Solving mathematics contextual problems is one way that can be used to enable students to have the skills needed to live in the 21st century. Completion contextual problem requires a series of steps in order to properly answer the questions that are asked. The purpose of this study was to determine the steps performed students in solving contextual mathematics problem. The results showed that 75% students can not solve contextual mathematics problems precisely (unfinished). Students stop and feel that it was completed when they are able to solve problems mathematically, but mathematal solution has not answered the requested context. Keyword: Mathematics Problem, Contextual, 21st Century, Unfinished.Abstrak Menyelesaikan soal matematika yang menggunakan konteks merupakan salah satu cara yang dapat digunakan agar siswa agar memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk hidup pada abad 21. Penyelesaian soal kontekstual membutuhkan serangkaian langkah agar dapat menjawab dengan tepat soal yang diminta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkahlangkah dilakukan siswa dalam menyelesaian soal-soal kontekstual. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa 75% siswa tidak bisa menyelesaikan soal matematika kontekstual dengan maksimal (unfinished). Siswa hanya berhenti dan merasa selesai ketika mereka dapat menyelesaikan soal secara matematis, padahal penyelesaian matematis belum menjawab situasi permasalahan konteks yang diminta.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa yang memiliki kemampuan matematika dari tinggi sampai rendah. Selain itu, akan ditelaah capaian kemampuan siswa pada setiap karakteristik yang muncul. Jenis penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTsN di kota Jombang dengan ukuran sampel yaitu siswa yang berkemampuan rendah yang diambil dari nilai matematika siswa pada bab SPLDV. Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi siswa. Data diperoleh dengan proses pengerjaan soal dan wawancara per individu. Hasil analisis data menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara komunikasi matematis lisan dan tulisan. Komunikasi matematis dalam bentuk lisan digolongkan berdasarkan keakuratan, kelengkapan, dan kelancaran penjelasan jawaban. Sedangkan kemammpuan komunikasi dalam bentuk tulisan digolongkan berdasarkan keakuratan, kelengkapan, dan kesistematisan jawaban. Terungkap bahwa dari masing-masing subjek menunjukkan capaian yang berbeda tiap karakteristik baik lisan maupun tulisan. Subyek penelitian menunjukkan adanya perbedaan dalam kemampuan komunikasi matematika saat berkomunikasi.
Soal PISA merupakan soal yang didasarkan pada permasalahan nyata dalam kehidupan. Konteks soal dalam PISA dapat menggunakan integrasi nilai-nilai Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari pemberian soal matematika mirip PISA terhadap siswa setelah mengerjakan soal tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Siswa diberikan soal model PISA yang telah didesain dengan konteks integrasi nilai-nilai Islam. Dari hasil pengerjaan soal siswa diberikan angket dan wawancara terkait dengan efek soal yang telah dikerjakan. Penelitian ini menghasilkan bahwa 100% siswa merasa lebih termotivasi dalam beramal Islami karena mengetahui manfaat dari konteks yang ada di soal yang diujikan. Mayoritas siswa baru mengetahui bahwa ada pahala yang besar dalam amal Islami yang pernah dilakukan. Sebagian besar siswa merasa soalnya cukup sulit dan aneh akan tetapi siswa merasa senang karena aktivitas amal islami yang pernah dilakukan ternyata mendapatkan pahala. Simpulan dari penelitian ini adalah dengan pemberian soal matematika mirip PISA maka dapat meningkatkan amal Islami siswa dalam kehidupan sehari-hari.
The objective of this paper is to describe the mathematisation of preservice teacher with high mathematics ability in solving higher order thinking problem. Descriptive research with qualitative approach has been conducted with preservice teacher from mathematics department with high mathematics ability as the subject. Data was obtained by giving the higher order thinking problem and interviews. The results of this study point out that the mathematisation of preservice teacher in solving higher order thinking problem are as follows 1) formulate real world problem into the mathematical problem is done by states a bar chart in the form of description, 2) use concepts, facts, procedures and mathematical reasoning to get mathematical solution from mathematical problem is reached by calculate the percentage by using the formula, 3) interpret mathematical solution to the real world problem is conducted by making conclusion from solution, and 4) the last step, evaluate the solution with the context of problem is known by reading again the higher order thinking problem and checking the solution. Mathematisation of preservice teacher is a significant process in solving higher order thinking problem so it is important to develop it.
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) siswa kelas XI IPS tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini mengunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan pemberian angket dan tes yang berupa soal penyelesaian masalah. Hasil menunjukan bahwa siswa IPS yang memiliki tingkat AQ tinggi dan AQ sedang cenderung tidak putus semangat dalam menyelesaikan masalah dan terus mencoba dengan beberapa cara yang dia miliki, sedangkan untuk siswa yang memiliki AQ rendah cenderung malas dan kurang mampu untuk menyelesaikan masalah sedang dalam kekreatifan yang dimiliki oleh ketiganya adalah hampir sama, namun perbedaan yang sangat menonjol adalah letak usaha yang dimiliki oleh ketiga siswa tersebut. Oleh karena itu diperlukan upaya guru untuk memberikan soal berbasis masalah dan menganjurkan kepada siswa untuk selalu berusaha dalam menyelesaikannya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.