Kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada wanita. Untuk itu, deteksi dini kanker serviks penting dilakukan bagi wanita sebagai bentuk antisipasi. Metode IVA adalah salah satu alternatif deteksi dini yang sudah dicanangkan oleh pemerintah secara gratis bagi WUS. Namun, angka keikutsertaan pemeriksaan IVA masih sangat relatif rendah, sekitar 8,1 % saja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan persepsi PUS tentang IVA dengan motivasi pemeriksaan IVA di wilayah Puskesmas Pulorejo Kabupaten Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan crossectional populasi semua wanita PUS di wilayah Puskesmas Pulorejo Kabupaten Jombang sejumlah 8123 responden, dan jumlah sampel sebanyak 94 responden dengan pengambilan sampel menggunakan proporsional simpel random sampling. Instrument penelitian menggunakan lembar kuesioner, pengolahan data editing, coding, scoring dan tabulating. Hasil pengolahan data dengan korelasi spearman rank dengan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 94 responden sebagian besar memiliki persepsi negatif sebanyak 53 responden (56,4 %) dan motivasi lemah sebanyak 56 responden (59.6 %). Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan persepsiwanita PUS tentang inspeksi visual asam asetat dengan motivasi pemeriksaan IVA, nilai spearman rank α = 0.05 didapatkan nilai p = 0.002 jika α = 0.05 maka p< α artinya H1 diterima. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan persepsi wanita PUS tentang inspeksi visual asam asetat dengan motivasi pemeriksaan IVA, maka dari itu perlu dilakukan evaluasi terhadap strategi sosialisasi dan perlu menerapkan strategi baru yang lebih efektif untuk meningkatkan motivasi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan IVA.
Pendahuluan: Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan untuk membantu diagnosa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisetemia. Penetapan nilai hematokrit dilakukan dengan dua metode, yaitu metode makro dan mikro. Penetapan nilai mikro hematokrit dibutuhkan darah yang tidak membeku. Maka diperlukan antikoagulan, umumnya yang digunakan adalah EDTA. Sehingga, jumlah antikoagulan yang digunakan harus tepat dengan perbandingan volume darah yang diperlukan dalam penetapan nilai hematokrit, umumnya adalah 10% dalam 1ml darah. Penelitian Mahastiti dkk, (2015) diperoleh hasil ada perbedaan yang bermakna dalam pemeriksaan mikro hematokrit menggunakan EDTA 5% dan 10%. Namun penelitian Lestari, (2006) perbedaan konsentrasi EDTA antara 5% dan 10% tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam pemeriksaan mikro hematokrit.Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan mikro hematokrit menggunakan EDTA 5% dan 10%.Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah Analitik observasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STIKes ICME Jombang DIII-Analis Kesehatan Kelas B Semester VI berjumlah 34 mahasiswa. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan editing, coding, tabulating dan dianalisis menggunakan uji statistika Independent T-test (p<0,05). Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil 31 responden yang menggunakan EDTA 5% memiliki rata-rata 39,93%, sedangkan 31 responden yang menggunakan EDTA 10% memiliki rata-rata 36,70% dengan menggunakan uji Independent T-test p=0,00 (p<0,05).Kesimpulan: Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pemeriksaan mikro hematokrit menggunakan EDTA 5% dan 10%. Kata Kunci : Hematokrit, Mikrohematokrit, Makrohematokrit, Variasi Konsentrasi EDTA
Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit-penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Relaksasi progresif merupakan intervensi untuk mengendalikan hipertensi yang tidak menimbulkan efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kabupaten Jombang. Desain penelitian ini menggunakan (Pre-Experimental) dengan pendekatan one-group pra test-post test desaign. Variable dependennya adalah tekanan darah tinggi, sedangkan variable independennya adalah relaksasi progresif. Pengambilan sample dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, jumlah populasi sebanyak 32 responden dan jumlah sampel sebanyak 20 responden. Untuk menguji pengaruh relaksasi progresif antar variabel menggunakan uji statistic wilcoxon tingkat kemaknaan α = 0,05. Berdasarkan uji statistik wilcoxon dengan tingkat signifikan α = 0,05, untuk tekanan darah setelah observasi hari ketiga didapatkan nilai signifikan ρ =0,000 (α<0,05) sehingga Ho ditolak, berarti ada pengaruh relaksasi progresif terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. Disimpulkan ada pengaruh pemberian relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kabupaten Jombang. Sehingga relaksasi progresif dapat digunakan sebagai intervensi untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia. Kata Kunci: Lansia, Relaksasi Progresif, Tekanan Darah Tinggi
Munculnya masalah terkait resiko kejadian stunting pada balita di masyarakat salah satunya disebabkan akibat rendahnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil terkait pentingnya pemberian ASI Ekslusif. Target pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah mengoptimalkan manajemen ASI Ekslusif sejak dini pada ibu hamil sebagai upaya pencegahan kejadian stunting. Jenis luaran yang akan dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan adalah perubahan manajemen kesehatan masyarakat dengan indikator peningkatan pengetahuan terkait pentingnya pemberian ASI Ekslusif. Pendekatan metode yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan mitra program pengabdian kepada masyarakat adalah dengan menggunakan pendekatan survei data ibu hamil melalui kader kesehatan. Pengumpulan datanya bersifat prospectif study, selama 2 minggu yaitu pada bulan oktober 2022 dan dilakukan analisis data secara deskriptif. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa setelah diberikan sebuah manajemen terkait ASI ekslusif sejak dini didapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan atau perubahan pada pengetahuan ibu hamil terkait pentingnya pemberian ASI esklusif dalam rangka pencegahan kejadian stunting. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebesar 64 % (16 responden). Kesimpulan dari hasil pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan adalah manajemen pemberian ASI ekslusif sejak dini pada ibu hamil sangat berperan dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil khususnya pentingnya pemberian ASI ekslusif dalam rangka upaya pencegahan kejadian stunting.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.