In operating synchronous motors as synchronous generators, synchronous motors do not have field excitation or self excitation, so a DC voltage power supply that can be adjusted for the rotor field excitation needs is needed. The amplifier or excitation itself is used to produce field excitation on the synchronous motor so that it can operate as a synchronous generator. The DC power supply circuit can be a separate circuit from the generator or an inseparable circuit in this case the generator output voltage is rectified and used as a field excitation power supply. The method used to complete this research is research and development which is a method used to develop certain models, tools or applications based on the research process. Where synchronous motors are operated as synchronous generators using separate field amplifiers, with a load of 0 -210 Watt, it turns out that What happens is that the greater the load given to the generator, the generator speed and the output voltage generated from the generator decreases, so the generator speed must be stabilized again at 1500 rpm and the output voltage at each phase must be stabilized at 220 VAC, while using own field amplifier with a load of 0-240 Watt, what happens is the generator excitation voltage generated from the field amplifier itself (self excitation) will remain stable, and will be synchronous motor rotation decreases and must be stabilized again at 1500 Rpm rotation, the generator excitation voltage which is supplied from the field amplifier itself remains stable. While the output voltage on the synchronous generator has decreased from 252 VAC at zero load to 220 VAC at maximum load and the current has increased.
The distribution process at the Poka Power Plant starts from the Poka Substation where there are 4 busbars of 20 KV are the 20 KV Ansaldo busbar, the 20 KV Siemens busbar, the 20 KV CAT busbar and the 20 KV ABC busbar, where the 4 busbars distribute electricity based on the output of each generator in the condition that the generator is operating temporarily. If there is a disruption in the 4 busbars that exist: self-use such as saparator, electromotor, radiator, pumps connected to the 20 KV busbar cannot be used, self-use for the central lighting of the Poka PLTD will be extinguished, the engine-the machine cannot be operated. If there is a disruption in the CAT 20 KV busbar, we can harvest it at the Poka connecting substation by entering Coupling (2) so that the self-use and CAT generator connected to the 20 KV CAT busbar can use another busbar are the 20 KV GMT busbar and the 20 KV ABC busbar. Thus self-use and units 4 and 5 of the CAT busbr can be used. ABSTRAKProses pendistribusian di Pusat Listrik Poka di kota Ambon dimulai dari Gardu Hubung (GH) Poka dimana terdapat 4 busbar (rel daya) 20 KV yaitu busbar 20 KV Ansaldo, busbar 20 KV Siemens, busbar 20 KV CAT dan busbar 20 KV ABC, dimana ke 4 busbar tersebut menyalurkan listrik berdasarkan output dari setiap generator yang dalam kondisi generator sementara beroperasi. Jika terjadi gangguan pada 4 busbar yang ada maka : pemakaian sendiri (P.S) seperti saparator, elektromotor, radiator, pompa-pompa yang terhubung pada busbar 20 KV tidak dapat difungsikan. Untuk mengatasi dan mengantisipasi bila gangguan-gangguan yang disebutkan diatas dengan membuat rancangan sistem GH Poka yang lebih handal. Bila terjadi gangguan di GMT 20 KV busbar kita dapat memanufer di GH Poka dengan memasukan Coupling (1) agar pemakaian sendiri (P.S) dan generator GMT yang terhubung ke GMT 20 KV busbar dapat menggunakan busbar lain yaitu CAT 20 KV busbar dan ABC 20 KV busbar. Dengan begitu pemakaian sendiri dan GMT unit 1, 2 dan 3 dapat difungsikan, bila terjadi gangguan di CAT 20 KV busbar kita dapat memanufer di GH Poka dengan memasukan Coupling (2) agar pemakaian sendiri (P.S) dan generator CAT yang terhubung ke CAT 20 KV busbar dapat menggunakan busbar lain yaitu GMT 20 KV busbar dan ABC 20 KV busbar, dengan begitu pemakaian sendiri dan CAT unit 4 dan 5 dapat difungsikan, bila terjadi gangguan di ABC 20 KV busbar kita dapat memanufer di gardu hubung Poka dengan memasukan Coupling (3) agar pemakaian sendiri (P.S) dan generator ABC yang terhubung ke ABC 20 KV burbar dapat menggunakan busbar lain yaitu CAT 20 KV busbar dan GMT 20 KV busbar. Dengan begitu pemakaian sendiri dan ABC unit 6 dan 7 dapat difungsikan.
Penggunaan pendingin udara menjadi tren bukan saja di perkotaan tetapi juga merambat sampai ke pedesaan. Teknologi pendingin udara yang sering digunakan dengan istilah Air Conditioner (AC) ini memiliki kegunaan mengatur suhu ruangan untuk menjaga kualitas udara agar tetap nyaman bagi pengguna. Penggunaan peralatan juga harus didukung dengan pemeliharaannya, AC tidak dapat bekerja maksimal jika jarang dibersihkan. Bagian AC yang kotor terutama filter akan mengganggu sirkulasi udara dan berdampak buruk bagi kesehatan pengguna. Penggunaan AC juga menjadi tren bagi masyarakat desa Haria, Kecamatan Saparua. Desa ini berada di pesisir pantai sehingga pengguna AC cukup banyak. Masyarakat di daerah ini cukup minim pengetahuan tentang cara melakukan pemeliharaan AC, oleh karena itu pengabdi melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan pelatihan pemeliharaan dan perbaikan AC di Desa Haria.
Sektor pariwisata merupakan salah satu sector yang memberikan kontribusi besar terhadap dalam perekonomian dunia. Menurut Pratt & Tolkach pada tahun 2018 mengatakan bahwa “Sektor pariwisata menjadi salah satu pendorong utama perekenomian dunia karena terdapat beberapa keuntungan yang mampu memberikan devisa cukup besar bagi negara, memperluas lapangan pekerjaan dan memperkenalkan budaya negara”. Data pengunjung pariwisata di Maluku pada tahun 2018 lebih dari 115.000 orang. Diantaranya 100.500 adalah pengunjung domestic dan 14.300 adalah pengunjung asing. Sebaran daerah wisata dimalukupun beragam diberbagai wilayah kabupaten salah satunya adalah kabupate Maluku Tengah, Desa Larike. Desa Larike adalah sebuah negeri yang terletak di kecamatan Leihitu Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia. Secara geografis desa larike teletak pada terletak 3°43’0” - 3°45’0”LS dan 127°54’0” - 127°56’0”BT ( Georgina, Didit, & Gentana, 2021). Selain wisata alam, Desa Larike juga memiliki potensi produk ekonomi local yang disebut ole-ole (jajanan khas maluku). Pemasaaran sektor Pariwisata dan produk ekonomi local Desa Larike belum dikelola dengan baik. Pemanfaatkan teknologi pemasaran parisiwata dan produk ekonomi local belum maksimal. Ketergantungan para pelaku usaha untuk menjajakan produknya pada para wisatawan yang berkunjung. Hal ini menjadi kendala pemasaran produk local pada pasar global. Melalui pendekatan teknologi informasi, kondisi tersebut dapat dipenuhi dengan adanya system e-commerce yang dikembangkan. Dengan adanya aplikasi ini promosi parisiwata dan pemasaran produk ekonomi lokal desa larike dapat dilakukan dari mana saja kapan saja sehingga membantu para pelaku usaha untuk memperluas pangsa pasar produk yang mereka hasilkan.
Gangguan pada sistem distribusi tenaga listrik hampir seluruhnya merupakan gangguan hubung singkat, yang akan menimbulkan arus yang cukup besar. Semakin besar sistemnya maka semakin besar pula gangguannya. Maka untuk melepaskan gangguan dibutuhkanlah sistem proteksi. Sistem proteksi adalah cara untuk mencegah atau membatasi peralatan terhadap gangguan. Sehingga kelangsungan penyaluran tenaga listrik dapat dipertahankan. Rele Proteksi adalah susunan peralatan yang direncanakan untuk dapat merasakan adanya ketidaknormalan pada peralatan atau bagian sistem tenaga listrik dan segera secara otomatis memberikan perintah untuk membuka Pemutus Tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian yang terganggu dengan bagian yang tidak terganggu. Fuse Cut Out (FCO) merupakan seperangkat alat proteksi yang berfungsi untuk mengamankan gangguan arus lebih dengan cara meleburkan komponen (Fuse Link) yang ada di dalamnya. Energy Not Served (ENS) atau energi yang tidak terlayani merupakan energi yang sudah di produksi oleh PT.PLN (Persero) dan tidak dapat disalurkan kepada pelanggan, dikarenakan terjadi gangguan pada jaringan listrik dan mengakibatkan pemadaman sehingga PLN mengalami kerugian kWh yang sudah di produksi. Dari hasil yang didapatkan disaat terjadi gangguan pada percabangan Brimob Tantui yang tidak memakai Fuse Cut Out (FCO) mengalami kerugian Energy Not Served (ENS) sebesar 874.008 kWh dan Rupiah padam sebesar Rp 1.242.506.736 yang mengakibatkan seluruh penyulang Rijali terjadi pemadaman akan tetapi disaat percabangan Brimob Tantui memakai Fuse Cut Out (FCO) kerugian Energy Not Served (ENS) dapat diminimalisirkan yaitu sebesar 30.589 kWh dan Rupiah padam sebesar Rp 44.887.506 serta gangguan yang terjadi hanya sebatas daerah percabangannya saja.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.