Pendahuluan: Resin akrilik yang paling sering digunakan sebagai basis gigi tiruan adalah resin akrilik heat cured. Namun mempunyai beberapa kelemahan yaitu adanya porositas yang dapat menyebabkan perubahan warna. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui perbedaan pengolesan ediblecoating terhadap ketahanan warna plat resin akrilik heat cured yang direndam di kopi robusta. Bahan dan Metode: Penelitian menggunakan sampel resin akrilik heat cured berbentuk plat dengan ukuran 20mm X 20mm X 2mm sebanyak 32 yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama dilapisi dengan edible coating dan kelompok kedua tidak dilapisi dengan edible coating, selanjutnya kedua kelompok tersebut direndam dikopi robusta selama 7 jam. Pengukuran perubahan warna menggunakan kamera dan diukur menggunakan program Adobe Photoshop serta penilaian sampel diukur menggunakan sampel sisitem CIE Lab dengan nilai L* ,a*,b*. Hasil: Terdapat perbedaan warna yang signifikan antara plat resin akrilik heat cured dengan pengolesan edible coating. Plat resin akrilik heat cured tanpa pengolesan edible coating memiliki nilai p = 0,000 yang berarti lebih kecil dari p<0,05. Perubahan warna pada kelompok plat resin akrilik heat cured dengan pengolesan edible coating lebih kecildibandingkan tanpa pengolesan edible coating. Kesimpulan: Hipotesis penelitian ini di terima dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan warna yang signifikan antara plat resin akrilik heat cured dengan pengolesan edible coating dan plat resin akrilik heat cured tanpa pengolesan edible coating.
Pendahuluan : Streptococcus mutans adalah salah satu bakteri yang banyak ditemukan pada rongga mulut, dimana bakteri Streptococcus mutans dapat menghambat proses penyembuhan dry socket yang dipelajari oleh Rozantis, untuk itu pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik. Cabai rawit (Capsicum frutescens L) adalah salah satu tanaman herbal yang memiliki efek sebagai anti mikroba terhadap bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak cabai rawit (capsicum frutescens l) dalam menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans secara in vitro. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental Laboratorium yaitu pengujian yang dilakukan di laboratorium dengan bentuk penelitian berupa Post Test Only Control Design dan pengambilan sampel dengan Purposive Sampling menggunakan 4 perlakuan dan 6 kali pengulangan. Sampel penelitian yang digunakan adalah koloni bakteri Streptococcus mutans. Pengenceran ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) yaitu menggunakan 3 konsentrasi (25%, 50%, dan 100%). Hasil : Hasil penlitian ini menunjukkan diameter zona daya hambat bakteri Streptococcus mutans pada ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) konsentrasi 25% sebesar 10,09±0,83mm, konsentrasi 50% sebesar 12,32 ± 0,89mm dan konsentrasi 100% sebesar 16,00 ± 0,86mm dan berdasarkan uji statistic memperoleh nilai signifikan P<0.01. Kesimpulan : Hipotesis alternatif penelitian ini diterima dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat nya efektivitas ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens L) konsentrasi 25%, 50% dan konsentrasi 100% dalam mengahmbat bakteri Streptococcus mutans.
Latar Belakang: Masalah mengenai kesehatan rongga mulut mempengaruhi 3,9 miliar orang di dunia. Masalah kehilagan gigi termasuk permasalahan yang berdampak pada kehilangan fungsi estetik, fonetik, dan mastikasi. Kehilangan fungsi estetik, fonetik, dan mastikasi dapat dikembalikan dengan pemakaian gigitiruan. Tujuan: Mengetahui persepsi pengguna GTSL terhadap fungsi estetik, fonetik, dan mastikasi di klinik Feby Dental Care Sulawesi Tenggara. Metode : Observasi dengan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif melalui wawancara dan pengisian dalam kuesioner. Hasil : Menunjukkan skor persepsi pengguna GTSL terhadap fungsi estetik, yaitu 242,6 termasuk kategori baik, persepsi pengguna GTSL terhadap fungsi fonetik memiliki skor 246 termasuk kategori baik, dan persepsi pengguna GTSL terhadap fungsi mastikasi memiliki skor 231,6 termasuk kategori baik.Kesimpulan : persepsi pengguna gigitiruan lepasan terhadap fungsi estetik, fonetik, dan mastikasi pada masyarakat yang berkunjung ke klinik Feby Dental Care di Kabupaten Kolaka, Sulewesi Tenggara termasuk kategori baik.
Pendahuluan: Bahan cetak alginat merupakan salah satu bahan cetak yang banyak digunakan di kedokteran gigi. Pada penggunaan alginat perlu diperhatikan penularan infeksi yang berasal dari bahan cetak. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh penyemprotan hasil cetakan alginat dengan larutan Sodium Hipoklorit 0,5% dan Perasan Lidah Buaya (Aloe vera)50% terhadap dimensi model positif di laboratorium FKG UMI tahun 2018. Bahan dan Metode: Jenis penelitian True Eksperimental Laboratorium pada 27 sampel hasil cetakan alginat. Pengelompokan sampel terdiri dari 3 kelompok yaitu 1 kelompok tanpa perlakuan atau kontrol dan 2 kelompok perlakuan dengan teknik desinfeksi penyemprotan menggunakan larutan Sodium Hipoklorit 0,5% dan Perasan Lidah Buaya (Aloe vera)50% selama 10 menit. Pada masing-masing kelompok perlakuan terjadi perubahan stabilitas dimensional yang dilihat melalui pengukuran diameter dengan menggunakan jangka sorong digital. Hasil: Didapatkan hasil uji One Way Anova dimana hasil analisis data tersebut menunjukkan nilai p-value pada jarak AB yaitu 0,000 (p<0,05) kemudian untuk nilai p-value pada jarak BC yaitu 0,000 (p<0,05). Artinya , terdapat pengaruh yang signifikan pada penyemprotan hasil cetakan alginat dengan larutan Sodium hipoklorit 0,5% dan Perasan lidah buaya (Aloe vera) 50% terhadap dimensi model positif. Dengan demikian Ha diterima bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penyemprotan larutan Sodium hipoklorit 0,5% dan Perasan lidah buaya (Aloe vera) 50% terhadap dimensi model positif.Kesimpulan: Penggunaan larutan Sodium Hipoklorit 0,5% dan Perasan Lidah Buaya (Aloe vera) 50% menyebabkan perubahan dimensi cetakan alginat.
Objective: This study was to investigate the increase of TIMP-1 gingival clavicular fluid ater application of rosella flower extract gel on gingiva as the standard treatment of gingivitis after acrylic crown insertion. Material and Methods: This research type was pure experimental research using randomized design pre-and post-t-test with control group (the randomized pretest-posttest control group design). Clinical test (in vivo test) were done to determine the effect gel therapeutic containing rosella extract as therapy on standards gingivitis treatment in patients with artificial crown. Results: Antimicrobial test of Rosella flower extract on P. gingivalis and S. Sanguis bacteria showed that antimicrobial effectiveness of Rosella flower extract was found at concentration of 10%. Conclusion: 10% rosella gel extracts can be used as an alternative ingredients in standard gingival inflammation treatment due to artificial acrylic crown using.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.