This study conducted to analyze transport sediment using bed-load in the Bilibili reservoir case, South Sulawesi, Indonesia. The laboratory test has done to determine the basic characteristics of samples consisting of sediment concentration tests and specific gravity tests. Furthermore, the data analysis using Van Rijn formulation to calculate bed sediment discharge (Qb) and flow rate (Q), and analysis result found the relationship between bed sediment discharge and flow rate expressed in equation y = 12.314x1.4292 where y = x. Qb = Q. Therefore, the existing sediment transport amount of the Bilibili reservoir for 2014 to 2018 is 1.102 million tons, 1.426 million tons, 0.737 million tons, 1.277 million tons, and 0.895 million tons, respectively. Besides, total sediment is 216,9261.2 tons/year equivalent to 6,142 m 3 /year, and the percentage of bed sediment transport to total sediment is 70.5%. The analysis results also indicate an increase in bed sediment discharge due to an increase in river water discharge. The condition explains that increasing the flow rate causes the amount of transported sediment to increase.
The exponential smoothing technique is a time series modelling technique that can be used for forecasting. This technique is very important for use in hydrology to determine trends and predict future river flow conditions. In this study, 4 Exponential Smoothing Techniques were analyzed, namely Single Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing, Double Exponential Smoothing (Winters), and ARIMA to predict the flow of the Cabenge river on SWS Walanae - Cenranae. From the results of the study of the four Exponential Smoothing Techniques, Triple Exponential Smoothing (Winters) Of the 4 ES Techniques analyzed in this study, Triple Exponential Smoothing (TES) provides a more accurate forecasting value than Single Exponential Smoothing (SES), Exponential Smoothing Dual Smoothing (DES), and the Autoregressive Difference Moving Average (ARIMA). Triple Exponential Smoothing (TES) has smaller error values for MAPE, MAD, and MSD than SES and DES, and the comparison of forecasting discharge with measured discharge values shows a KN value of 93%. To predict the flow of the Cabenge river in SWS Walanae - Cenranae it is recommended to use the Triple Exponential Smoothing (Winters) Technique.
Waduk Bili-Bili, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan waduk serbaguna yang dibangun pada tahun 1994. Waduk Bili-bili dibangun dengan tujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air, serta untuk mencegah banjir di musim hujan. Dalam perkembangannya telah terjadi penurunan pemanfaatan fungsi layanan waduk akibat adanya sedimen dalam waduk. Dari hasil pengukuran pada tahun 2017, pada elevasi +99.5 m (muka air normal), kapasitas waduk berkurang dari 347.81 juta m3 menjadi 239.76 juta m3 selama 20 tahun akibat banyaknya sedimen dalam Waduk Bili-bili. Total volume sedimen dari tahun 1997 – 2017 sebanyak 108.050 juta m3. Jika hal ini terus berlanjut, maka sisa usia guna Waduk Bili-bili tidak akan efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar volume sedimen yang ada dalam Waduk Bili-bili, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2019. Penelitian ini adalah pengukuran di lapangan dengan menggunakan alat Echosounder dan pengumpulan data sekunder berupa: Peta Kontur Waduk Bili-bili Tahun 1997. Dari hasil pengukuran Echosounder dibuat peta kontur dasar Waduk Bili-bili tahun 2019 dengan peta waduk tahun 1997 dan dibuat potongan-potongan melintang sebagai dasar perhitungan volume sedimen. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan, total volume sedimen dalam waduk Bili-bili dari tahun 1997 – 2019 sebanyak 110.371 juta m3 dan pada pengukuran tahun 2017 total volume sedimen hanya sebanyak 108.050 juta m³. Sehingga total laju sedimen pada tahun 2017 sampai tahun 2019 sebanyak 2.321 juta m³.
Penelitian ini membahas tentang tinjauan perencanaan dan desain Terowongan Pengelak (Diversion Tunnel) pada Bendungan Karalloe. Perhitungan analisa curah hujan rancangan menggunakan tiga metode yaitu Metode Gumbel, Metode Log Pearson Type III, dan Log Normal. Debit banjir dianalisis dengan Metode Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu. Perencanaan Terowongan Pengelak Bendungan Karalloe didesain menggunakan bentuk tapal kuda, dengan panjang terowongan 583 m, diameter terowongan 6 m dengan tinggi kehilangan energi didalam terowongan sebesar 27 m. Hasil penelitian menunjukkan penelusuran banjir dengan debit banjir kala ulang 25 tahun sebesar 492,333 m/detik dengan menggunakan desain terowongan berbentuk lingkaran didapatkan diameter terowongan sebesar 6,25 m, dengan tinggi kehilangan energi 25,741 m, dan direncanakan tinggi mercu cofferdam +205,241 m.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.