tersebut dapat diperoleh melalui fasilitas kredit atau pinjaman, karena kapal laut merupakan benda yang dapat dijadikan objek jaminan pelunasan hutang dalam perjanjian kredit.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran tentang pengaturan kapal laut sebagai objek jaminan hipotek didalam peraturan perundang-undangan. Metode penelitiannya menggunakan yuridis empiris. Hasil dari penelitian bahwa ketentuan-ketentuan mengenai ataukapal laut sebagai objek jaminan hipotek di Indonesia merupakan salah satu faktor mengapa lembaga perbankan dan lembaga keuangan didalam negri masih enggan untuk memberikan fasilitas kredit atau pinjaman kepada industri perkapalan dan pelayaran nasional untuk pembiayaan kapal laut. Hal ini dikarenakan peraturan perundang-undangan di Indonesia yang dalam hal ini mengatur mengenai, hipotek atas kapal laut tidak jelas, tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan kebutuhan dewasa ini tentang kegiatan perkreditan, perbankandanperekonomian nasional serta tidak memenuhi standar internasional yang berlaku. Kata kunci: Hipotek; Jaminan; Kapal Laut.The national shipping industry is very close and cannot be separated in relation to an aspect of financing. Financing for the procurement of these ships can be obtained through credit or loan facilities because ships are objects that can be used as objects of collateral for debt repayment in the credit agreement. The purpose of this study is to provide an overview of the regulation of ships as objects of mortgage collateral in statutory regulations. The research method uses juridical empirical. The result of the research shows that the provisions regarding or ships as objects of mortgage collateral in Indonesia are one of the factors why banking institutions and financial institutions in the country are still reluctant to provide credit or loan facilities to the national shipping and shipping industry for marine financing. This is because the laws and regulations in Indonesia regulating the mortgage on ships are not clear, no longer in accordance with the times and the current needs regarding credit, banking, and national economic activities, and do not meet applicable international standards. Keywords: Mortgage; Guarantee; Ship.AbstrakIndustri perkapalan nasional sangat erat serta tidak dapat dipisahkan kaitannya dengan suatu aspek pembiayaan. Pembiayaan untuk pengadaan kapal laut tersebut dapat diperoleh melalui fasilitas kredit atau pinjaman, karena kapal laut merupakan benda yang dapat dijadikan objek jaminan pelunasan hutang dalam perjanjian kredit.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran tentang pengaturan kapal laut sebagai objek jaminan hipotek didalam peraturan perundang-undangan. Metode penelitiannya menggunakan yuridis empiris. Hasil dari penelitian bahwa ketentuan-ketentuan mengenai ataukapal laut sebagai objek jaminan hipotek di Indonesia merupakan salah satu faktor mengapa lembaga perbankan dan lembaga keuangan didalam negri masih enggan untuk memberikan fasilitas kredit atau pinjaman kepada industri perkapalan dan pelayaran nasional untuk pembiayaan kapal laut. Hal ini dikarenakan peraturan perundang-undangan di Indonesia yang dalam hal ini mengatur mengenai, hipotek atas kapal laut tidak jelas, tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman dan kebutuhan dewasa ini tentang kegiatan perkreditan, perbankandanperekonomian nasional serta tidak memenuhi standar internasional yang berlaku. Kata kunci: Hipotek; Jaminan; Kapal Laut.
Formasi Baturaja merupakan salah satu formasi penghasil minyak dari Cekungan Jawa Barat Utara. Formasi Baturaja pada Cekungan Jawa Barat Utara ini memiliki keunikan yaitu kondisi batuan yang tergolong tight, namun bisa memproduksi minyak. Lokasi penelitian berada di Lapangan Aulia, Subcekungan Jatibarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi litologi secara vertikal, mengetahui lingkungan pengendapan Formasi Baturaja, mendapatkan nilai properti petrofisik dan menentukan kedalaman reservoir yang prospektif.Metode deterministik digunakan dengan pertimbangan lebih cocok pada litologi yang homogen. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data dari 6 sumur pemboran. Hasil analisis kualitatif pada semua sumur menunjukkan variasi litologi tersusun dari batugamping dan batugamping sisipan batulempung. Fasies batuan yang terdapat pada Formasi Baturaja berupa packstone dan perselingan packstone – wakckestone hasil pengendapan laut dangkal dengan fasies karbonat yaitu reef crest. Nilai properti petrofisik di Lapangan Aulia memiliki volume shale rata-rata 0,24281 dan nilai rata-rata porositas efektif sebesar 1-6,5% (porositas buruk). Porositas yang rendah pada batugamping Formasi Baturaja ini diinterpretasikan sebagai dampak dari fluktuasi muka laut dan akibat diagenesis batugamping. Nilai permeabilitas rata-rata adalah 0,0134 – 2,0452 mD (tight). Lapisan batuan prospek rerata di Lapangan Aulia adalah 5,67 m dengan lapisan paling tebal dijumpai pada RUO 25, yaitu setebal 9 m di kedalaman 1.846,110 m (TVDSS).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.