This study investigates the spatial programming approach for designing a government shared-office masterplan in architectural design. This case study takes part in an architectural competition, which is to attain schematic design asbuilt environment. The location is posited Tulang Bawang Barat (Tubaba) district, Lampung province, Indonesia. The office complex has eleven departments to facilitate official government activities. This paper studies simulative programming in spatial configuration for offices planning based on spatial hierarchies and structural organizations that define and depict the level of spatial depth. The purpose is to develop a design strategy for architects to predict a possible configuration spatiality based on variables of space syntax, which is analyzed by additional plugin tools in grasshopper. There are vital four parameters to analyze in this simulation, such as integration analysis, control analysis, entropy analysis, and choice analysis. The following results, reveals permeability and accessibility patterns, which present the index level of spatial depth to presume a possible spatiality layout plan then leads to suitable zoning for government office masterplan in schematic design planning, especially in Indonesia. Experimenting with this method in predesign process is mainly a tool for designers and could evaluate the configurative space as the design strategy to optimize spatial programming.

Ruang di rumah tinggal dibentuk sesuai dengan aktivitas, karakteristik, dan kenyaman pemilik rumah. Studi perancangan ini akan membahas mengenai perilaku pengguna yang menjadi pertimbangan dalam penataan ruang di rumah tinggal. Metode studi yang digunakan adalah mengumpulkan data primer dengan mendokumentasikan objek penelitian, selain itu juga menggunakan pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka dengan menganalisis buku-buku, teori, sumber dan informasi dari media. Lokasi studi yaitu rumah di Town House Bojong Koneng dengan pengguna yang beragama Islam. Hasil studi perancangan yang menggunakan pendekatan perilaku pengguna memunculkan rancangan yang sesuai dengan perilaku berdasarkan kaidah dan aturan agama Islam, seperti arah-arah ruangan yang menghargai arah kiblat. Kata-kunci : rumah tinggal, perilaku, pengguna

Rumah susun merupakan alternatif penyelesaian masalah keterbatasan lahan di kota metropolitan seperti Jakarta dalam pemenuhan kebutuhan hunian masyarakat. Namun, rumah susun seringkali membatasi interaksi penghuni yang memunculkan perilaku anti-sosial. Untuk menjawab permasalahan tersebut, membutuhkan pendekatan yang memusatkan pada pengguna, aktivitas, lingkungan, dan interaksi dalam menyusun strategi desain, yaitu <em>place making</em>. Salah satu program pembangunan rumah susun di DKI Jakarta adalah Rumah Susun Jalan Tongkol 10 yang menjadi kegiatan sayembara desain. Studi ini menggunakan pendekatan <em>place making</em> dalam menyusun strategi desain Rumah Susun Jalan Tongkol 10. Tujuan dari studi ini adalah mengeksplorasi strategi desain Rumah Susun Jalan Tongkol 10 yang mendorong terjadinya interaksi penghuni. Studi ini merupakan studi eksploratif dengan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari studi ini mencakup program ruang, konsep penataan fasilitas, konsep interaksi antar hunian, konsep pola sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, dan konsep pemanfaatan ruang terbuka publik.