Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di Indonesia dan telah menjadi olahraga bergengsi andalan Indonesia. Prestasi atlet bulutangkis Indonesia terus mengalami kemunduran beberapa tahun terakhir, tidak hanya pada turnamen Piala Thomas, tetapi juga pada Piala Uber. Buruknya prestasi atlet bulutangkis ini memerlukan kajian terutama mengenai pembinaan atlet. Banyak teori yang diterapkan untuk mendapatkan calon atlet yang unggul, di antaranya pengukuran antropometri, pemeriksaan kesehatan statis dan dinamis serta somatotipe tubuh. Atlet bulutangkis idealnya memiliki berat badan ringan, basal metabolic index (BMI) rendah, tinggi badan sekitar 175 cm, memiliki lipatan kulitbetis yang tipis serta lingkarbetis yang besar. Berdasarkan penilaian somatotipe, atlet bulutangkis cenderung ektomorf sehingga memiliki daya tahan, kelenturan dan kelincahan yang baik. Berbagai faktor mempunyai peran penting dalam menentukan tingkat performa dalam suatu permainan dan olahraga. Namun, faktor biomekanik, psikologis dan parameter fisiologis menjadi faktor penting penentu keberhasilan seorang atlet dalam mencapai performa maksimal sehingga dapat membuahkan prestasi yang baik.
Purpose -The objective of the present study was to determine the effect of monosodium glutamate (MSG) administration to pyramidal cells necrosis on the cerebral cortex of Wistar male rats (Rattus norvegicus).Design/Methodology/Approach -This research was a laboratory quasi-experiment study with posttest control group design on 24 male Wistar rats (Rattus norvegicus) aged 8-10 weeks, weighted 200 6 10 gr, divided into 4 groups (GI or control group, GII treated with MSG dose 6 mg/grbb/day, GIII 12 mg/grbb/day, and GIV 24 mg/grbb/day) for 21 days consecutively. Pyramidal cells observed in 10 field of view. The Kruskal-Wallis test and Mann Whitney tests were used to analyze the data.Findings -There were significant differences between pyramidal cells necrosis numbers between control and the treatment groups. MSG doses 6, 12, and 24 mg/grbb/day developed the pyramidal cells necrosis in the cerebral cortex (p < 0,005).
Abstrak Penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga dibutuhkan optimalisasi wahana pelayanan bagi kaum lansia seperti posyandu lansia (poslan). Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengatasi permasalahan program pelayanan kesehatan poslandi Panti Jompo Darussa’adah dan Panti Jompo An-Nur yang dinilai belum optimal. Selain program pelayanan poslan yang belum optimal, keterbatasan fasilitas kesehatan yang menunjang program tersebut juga masih menjadi kedala. Metode penyelesaian permasalahan dilakukan dengan membentuk kader poslan,sosialisasi poslan, pelatihan tentang tugas 5 meja (pemeriksaan fisik dan kemandirian lansia, pengisian KMS dan keterampilan laboratorium sederhana), praktek pelaksanaan poslan, penyediaan fasilitas alat kesehatan dan laboratorium sederhana serta melaksanakan kegiatan penunjang kesehatan lansia seperti senam lansia. Hasil kegiatan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) yang dilaksanakan pada kedua mitra adalah tersedianya sistem pelayanan kesehatan 5 meja pada kedua poslan dan tersedianya kader lansia terlatih serta tersedianya sarana alat kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional, tersedianya laboratorium sederhana sebagai fasilitas yang digunakan untuk deteksi dini penyakit pada lansia. Kesimpulan dari kegiatan IbM dapat meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dan terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan lansia. Kata kunci: Posyandu Lansia, Panti Jompo, Pelayanan Kesehatan Lima Meja Abstract The elderly population continues to increase from year to year, so it is necessary to optimize the health care program for the elderly such as the elderly posyandu (poslan). The purpose of the project community service is to overcome the problem of health care program poslan at Panti Jompo Darussa'adah and Panti Jompo An-Nur which considered not optimal yet. In addition to the poslan service program that has not been optimal, the limited health facilities that support the program is also still a flame. The problem solving method is done by establishing poslan cadres, poslan socialization, training on 5 table tasks (physical examination and elderly independence, KMS completion and simple laboratory skills), simulation of poslan, provision of simple medical and laboratory facilities and carrying out elderly health support activities such as Elderly gymnastics. The results of the project community activities on both partners are the availability of a five-table health care system in both posyandu and the availability of trained elderly cadres as well as the availability of health-care equipment to perform physical and emotional mental health examination, the availability of simple laboratories as facilities used for early detection of disease in the elderly. The conclusion of the project community activities can increase the reach of elderly health service and formed health service in accordance with elderly needs so as to improve elderly health degree. Keywords: Elderly Posyandu, Nursing Home, FiveDesk Health Service.
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia dan merupakan penyebab kematian utama dengan peningkatan prevalensi yang signifikan setiap tahunnya di Indonesia. Stroke iskemik sering disebabkan kelainan profil lipid darah yaitu peningkatan LDL, trigliserida dan kolesterol total serta penurunan HDL. Tingginya kadar LDL, trigliserida dan kolesterol total menyebabkan kelainan pada pembuluh darah sehingga menjadi salah satu faktor risiko penyebab stroke iskemik yang berpengaruh pada keluaran setelah serangan stroke. Kadar HDL yang rendah setelah serangan stroke akan mengakibatkan hambatan pemulihan dan peningkatan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara profil lipid dengan lama rawatan pasien stroke iskemik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji korelasi Pearson. Penelitian ini dilaksanakan di BLUD RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 98 pasien. Rata-rata kadar profil lipid pasien saat mulai dirawat adalah LDL: 155,70 mg/dL, HDL 44,04mg/dL, trigliserida 152,13 mg/dL dan kolesterol total 232,74 mg/dL. Rata-rata lama perawatan pasien di rumah sakit adalah 5 hari. Terdapat hubungan antara kadar LDL (r=0,275; p<0,01), kadar HDL (r=-0,292; p<0,01) dan kolesterol total (r=0,344; p<0,01) dengan lama rawatan pasien stroke iskemik, dan tidak terdapat hubungan antara kadar trigliserida dengan lama rawatan pasien stroke iskemik (r=0,169; p>0,01). Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin tinggi kadar LDL dan kolesterol total serta semakin rendah kadar HDL saat mulai dirawat maka lama rawatan semakin panjang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.