Self-efficacy is an important mental aspect that affects the performance of athletes. High self-efficacy will enable athletes to face and handle the hard situations during the game; thus, it allows them to reach their best performances. This study was aimed to examine the effect of PETTLEP imagery on self-efficacy among athletes of 100m sprint. PETTLEP is an acronym wiich each letter represents some important factors in imagery intervention namely physic, enviroment, task, timing, learning, emotion, and perspective. This research used experimental method with one group pre-and post-test design. The participants were 6 sprinters who are selected to join PRAPELATNAS B (one of pre-national training programs for national athlete candidates)). Data were collected through a self-efficacy scale and analysed using Wilcoxon Test. The result shows that the PETTLEP Imagery intervention has an impact on the increase of the 100m sprinters’ self efficacy.Key words: PETTLEP Imagery, self-efficacy, sprintersAbstrak: Penelitian dilatabelakangi oleh pentingnya aspek mental berupa efikasi diri yang harus dimiliiki oleh atlet karena berpengaruh pada performa atlet. Salah satu treatment yang dapat dilakukan agar atlet yakin dengan kemampuannya sehingga bisa menghadapi situasi latihan dan perlombaan dengan performa yang maksimal adalah dengan melakukan PETTLEP Imagery. PETTLEP merupakan akronim dari physic (fisik), enviroment (lingkungan), task (tugas), timing (waktu), learning (belajar), emotion (emosi) dan perspective (perspektif). Penelitian ini berujuan untuk mengetahui pengaruh PETTLEP imagery terhadap efikasi diri atlet lari 100 meter perorangan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan one group pre-and post-test design. Partisipan adalah 6 orang atlet lari 100 meter yang tergabung dalam PRAPELATNAS B (Pra-Pelatihan Nasional B). Data diperoleh dari hasil pretest dan posttest skala efikasi. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh PETTLEP Imagery terhadap peningkatan efikasi diri atlet lari 100 meter perorangan.
The purpose of this study was to examine the effect of autogenic training on the decrease of anxiety among Badminton athletes. Autogenic training is a training focused on suggesting the athlete’s specific part of body to get its sensations. This study used an experimental method with pretest-posttest control group design. The subject of this study were 12 athletes under 18 years old at Surabaya Hi-Qua Wima Badminton Association. Autogenic training treatment is given only in the experimental group. Data were obtained by using sport anxiety scale, adapted from Amir (2012) and developed from SAS (sport anxiety scale) and analyzed using Gain Score and Wilcoxon Test. The result showed significant score=0.027, (p<0.05) it means, that the autogenic training is able to decrease the anxiety on badminton athletes after autogenic training was given. In addition, the decrease in the anxiety of badminton athletes can be seen from gain score in both groups, the experiment group had an lower value of gain score than control group (34,67<43,33), it means that the autogenic training is able to decrease the anxiety of badminton athletes. The result shows that the hypothesis of this study that “there is the effect of autogenic training on the decrease anxiety badminton athletes” can be accepted. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek dari pelatihan otogenik terhadap penurunan kecemasan atlet. Pelatihan otogenik adalah pelatihan yang dilakukan dengan cara memfokuskan pada area tubuh tertentu dengan memberikan sugesti kepada atlet agar merasakan sensasi dari sugesti tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan pretest-posttest control group design. Subjek penelitian adalah atlet bulutangkis PB. Hi-Qua Wima Surabaya sebanyak 12 orang yang berusia dibawah 18 tahun. Perlakuan berupa pelatihan otogenik diberikan hanya pada kelompok ekperimen. Data diperoleh menggunakan skala kecemasan olahraga yang dikembangkan dari SAS (Sport Anxiety Scale). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Wilcoxon dan Gain score. Berdasarkan hasil analisis Uji Wilcoxon diperoleh nilai Sig.= 0.027, (p<0.05) hal tersebut berarti ada penurunan kecemasan atlet bulutangkis setelah diberikan pelatihan otogenik. Selain itu, penurunan kecemasan atlet bulutangkis dapat dilihat dari nilai gain score pada kedua kelompok, nilai gain score pada kelompok eksperimen lebih rendah daripada kelompok kontrol (34,67<43,33), artinya pelatihan otogenik berpengaruh terhadap penurunan kecemasan atlet bulutangkis. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa hipotesis “ada pengaruh pelatihan otogenik terhadap penurunan kecemasan pada atlet bulutangkis” diterima.
This study aims to determine the effect of rotating wheel media on the ability to recognize patterns in group A children in Kindergarten, Waru Sidoarjo sub-district. This type of research is experimental research using a quasi-experimental design. The variables in this study consisted of the independent variable rotating wheel media (X) and the dependent variable the ability to recognize patterns (Y1) and children's fine motor skills (Y2). The samples in this study were 40 children of the experimental group (19 children of Al Muslim Kindergarten A-1 and 21 children of TK Parlaungan A-1) and 40 children of the control group (19 children of Al Muslim Kindergarten A-2 and 21 children of TK Parlaungan A-2) . The data analysis technique in this study used parametric statistics independent t-test test. The results showed that (1) there was an effect of rotating wheel media on the ability to recognize patterns in group A children in Kindergarten, Waru Sidoarjo district, statistically the t value = 2.862 with a significant level of p = 0.007 less than 5%; (2) There is an effect of rotating wheel media on the fine motor skills of group A children in Kindergarten, Waru Sidoarjo sub-district, statistically the value of t = 4,534, the significant level of p = 0.000 is less than 5%.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh kegiatan cooking class terhadap kemampuan motorik halus dan mengenal ukuran benda anak kelompok B di TK Parloengan, Sidoarjo. Jenis penelitian ini menggunakan eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan cooking class (X). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian adalah Kemampuan motorik halus anak (Y1) dan Kemampuan mengenal ukuran benda (Y2). Sampel dalam penelitian ini adalah 31 anak kelompok eksperimen (16 anak TK Parloengan B-1 dan 15 anak TK Parloengan B-2) dan 29 anak kelompok kontrol (14 anak TK Parloengan B-1 dan 15 anak TK Parloengan B-2). Teknik analisis data dala penelitian menggunakan statistik parametrik uji independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ada pengaruh cooking class terhadap kemampuan mengenal ukuran benda pada anak usia 5 – 6 tahun, secara statistik nilai t = -2.618 dengan tingkat signifikan p = 0.011 lebih kecil dari 5%; (2) Ada pengaruh cooking class terhadap kemampuan mengenal ukuran benda pada anak usia 5 – 6 tahun, secara statistik nilai t = -2.081 tingkat signifikan p = 0.042 lebih kecil dari 5%.
Penelitian terdahulu menunjukkan adanya peningkatan minat dalam mempelajari regulasi emosi dalam olahraga. Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) merupakan skala dengan 10 item yang digunakan untuk mengukur dua proses untuk menilai strategi regulasi emosi individu yang terkait dengan reappraisal dan suppression. Penelitian ini dilakukan untuk menguji struktur faktor ERQ versi Bahasa Indonesia untuk setting olahraga yang disebut IERQ4S dalam sampel 1.145 atlet dengan rentang usia 18-40 tahun. Penelitian ini melibatkan penerjemah terdiri dari 2 orang dan 3 orang expert judgment. IERQ4S sebelum digunakan diberikan kepada 5 atlet untuk mengetahui pemahaman subjek. Analisis penelitian ini menggunakan prosedur statistik Confirmatory Factor Analyses (CFA). Hasil penelitian menunjukkan nilai loadings factor skala IERQ4S lebih besar dari 0.50. Hal ini mendukung struktur IERQ4S terbukti valid dan menunjukkan model konstruk instrumen dengan kriteria yang baik. Hasil analisis reliabilitas IERQ4S menunjukkan nilai di atas .060 sehingga dapat dikatakan reliabel. IERQ4S yang telah dirancang terbukti menjadi alat ukur yang konsisten secara struktural sehingga dapat digunakan untuk instrumen pengumpul data pada atlet.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.