Artikel ini membahas tentang penerapan literasi konten lokal di media sosial yang dikelola pemerintah. Secara khusus mengenai akun facebook yang dikelola oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lumajang bernama Grup Facebook Penggemar Perpusda Lumajang. Facebook merupakan media sosial paling populer di Indonesia, termasuk di Lumajang. Oleh karena itu, keputusan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lumajang untuk mengoptimalkan media sosial Facebook patut di apresiasi. Kajian ini menggambarkan fenomena penerapan literasi konten lokal, serta menyuguhkan saran maupun rekomendasi bagi eksponen pemerintah yang tertarik mengelola konten lokal demi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Konten lokal di tiap daerah di Indonesia memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Terlebih, di dalam konten lokal tersebut, kerap terdapat nilai-nilai kearifan yang bisa dijadikan pelajaran.  Teori yang menjadi landasan dalam kajian ini adalah determinasi teknologi. Teori ini memiliki satu prinsip utama, bahwa teknologi dan masyarakat saling mempengaruhi. Terpenting, saat teknologi makin maju, masyarakat mesti bisa memanfaatkannya. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lumajang memanfaatkan facebook untuk membagikan konten lokal yang sarat nilai-nilai kearifan. Metode yang digunakan kualitatif dengan pendekatan etnografi virtual. Etnografi virtual yang dijalankan berkenaan dengan analisis terhadap konten di Grup Facebook Penggemar Perpusda Lumajang, berikut komentar-komentar maupun interaksi dari warga internet di akun tersebut. Hasil penelitian menunjukkan, penerapan literasi konten lokal di media sosial facebook Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lumajang bisa optimal berkat partisipasi masyarakat. Faktanya, konten yang ada di sana tidak hanya berasal dari pihak pengelola atau admin. Ada banyak konten lokal yang berasal dari warga kemudian dikomentari dan dibagikan oleh warga yang lain.    Kata kunci: Facebook, Konten Lokal, Literasi, Perpustakaan

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya termasuk dalam jajaran Pemerintah Daerah (Pemda) dengan banyak prestasi dari berbagai ajang penghargaan di bidang inovasi. Pada gelaran Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2022 yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, salah satu inovasi yang dicetuskan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan atau DPKP Kota Surabaya bernama Response Time 7 Menit Layanan Pemadam Kebakaran di Surabaya terpilih menjadi Top 45 Inovasi Terpuji kategori Umum. Artikel ini membahas tentang inovasi tersebut di aspek formulasi, implementasi, evaluasi, dan reformasi birokrasi. Teori yang digunakan adalah konsep kebijakan publik yang dipopulerkan oleh Hayat. Metode dalam studi ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa Response Time 7 Menit yang dilakukan DPKP Surabaya diterapkan melalui tahapan-tahapan yang sesuai dengan alur teoritik yang digariskan para pakar. Kebijakan Response Time 7 Menit ini bisa dirasakan oleh semua kalangan di masyarakat karena sasarannya adalah seluruh warga tanpa sekat golongan/kelompok tertentu, dan selaras pula dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs yang diresolusikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

This study explores the representation established by “Perfect Slumber Party,” a soundtrack of Sofia the First: The Big Sleepover, on perfectionism, acceptance, and social equity. The representation of soundtrack seen from a musical meaning perspective is conducted by analyzing the diverse and subjective perspectives of ‘perfectionism’ among the born Royal, embodied by Princess Amber and her ally and the new princess, denoted by Princess Sofia. The finding shows that the music brings the debate between establishing and eliminating social classes based on the acceptance or rejection of non-perfection. Furthermore, the part of lyrics sung by Sofia reinforces her to be a bold and brave heroine delivering a positive message to the viewers.

The purpose of this article is to observe the influence of “Young Goodman Brown” on “Bambang Subali Budiman” applying Comparative Literature Study. The theme of Hypocrisy as the result of the journey of looking for evil inside is the universal values in both works. Although those works have similarities, some elements are different. Furthermore, the differences demonstrate the originality of “Bambang Subali Budiman” as influenced work. The study of Comparative Literature eliminates the gap between Western and Eastern literary works under the coverage of World Literature. Keywords: Comparative Literature, World Literature, Influence relation, Originality

The complexity and distinctiveness of gossip and gossiping have highlighted the recent viral short movie, Tilik (2018). It is important to note that gossip has also been identified as a support in social attachment in large crowds which is used to gain certain power. This research analyzes the role of gossip and gossiping in reaching the power within a community and the instruments to reach such power. Hence, this qualitative research employs cultural study approach to get an in-depth and complete analysis based on cultural perspective. Besides, Social Dominance Theory is also applied to explore the usage of gossip as weapon to reach the top of power. The study shows that gossip is surely a sharp weapon that may attack either the object of gossip or others harmed by the formulation of gossip. Also, gossip can be activated as a weapon to reach power in a certain group. Furthermore, gossip can be effective if the person who spreads it has power in the society.Keywords: Gossip; Power; Javanese Society; Tilikالملخصتم تسليط الضوء على تعقيدات وخصائص النميمة والقيل والقال في أحدث فيلم قصير سريع الانتشار ،  Tilik (2018). كأداة اتصال ، من المهم ملاحظة أن النميمة المحددة يمكن أن تساعد في تقوية الروابط الاجتماعية للعديد من الناس وكذلك اكتساب القوة. تحلل هذه الدراسة دور النميمة والنميمة في اكتساب التأثير (القوة) في المجتمع وكذلك الأدوات المستخدمة لتحقيق تلك القوة. يسعى البحث النوعي بنهج ثقافي إلى الحصول على تحليل حاد ومتعمق للتصورات الثقافية. تُستخدم نظرية الهيمنة الاجتماعية أيضًا كأداة تحليلية لفهم استخدام القيل والقال كسلاح في اكتساب القوة. أظهرت النتائج أن القيل والقال يمكن أن يكون سلاحًا حادًا يمكنه مهاجمة الشيء الذي يُنثر عليه القيل والقال والأشخاص الآخرين الذين تضرروا من قصة القيل والقال. كما يظهر أن النميمة يمكن تفعيلها كسلاح لاكتساب السلطة في مجموعة معينة. علاوة على ذلك ، يمكن أن تكون النميمة فعالة إذا كان للشخص الذي ينشرها تأثير في المجتمع.الكلمات الرئيسية: ثرثرة؛ قوة؛ المجتمع الجاوي نظرةABSTRAKKompleksitas dan kekhasan gosip dan bergosip menjadi sorotan dalam film pendek viral terbaru, Tilik (2018). Sebagai alat komunikasi, penting untuk dicatat bahwa gosip teridentifikasi dapat membantu mempererat ikatan sosial banyak orang sekaligus meraih kekuasaan. Penelitian ini menganalisis peran gosip dan bergosip dalam mendapatkan pengaruh (kekuasaan) di dalam masyarakat serta instrument yang digunakan dalam meraih kekuasaan tersebut. Penelitian kualitatif dengan pendekatan budaya ini berupaya memperoleh analisis tajam dan mendalam dalam persepsi budaya. Teori dominasi sosial juga digunakan sebagai instrument analisis untuk memahami penggunaan gossip sebagai senjata dalam memperoleh kekuasaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gosip dapat menjadi senjata tajam yang dapat menyerang objek tergosip maupun orang lain yang dirugikan oleh cerita gosip tersebut. Selain itu juga menunjukkan bahwa gosip dapat diaktifkan sebagai senjata untuk meraih kekuasaan pada suatu kelompok tertentu. Lebih jauh, gosip bisa efektif jika orang yang menyebarkannya memiliki pengaruh di masyarakat.