INTISARIGelatin merupakan produk turunan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen hewan yang dapat diekstraksi melalui proses asam dan basa. Pemanfaatan gelatin sudah sangat luas dan menjadi bagian dalam gaya hidup masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisikokimia gelatin kulit sapi kering dibandingkan dengan sifat gelatin komersial yang distandarkan SNI. Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan perlakuan jenis pelarut ekstraksi (HCl 1%, CH3COOH 1%, NaOH 1%) dengan ulangan sebanyak empat kali. Sebanyak 1000 g kulit sapi yang telah mengembang direndam dengan HCl 1%, CH3COOH 1%, dan NaOH 1% pada masing-masing wadah selama 4 hari (1:3 (b/v)) kemudian dinetralkan, diekstraksi dengan air (1:3) menggunakan panci bertekanan 1 atm pada suhu 100 o C selama 1 jam, didinginkan, disaring, dikeringkan, dan kemudian dihaluskan. Analisis produk gelatin meliputi rendemen, analisis proksimat, pH, viskositas, kekuatan gel, dan kandungan logam (Cu, Zn, As, dan sulfit). Hasil analisis data dibandingkan dengan skor pada gelatin komersial dan SNI 06-3735-1995. Penggunaan pelarut asam dan basa untuk menghidrolisis kulit sapi kering menghasilkan gelatin dengan rendemen dan sifat fisikokimia yang berbeda nyata (P<0,05). Penggunaan HCl 1% sebagai larutan perendam dapat menghasilkan rendemen gelatin 65,75% lebih tinggi dibandingkan dengan perendaman CH3COOH 1% dan 27,71% lebih tinggi dibandingkan dengan perendaman NaOH 1%. Gelatin yang dihidrolisis menggunakan pelarut HCl 1% menghasilkan gelatin dengan sifat fisikokimia yang sebagian besar memenuhi standar SNI dan gelatin komersial. Kesimpulan penelitian ini kulit sapi kering yang dihidrolisis menggunakan pelarut HCl 1% berpotensi sebagai alternatif bahan baku pembuatan gelatin.(Kata kunci: Gelatin, Hidrolisis, Kulit sapi kering, Sifat fisikokimia, SNI Gelatin) (HCl 1%, CH3COOH 1%, NaOH 1%) and repeated four times. Sample 1000 g that has been soaked with HCl 1%, CH3COOH 1%, and NaOH 1% in each container for 4 days (1:3 (w/v)) then neutralized, extracted with water (1:3) using a 1 atm pressure pan at 100°C for 1 hour, cooled, filtered, dried, and crushed. The analysis of gelatin products includes rendement, proximate analysis, pH, viscosity, gel strength, and metal content (Cu, Zn, As, and sulfite). Results of data analysis were compared with scores on commercial gelatin and SNI 06-3735-1995 ABSTRACT Gelatin is a protein product derived from the hydrolysis of animal tissues containing collagen through extraction process with acid or base treatment. The utilization of gelatin is very broad and has become part of the lifestyles of Indonesian. This research was conducted to study the physicochemical properties of dry cow skin gelatin compared to that commercial gelatin standardized by SNI. The experiment was set up in a one way completely randomized design with various kinds of solvent extraction
ABSTRAKPaprika merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki prospek pasar yang cerah dan terbuka lebar baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Namun, paprika merupakan sayuran buah yang tidak awet dan mudah rusak (perishable commodity) sehingga paprika memerlukan penanganan pascapanen yang tepat agar dapat meningkatkan masa simpannya. Salah satu teknologi potensial untuk diterapkan pada paprika yaitu pelapisan permukaan paprika dengan bahan edible (dapat dimakan) dan ditambah dengan antimikroba alami untuk menghindari serangan mikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi minyak sereh dan lama perendaman terhadap sifat kimia dan organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa) paprika merah yang diberi perlakuan edible coating berbasis pati sagu dan antimikroba alami minyak sereh. Selain itu juga dianalisis perubahan mutu kimia vitamin C pada paprika merah selama penyimpanan. Perlakuan yang diberikan untuk pengujian karakteristik sensori yaitu (a) konsentrasi minyak sereh 0,2% dan 0,4% dan (b) lama pencelupan dalam formula edible coating yaitu 3 dan 5 menit. Paprika lalu disimpan pada suhu 8°C. Sebagai kontrol dilakukan juga pengamatan terhadap paprika yang tidak di coating dan yang di coating namun tanpa menambahkan minyak sereh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan coating tidak berpengaruh nyata pada penerimaan panelis terhadap atribut aroma, tekstur, rasa maupun penerimaan keseluruhan paprika. Perlakuan coating hanya berpengaruh nyata pada penerimaan panelis terhadap atribut warna paprika merah. Panelis dapat menerima perlakuan coating pada paprika, baik dengan atau tanpa penambahan antimikroba. Kandungan vitamin C pada paprika dengan perlakuan 0,4% minyak sereh pada suhu 8°C pada hari penyimpanan ke-27 masih tetap tinggi yaitu 1,5 mg/100g. Kata kunci: Paprika, edible coating, preferensi konsumen, vitamin C ABSTRACTBell pepper is one among fruit vegetables that had good market prospect both for local trade and export. Nevertheless, the commodity has perishable properties thus it needs good post harvest handling that could increase its shelf life. One of among other technologies, surface coating (by edible coating) of bell pepper is potential to be applied. This technology might be added by natural antimicrobes to avoid microorganism attack during storage time, so its shelf life might be extended. The objective of this research was to evaluate consumer's acceptability and vitamin C content on red bell pepper which were applied by edible coating based on sago starch and lemongrass oil that acting as natural antimicrobes. Treatment given for testing its sensory properties were: (a) concentration of lemongrass oil (0.2% and 0.4%) and (b) dipping time in edible coating formula; 3 and 5 minutes. Red bell pepper wasthen stored at cold room temperature (8 °C). As control treatment, the inspection was also applied on non-coated red bell pepper and coated red bell pepper without addition of lemongrass oil. Result showed that coating treatment did not affect consumer's acceptabi...
<p>Gelatin merupakan bahan tambahan pangan asal hewani yang peranannya cukup penting dalam proses produksi pangan yang berfungsi sebagai pengemulsi, penstabil, memperbaiki tekstur produk pangan, dan pengental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu gelatin ceker ayam yang diekstraksi dengan perlakuan kombinasi basa dan asam. Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan jenis pelarut ekstraksi: Perendaman pada NaOH 0,2% dan asam asetat 5% (A); Perendaman pada NaOH 0,1% dan asam sitrat 5% (B); dan Perendaman pada NaOH 1% dan Asam sitrat 5% (C). Analisis produk gelatin meliputi kadar lemak, kadar protein, kekuatan gel, pH,dan kandungan logam. Penggunaan pelarut asam dan basa untuk menghidrolisis ceker ayam menghasilkan gelatin dengan karakteristik mutu yang berbeda nyata (p<0,05). Proses produksi gelatin menggunakan perlakuan perendaman NaOH 0,2% dan asam asetat 5% menunjukkan karakteristik yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.Gelatin tersebut mempunyai karakteristik yang memenuhi standar SNI gelatin (06-3735:1995) dan lebih baik dibandingkan gelatin komersial.</p>
ABSTRAKPenyediaan pengawet alami untuk meningkatkan umur simpan daging ayam merupakan tantangan tersendiri, ditengah maraknya penggunaan pengawet kimia saat ini. Permasalahan kontaminan mikroba telah menjadi perhatian banyak kalangan baik pemerintah, pelaku usaha, konsumen, maupun pemerhati kesehatan. Asam asetat yang dikenal sebagai cuka memiliki sifat sebagai antimikroba, disebabkan kemampuannya menurunkan pH dan menyebabkan instabilitas membran sel pada bakteri patogen. Tulisan ini bertujuan mengkaji pembuatan asam asetat (cuka) dari kulit pisang dan air kelapa sebagai pengawet alami serta mengetahui pengaruh aplikasinya pada penghambatan pertumbuhan mikroba Listeria monocytogenes pada daging ayam. Penelitian didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan 2 faktor yaitu 1. Faktor jenis cuka (cuka kulit pisang, cuka air kelapa, asam asetat komersial, dan asam laktat komersial) dan 2. Suhu penyimpanan (suhu ruang dan suhu 5-7°C) masing-masing diulang tiga kali. Daging ayam yang telah diberi perlakuan perendaman asam kemudian disimpan di suhu ruang dan suhu dingin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cuka kulit pisang dan air kelapa mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji L. monocytogenes pada daging ayam yang disimpan pada suhu ruang lebih efektif (5-6 log CFU/g) dibandingkan asam asetat komersial dan asam laktat komersial (7-8 log CFU/g), selama 24 jam penyimpanan. Pada daging ayam yang disimpan di suhu dingin, cuka kulit pisang dan air kelapa memiliki kemampuan yang hampir sama dengan asam asetat komersial pada penyimpanan selama 12 hari (5,34 log CFU/g). Cuka kulit pisang paling efektif untuk digunakan sebagai pengawet daging ayam pada penyimpanan suhu dingin. Providing natural preservatives to increase the shelf life of chicken meat is a challenge, since the microbial contaminants problem has been a concern among many actors: government, business, consumers, and health practitioners. Acetic acid (known as vinegar) has properties as an antimicrobial, due to its ability to lower the pH and causing instability in the cell membrane of pathogenic bacteria. This paper aimed to assess the manufacture of vinegar from banana peel and coconut water as potentially natural preservative, and its application to determine the effect of microbial growth inhibition of Listeria monocytogenes in chicken meat. The study was designed using a randomized factorial design with 2 factors: 1. Types of vinegar (banana peel, coconut water, commercial acetic acid and commercial lactic acid) and 2. Storage temperature (room temperature and refrigerated temperature 5-7° C), each were repeated three times. Chicken meat that has been treated with acid soaking then stored at room temperature and cold temperatures. The results showed that banana peel and coconut water vinegar inhibit the growth of testing bacteria L. monocytogenes in chicken meat stored at room temperature more effective (5-6 log CFU/g) than the commercial acetic acid and commercial lactic acid (7-8 log CFU/g), for 24 hours storage. In chicken meat stored in co...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.