Objectives: The objectives of this study were to determine the antioxidant activity and cardioprotective activity of bangun-bangun leaves ethanolic extract.Methods: Bangun-bangun leaves ethanolic extract was obtained by maceration process. The antioxidant activity test was performed by 2,2’-azino-bis(3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic acid) free radical scavenging method with various concentrations of extract. The absorbance was measured by visible spectrophotometric method and calculated the inhibitory concentration (IC50) value for antioxidant activity analysis. Cardioprotective activity test was performed by measuring the cardiac troponin T (cTnT) level, creatine kinase-muscle/brain (CK-MB) level, and histology of the heart tissue. Animals induced with doxorubicin at the 8th day and the 9th day, bangun-bangun leaves ethanolic extract was administered from the 1st day to the 9th day with various doses of extract.Results: Bangun-bangun leaves ethanolic extract had IC50 value of 57.79 μg/mL. Difference dose of bangun-bangun leaves ethanolic extract shows difference cardioprotective activity. Bangun-bangun leaves ethanolic extract at dose 300 mg/kg bw did not differ significantly to the positive control group and normal group. The higher the dose of an extract the greater the decrease in cTnT and CK-MB levels and increase protection against heart damage.Conclusion: Bangun-bangun leaves ethanolic extract had strong antioxidant and had cardioprotective activity.
Kecombrang (Etlingera Elatior Jack.) merupakan tumbuhan dari famili Zingiberaceae secara tradisional biasa digunakan oleh masyarakat Sumatera Utara sebagai bahan masakan, memperbanyak asi serta sebagai obat luka. Kecombrang memiliki kandungan flavonoid, saponin, tanin, dan asam fenolat yang mampu memberikan efek antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk uji penyembuhan luka sayat ekstrak etanol buah kecombrang terhadap tikus putih dan mengetahui konsentrasi efektif dari ekstrak etanol kulit buah kecombrang dalam mempercepat penyembuhan luka sayat terhadap tikus putih. Serbuk simplisia buah kecombrang dikarakterisasi dan diskrining fitokimia kemudian diekstraksi secara maserasi dengan etanol 96%. Ekstrak diberikan secara topikal dalam 3 konsentrasi yaitu 8%, 10%, dan 12% dalam bentuk sediaan salep. Ekstrak diujikan terhadap luka sayat sepanjang 2 cm pada punggung tikus putih. Kontrol positif yang digunakan adalah betadine salep 10%, sedangkan kontrol negatif hanya dilukai saja dan diberikan basis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kecombrang dapat menyembuhkan luka sayat terhadap tikus putih dan dengan konsentrasi 12% sama efektifnya dengan kontrol positif terhadap penyembuhan luka sayat yakni pada hari ke-10.
Large variations in COVID-19 mortality rates between countries and regions have been reported. In addition to age, comorbid diseases, and availability of health facilities; Vitamin D3 adequacy status is assumed to play a role, considering that the COVID-19 mortality rate was found to be relatively higher in countries with a high incidence of vitamin D3 deficiency, such as Italy, Spain, and France. Vitamin D3 has been shown to lower the risk of respiratory tract infections. At the same time, its effect in enhancing cellular and adaptive immunity also makes vitamin D3 worthy of consideration as a potential option for treating and preventing COVID-19. Sick Tk-II Putri Hijau Medan. This study uses a descriptive research method with a cross sectional approach with a retrospective research design, namely research by reviewing information or taking past data (Sugiyono, 2018). The data was obtained from prescriptions for the period February-April 2021. The results showed that there was an increase in the use of Vitamin D3 1000 IU, especially in moderate Covid 19 patients, as well as an increase in the use of Vitamin C 1000 mg and Vitamin C 500 mg. This is done with the aim of increasing the body's resistance when infected with Covid 19. In severe Covid 19 patients, vitamins are no longer given but rather are given anti-virus and anti-biotic treatment in the form of injections.
Latar Belakang : Biji pepaya memiliki kandungan vitamin C, Vitamin E dan nutrisi penting lainnya yang dipercaya dapat melindungi kesehatan mata dan mecegah berbagai penyakit .Pada biji pepaya (Carica papaya L.) adanya rasa pahit disebabkan oleh kandungan alkaloid carpain. Carpain merupakan suatu alkaloid golongan alkaloid bebas. Alkaloid carpain ini dapat menurunkan tekanan darah, membunuh amuba, kencing batu, penyakit saluran kencing, dan cacing. Namun sering dijumpai obat tradisional yang tidak menghasilkan efek yang diharapkan, umumnya dikarenakan tidak memenuhi standar mutu atau bisa juga dikarenakan kesalahan informasi maupun anggapan keliru terhadap obat tradisional. Dari segi efek samping memang diakui bahwa obat tradisional memiliki efek samping yang relatif kecil dibanding obat modern. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membuat ekstrak yang bermutu dan berkhasiat, dengan demikian produk-produk herbal tersebut dapat terjaga kualitas, mutu dan khasiatnya yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Tujuan :Untuk mengetahui jumlah persen rendemen perolehan ekstrak setelah dilakukan ekstraksi biji pepaya secara maserasi, hasil identifikasi metabolit sekunder dan karakterisasi dari biji papaya dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Metode: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji buah pepaya Bangkok yang berasal dari Jl. Pelajar, Kel. Marindal, Kec. Patumbak, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara. Pengambilan sampel dilakukan secara purposiftanpa membandingkan dengan sampel yang sama dari daerah lain.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental laboratorium terdiridaribeberapatahapanmeliputi:pengumpulan sampel, pembuatansimplisia, pembuatan ekstrak,identifikasisenyawametabolitsekunder, dan uji mutu ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) dengan metode maserasi. Hasil :Pada hasil rendemen telah didapat ekstrak etanol kental dengan persentase rendemen ekstrak sebesar 15,672% dari 500 gram simplisia biji pepaya.Pada pengujian skrining fitokimia didapatkan senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol biji buah pepaya yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, steroid/triterpenoid, dan tanin dan pada pengujian karakterisasi ekstrak biji buah pepaya didapatkan kadar air 1,15%, kadar sari larut air 46,35%, kadar sari larut etanol 18,61%, kadar abu total 7,25% dan kadar abu tidak larut asam 0,92% yang memenuhi persyaratan ekstrak yang telah ditetapkan oleh MMI. Kesimpulan :Telah diketahui hasil rendemen setelah dilakukan ekstraksi biji pepaya secara maserasi, hasil metabolit sekunder menunjukkan hasil negatif hanya pada uji glikosida sianogenik, dan pada uji karakterisasi telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh MMI.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.