All students have to face academic pressures, setbacks and challenges that are part of their everyday academic life. The capacity to deal with this, i.e. ‘academic buoyancy’, is needed to reduce the impact of academic adversity. Since academic buoyancy may be associated with personality, our study explored the role of personality trait, especially the ‘big five’, as predictors of the academic buoyancy in senior high school students in an Eastern culture. Methods: Using quota sampling, 356 respondents were sampled from the eight largest senior high schools in Bandung, Indonesia. Five personality factors were measured using the Big Five Inventory. Furthermore, academic buoyancy was assessed utilizing the Academic Buoyancy Scale. Multiple regression analysis was used to analyze the predictive value of each trait for academic buoyancy. Result: Academic buoyancy appears to be related to personality differences. We found three personality traits which predicted positively and significantly academic buoyancy, namely Conscientiousness, Agreeableness and Extraversion. Conclusions: The study has provided a new understanding of the relevance of personality for academic student’s life. Implications and differences in relation between personality and academic buoyancy in senior high school’ student are discussed.
Pendahuluan: Kecemasan merupakan suatu hal yang sering dialami oleh sebagian pasien yang akan melakukan prosedur perawatan dental. Kecemasan dental merupakan respon kecemasan yang hampir identik dengan respon rasa takut, yang keduanya memiliki fisiologis, kognitif serta komponen perilaku. Kecemasan dental sendiri merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena tidak hanya akan menyebabkan stres kepada pasien melainkan juga pada dokter gigi saat akan melakukan perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan dental anak usia 7-12 tahun yang akan melakukan ekstraksi gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha. Metode: Jenis penilaian kecemasan dilakukan dengan pengisian kuisioner MDAS serta penilaian perilaku anak dilakukan dengan Frankl behaviour rating scale. Hasil: Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan dari segi psikologis sebanyak tujuh anak (64%) memiliki tingkat kecemasan rendah dan empat anak (36%) memiliki tingkat kecemasan sedang. Perilaku anak menunjukkan sikap pasti positif dan positif saat menjalani prosedur ekstraksi gigi, serta dari segi fisiologis terdapat peningkatan tekanan darah dan denyut nadi pada saat anak berada di kursi gigi. Simpulan: Tingkat kecemasan dental anak usia 7-12 tahun yang akan melakukan ekstraksi gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha paling banyak dalam kategori rendah dengan perilaku menunjukkan sikap pasti positif dan positif saat menjalani prosedur ekstraksi gigi.Kata kunci: Kecemasan gigi, tekanan darah, denyut nadi, MDAS, skala penilaian perilaku Frankl. ABSTRACTIntroduction: Anxiety is a common thing experienced by some patients who will perform dental procedures. Dental anxiety is an anxious response which almost identical to the fear response, both of which have physiological, cognitive and behavioral components. Dental anxiety is one of the things that has to be considered because not only will cause stress to the patient but also to the dentist when the treatment is about to start. This study was aimed to determine the level of dental anxiety of 7 - 12-years old children who will perform tooth extraction at Maranatha Dental Hospital. Methods: Anxiety assessment was done by filling out the MDAS questionnaire as well as the child's behavioural assessment performed with the Frankl behaviour rating scale. Results: From the research that has been done, in terms of psychological, seven children (64%) had low anxiety level and four children (36%) had moderate anxiety level. Child behavior showed positive and definitely positive attitude while they were undergoing dental extraction Conclusion: The level of dental anxiety of 7 - 12-years old children who will perform tooth extraction at Maranatha Dental Hospital mostly found in the lowest category, with a very positive and positive attitude when undergoing tooth extraction procedures.Keywords: Dental anxiety, blood pressure, pulse rate, MDAS, Frankl behaviour rating scale
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah pemenuhan kebutuhan psikologis dasar memediasi pengaruh teacher autonomy support terhadap engagement. Responden dalam penelitian ini 213 siswa SMA (Wanita=126, 59.2%; M = 87, 40.8%). Usia responden antara 15-18 tahun dengan mean 15.41 (SD=0.53). Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Autonomy support, Feeling I Have dan Engagement. Data dianalisis dengan uji regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan pemenuhan kebutuhan psikologis dasar memediasi pengaruh teacher autonomy support terhadap engagement. Implikasi dari temuan ini bahwa guru harus menyadari bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan psikologis dasr yang dapat dipenuhi oleh perlakuan guru berupa autonomy support dan hal ini akan membentuk engagement siswa terhadapa aktivitas belajar di kelas.Keyword Teacher autonomy support, Pemenuhan kebutuhan psikologis dasar, Engagement
Generasi muda memiliki peran yang penting dalam pembangunan bangsa. Salah satu permasalahan yang banyak terjadi dikalangan remaja adalah berkaitan pergaulan bebas. Kegiatan psikoedukasi “Edukasi Seks Bagi Siswa Siswi SMA Pelita Fajar Bandung” ini dilaksanakan dengan tujuan untuk dapat membekali siswa siswi SMA dengan pendidikan seks yang tepat dengan pendekatan secara psikologis. Kegiatan psikoedukasi dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2023, dengan dihadiri oleh 32 remaja, seluruh peserta berasal dari kelompok usia remaja pertengahan, dan sebanyak 19 orang mengisi kuesioner evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa mayoritas peserta memahami keseluruhan materi yang disampaikan dan berniat untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah perilaku seksual yang tidak sehat.
Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Maluku, Indonesia. Kabupaten Kepulauan Tanimbartengah mengalami permintaan percepatan pembangunan dari pemerintah daerah. Kondisi ini memberikan tantangan tersendiri bagi segala unitkemasyarakatan, termasuk diantaranya keluarga. Oleh karena itu diperlukan ketahanan keluarga atau resiliensi keluarga untuk menghadapi berbagai tantangan dan perubahan di masyarakat. Hal tersebut diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan Pelatihan Resiliensi Keluarga yang diikuti oleh 35 pendeta Gereja Kristen Maluku Klasis Tanimbar Selatan yang merupakan rohaniawan yang intens berinteraksi dengan mayoritasmasyarakat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar Selatan. Pelatihan dilaksanakan dengan metoda ceramah, diskusi dan studi kasus. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para pendeta telah memahami pentingnya peran ketahanan keluarga dalammenghadapi tantangan kehidupan maupun perubahan di masyarakat yang dialami oleh masing-masing anggota keluarga. Sebagai implikasi dari pelatihan ini diharapkan para pendeta dapat merancang kegiatan kerohanian yang dapat memfasilitasi terbentuknya resiliensi keluaraga dari jemaatnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.