Masyarakat memiliki perjalanan nilai budaya dan historis. Museum memiliki peran dalam menjaga warisan nilai budaya dan historis melalui koleksinya. Peninggalan nilai budaya dan historis di museum memiliki muatan karakter yang berimplikasi pada penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila yang dapat diajarkan kepada generasi mendatang. Hal tersebut membuat peneliti ingin mengembangkan konsep nilai budaya dan historis yang berimplikasi pada muatan muatan karakter Profil Pelajar Pancasila pada salah satu museum di Madura yaitu Museum Keraton Sumenep dengan grounded theory. Metode pengumpulan data menggunakan theoretical sampling yang dikumpulkan melalui observasi, studi pustaka, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data terdiri dari 3 tahap yaitu open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil menunjukkan bahwa Museum Keraton Sumenep memiliki nilai budaya baik secara intangible maupun tangible. Secara intangible cenderung mengarah pada nilai-nilai kepemimpinan yang harus dimiliki oleh pemimpin, yaitu intelektualitas, sikap spiritual (sokkla), andhap asor (rendah hati), keterbukaan, dan berkeadaban. Kemudian tangible dapat diambil dari bangunan-bangunan pada komplek Museum Keraton Sumenep. Nilai historis dapat diambil dari tokoh-tokoh punggawa Keraton Sumenep, seperti Bindara Saod, Panembahan Somala, dan Sultan Abdurahman Pakunataningrat. Nilai budaya dan historis akan selalu berintegrasi dalam membentuk karakter Profil Pelajar Pancasila, sehingga apa yang terkandung pada Museum Keraton Sumenep menjadi sebuah media pengajaran. Melalui pelajaran tersebut generasi penerus mengagumi hasil karya yang diciptakan oleh raja-raja Sumenep dan memberikan sebuah inspirasi bahwa mereka telah mampu menghasilkan sebuah karya.
The implementation of the Kurikulum Merdeka starting from the 2022/2023 academic year provides new challenges in history learning. The structure of learning outcomes in history education no longer prioritizes understanding of concepts but must also emphasize elements of process skills. One of the elements of process skills that must be trained to students is historical thinking skills. There are various concepts of historical thinking skills that has been applied in some countries. Some of these concepts have similarities with the concepts of historical thinking contained in the Kurikulum Merdeka. In addition, there are also some of the concepts of historical thinking in the Kurikulum Merdeka that are not found in other countries. The emphasis on process skills also brings new challenges to how to teach these skills to students. Through literature studies, this article offers alternative history learning strategies that can be used to instill students' historical thinking skills in the context of implementing the Kurikulum Merdeka.
PThis study aims to determine the quality of the Madrasah Final Examination (UAM) questions in the History subject (Specialization) at MAN Sumenep through item analysis. This research is a type of quantitative descriptive research. Analysis of the items to be examined are the results of tests of validity, reliability, level of difficulty, discriminating power, and deceptive power with the help of Microsoft Excel and SPSS 16.0. The results showed that the types of questions based on cognitive level were 10 percent LOTS questions, 18 percent MOTS questions, and 72 percent HOTS questions. Then based on the subject matter, it is 25 percent for class X and XI, and 50 percent for class XII. The level of validity (exceeding r-table) totaled 32 valid questions and 8 invalid items. The data reliability level of 0.409 is still inconsistent because it is still lacking 0.50. The level of difficulty resulted in 2 decisions, namely being rejected/revised because it was very easy with 12 questions and being accepted in the moderate category with 28 questions. The level of discriminating power resulted in 2 decisions, which were totally revised with an unsatisfactory category of 8 questions and totally revised/rejected by 32 questions. The distractor function works well because the multiple choices A, B, C, D, and E in questions are more than 5 percent. The results of the item analysis recommend that the UAM History Questions (Specialization) still need to be revised again with better quality questions.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal Ujian Akhir Madrasah (UAM) pada mapel Sejarah (Peminatan)di MAN Sumenep melalui analisis butir soal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis butir soal yang akan diteliti adalah hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan daya pengecoh dengan berbantuan microsoft excel dan SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis soal berdasarkan tingkatan kognitifnya 10 persen soal LOTS, 18 persen soal MOTS, dan 72 persen soal HOTS. Kemudian berdarsarkan mapelnya sebanyak 25 persen kelas X dan XI, dan 50 persen kelas XII. Tingkat validitas (melebihi r-tabel) berjumlah 32 butir soal valid dan 8 butir soal tidak valid. Tingkat reliabilitas data sebesar 0,409 masih kurang konsisten karena masih kurang 0,50. Tingkat kesukaran menghasilkan 2 keputusan yaitu ditolak/direvisi karena sangat mudah sebanyak 12 soal dan diterima kategori sedang sebanyak 28 soal. Tingkat daya pembeda menghasilkan 2 keputusan yaitu direvisi total dengan kategori tidak memuaskan sebanyak 8 soal dan direvisi total/ditolak sebanyak 32 soal. Fungsi distraktor (pengecoh) dapat berfungsi baik karena pilihan ganda A, B, C, D, dan E pada soal lebih dari 5 persen. Hasil analisis butir soal merekomendasikan bahwa Soal UAM Sejarah (Peminatan) masih perlu direvisi kembali dengan kualitas soal yang lebih baik.
This study aims to review the Weberian concept developed by B.J.O Schrieke and its contribution to the development of Indonesian historiography. This study uses the library method with an autobiographical approach. The results of the study show that Schrieke has shown historiography with a socio-cultural perspective and has succeeded in revealing many aspects of society and the life of the Indonesian people. This can be seen through Schrieke's works, namely het boek van Bonang (1916) and Indonesian Sociological Studies (1955). Schrieke was inspired by Max Weber's way of explaining history from various socio-historical perspectives. Schrieke's sociological historical thought influenced the basic framework of subsequent Indonesian history writing.Penelitian ini bertujuan untuk mengulas konsep Weberian yang dikembangkan oleh B.J.O Schrieke serta kontribusinya bagi perkembangan historiografi Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan pendekatan otobiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Schrieke telah menunjukkan bentuk historiografi dengan perspektif sosial-budaya dan berhasil mengungkap banyak aspek kemasyarakatan dan kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini dapat diketahui melalui karya-karya Schrieke yaitu het boek van Bonang (1916)dan Indonesian Sociological Studies (1955). Schrieke terinspirasi cara berpikir Max Weber dalam menjelaskan sejarah dengan berbagai perspektif sosio-historis. Pemikiran historis sosiologis Schrieke berpengaruh terhadap kerangka dasar penulisan sejarah Indonesia selanjutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran sejarah berbasis daring, tingkat partisipasi belajar dan pengaruhnya pada masa pandemi covid-19. Metode penelitian menggunakan metode survei dengan mengajukan angket kepada 8 guru sejarah dan 222 siswa secara random. Teknik analisis data untuk mengukur tingkat efektivitas dan partisipasi belajar dilakukan secara deskriptif. Kemudian untuk mengukur pengaruh efektivitas dan partisipasi menggunakan regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat efektivitas pembelajaran sejarah berbasis daring cukup efektif. Hal ini dapat disimpulkan dengan hasil rata-rata 71,3% dari keseluruhan setiap komponen yang dinilai yaitu (1) kualitas pembelajaran 71%, (2) kesesuaian tingkat pembelajaran 79%, (3) insentif 69%, (4) waktu 78%, (5) ketercapaian ketuntasan 69% dan (6) kemampuan guru mengelola pembelajaran 62%. Sementara itu tingkat partisipasi belajar menunjukan 61,5% dari rata-rata keseluruhan setiap komponen yaitu keaktifan siswa sebesar 60,5%, kepatuhan siswa sebesar 63,5%, dan kehadiran siswa sebesar 60,5%. Kemudian tidak ada pengaruh dari efektivitas pembelajaran sejarah berbasis daring terhadap partisipasi belajar. Hal ini dapat diketahui dari hasil signifikasi lebih besar yang dari probabilitas (0,05) yaitu sebesar 0,118. Sementara itu tingkat pengaruh antara efektivitas pembelajaran dengan partisipasi belajar sejarah secara daring sebesar 11% sedangkan 89% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.