Filariasis elimination program in West Bangka Regency had been in the fourth year to stop MDA filariasissurveillance period. This study aims to describe the condition of the community covering microfilariaemiarate, knowledge, attitudes, behavior, and environment of filariasis Data was collected through interviewsand examination of venous blood filtration to 150 people in four selected villages. Result showed thatthree respondents were positive Brugia malayi microfilariae with density of microfilariae was 116, 245and 112 respectively. Respondents’ knowledge about the symptoms, modes of transmission, consequencesand ways of preventing filariasis was still very low.. Most respondents had received preventive treatmentof filariasis, but only 2% had taken medicine to prevent filariasis for five times. Behavior of respondentsto prevent themself against mosquito bites using mosquito nets (73.3%) and mosquito repellent (65.3%).Most respondents had the habit of going out at night (78.7%). Swamp was found (23.3%) and reservoirhost (cats) by 40.7% of respondents around the house. The presence of positive microfilariae indicates thatthe presence of transmission of filariasis. The presence of swamps shows the availability of the potentialbreeding places of the vector. Cats around the house can be a source of transmission of filariasis.Keywords: microfilariaemia rate, KAP, environment, West Bangka
AbstrakProgram eliminasi filariasis di Kabupaten Bangka Barat telah memasuki tahun ke empat tahap surveilansperiode stop POPM filariasis. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi masyarakatyang meliputi: microfilariaemia rate, pengetahuan, sikap, perilaku dan lingkungan masyarakat tentangfilariasis. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan darah vena dengan metodefiltrasi terhadap 150 orang yang berada di empat desa Hasil menunjukkan bahwa ditemukan tigaresponden positif mikrofilaria (mf) dengan spesies Brugia malayi dan kepadatan pada masing-masingpenderita sebesar 116, 245 dan 112. Pengetahuan responden mengenai gejala, cara penularan, akibat yangditimbulkan dan cara pencegahan filariasis masih rendah. Sebagian besar responden pernah mendapatkanpengobatan pencegahan filariasis, akan tetapi hanya 2% yang pernah minum obat sebanyak lima kali.Perilaku responden terhadap upaya perlindungan diri terhadap gigitan nyamuk dilakukan denganmenggunakan kelambu (73,3%) dan anti nyamuk (65,3%). Sebagian besar responden mempunyaikebiasaan keluar rumah pada malam hari (78,7%). Ditemukan rawa (23,3%) dan hewan reservoir(kucing) sebesar 40,7% di sekitar rumah responden. Masih ditemukannya penderita positif microfilariamengindikasikan adanya penularan filariasis. Adanya rawa menunjukkan tersedianya tempat perindukanvector filariasis yang potensial. Kucing sebagai reservoir yang ditemukan di sekitar rumah dapat menjadisumber penularan filariasis.Kata kunci: microfilariaemia rate, pengetahuan, sikap, perilaku, lingkungan, Bangka Barat