Abstract. Haruna MF, Kenta AM, Herawati. 2022. Medicinal plants used by the community of Lipulalongo Village, Banggai Laut District, Central Sulawesi, Indonesia. Asian J Ethnobiol 5: 62-68. Plants have been traditionally used for medicinal purposes to cure diseases or maintain body wellness and health. However, the utilization of medicinal plants by a particular community is unique and specific to the context of area, thus it might differ from one community to another. This study aimed to document the diversity of plant species used by the community in Lipulalongo Village, Labobo Sub-district, Banggai Laut District, Central Sulawesi, Indonesia, as well as to reveal the method of use of such plants in their medication practices. The research used a cruising survey method, and data collection used interviews, field observation, and identification. The study recorded 21 species of medicinal plants, namely Phaleria macrocarpa Boerl, Andrographis paniculata Burm.f., Orthosiphon stamineus Bent, Coleus scutellarioides (L.) Benth., Averrhoa bilimbi L., Psidium guajava L., Capsicum annum L., Annona squamosa L., Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M.Perry, Morinda citrifolia L., Gossypium arboreum L., Sesbania grandiflora (L) Pers., Cymbopogon citratus (DC.) Stapf, Curcuma domestica Valeton, Curcuma zedoria (Christm.) Roscoe), Areca catechu L, Alpinia galangal (L.) Willd), Carica papaya L., Theobroma cacao L., Chamaedaphne sp., and Blumea balsamifera (L.) DC. The leaf was the most utilized plant organ rather than fruit, stem, bark, rhizomes, or tubers. Boiling and drinking was the most common method of preparation and mode of application, respectively. Diseases that can be prevented and treated using medicinal plants are fever, diarrhea, colds, coughs, sore teeth, skin diseases (e.g., boils, tinea versicolor, and ringworm), digestive tract diseases in the stomach, and therapy after giving birth.
Memahami dan menjelaskan perilaku seseorang terhadap suatu materi dapat menggunakan pendekatan teori psikologi tentang hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan siswa tentang materi virus dengan perilaku siswa SMA dalam mencegah penuaran virus Corona di Kabupaten Banggai. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 106 siswa SMA kelas X. Teknik pengumpulan data menggunakan angket sebagai instrument yang di berikan secara online. Data dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antar pengetahuan siswa tentang materi virus (X) dengan perilaku siswa dalam mencegah penularan virus Corona (Y). Kesimpulannya bahwa terdapat hubungan positif antara pengetahuan siswa tentang materi virus dengan perilaku siswa SMA dalam mencegah penuaran virus Corona di Kabupaten Banggai. Hubungan antara kedua variabel tersebut berada pada kategori Rendah.
Penelitian ini untuk mengetahui jenis dan vegetasi pohon, serta potensi nilai biomassa dan penyerapan karbon yang berada di taman-taman Kota Luwuk. Pengambilan data secara langsung mengukur diameter lingkaran pohon dengan tinggi 130 cm. Data yang dihasilkan dihitung berdasarkan perhitungan kerapatan (densitas), keragaman dan dominansi, nilai biomassa di atas permukaan tanah (batang), nilai biomassa di bawah permukaan tanah (akar), nilai biomassa total perpohon dan kandungan karbon. Teknik analisis data menggunakan dekriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian ada 17 Jenis yang teridentifikasi di taman Kota Luwuk, yaitu Albizia saman, Polyaalthia longifolia, Swietenia mahagoni, Tectona grandis, Areca catechu, Cocos nucifera, Plumeria, Mimusops elengi, Syzygium aqueum, Cerbera manghas, Terminalia mantaly, Ficus benjamina, Bauhina purpurea, Annona muricata, Casuarina junghuhniana, Hibiscus rosa-sinensis, Mangifera indica. Hasil juga menunjukan nilai vegetasi pohon yaitu dimana keanekaragaman sedang dan berdominansi rendah. Nilai biomassa total 180.522,53 gr, total karbon tersimpan 84.845,6 dan daya penyerapan karbon 311.383,31 gr.
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan struktur komunitas kepiting bakau pada kawasan konservasi mangrove Desa Polo Kabupaten Banggai. Metode yang digunakan yaitu plot line transek yang dibuat sebanyak 2 garis, panjang 100 meter setiap line transek. Terdapat 4 plot ukuran 10 x 10 m², sehingga pada terdapat 8 plot. Analisis data menggunakan indeks keanekaragaman, keseragaman, dominansi dan Frekuensi Kehadiran. Hasil penelitian bahwa Kepiting bakau di kawasan konservasi mangrove Desa Polo didapatkan 6 spesies yaitu Uca bellator, Uca dussumieri, Uca inversa, Parasesarma leptosoma, dan Myomenippe sp. Indeks keanekaragaman berkriteria sedang (1,4280). Nilai keseragaman berkriteria tinggi (0,7970). Nilai indeks dominansi berkriteria rendah (0,0083-0,4155). Nilai frekuensi kehadiran tertinggi pada spesies Uca bellator dan Parasesarma leptosoma dengan nilai 100% sedangkan yang terendah spesies Myomenippe sp.dan Scylla serrata yaitu 25%. Kata Kunci: Kawasan Konservasi, Kepiting Bakau, Struktur Komunitas ABSTRACT: This study aims to determine the types and communities of mangrove crabs in the mangrove conservation area of Polo Village, Banggai Regency. The method used is a line transect plot made of 2 lines, 100 meters long for each line transect. There are 4 plots measuring 10 x 10 m², so there are 8 plots. Analysis of the data using the index of diversity, uniformity, dominance and Frequency of Attendance. The results showed that mangrove crabs in the mangrove conservation area of Polo Village found 6 species, namely Uca bellator, Uca dussumieri, Uca inversa, Parasesarma leptosoma, and Myomenippe sp. The diversity index has moderate criteria (1.4280). The value of uniformity has high criteria (0.7970). The dominance index value with low criteria (0.0083-0.4155). The highest presence value was in the species Uca bellator and Parasesarma leptosoma with a value of 100% while the lowest was in the species Myomenippe sp. and Scylla serrata, which was 25%. Keywords: Conservation Area, Mangrove Crab, Community Structure
Tumbuhan akuatik mempunyai peranan sebagai produser utama dalam ekosistem perairan. Adapun tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola penyebaran tumbuhan akuatik di sungai Batu Gong Desa Tataba Kecamatan Buko Kabupaten Banggai Kepulauan. Penelitian dilakukan pada 3 titik stasiun. Metode yang digunakan yaitu metode Kuadrat dengan ukuran plot yang digunakan yaitu 5 x 5 m dengan jumlah 10 plot pada setiap stasiun. Pola persebaran dihitung dengan rumus indeks penyebaran morisita. Hasil identifikasi di temukan 10 jenis tumbuhan akuatik, dengan pola penyebaran secara teratur dengan nilai indeks penyebaran morisita sebesar 0,868. Jenis tumbuhan air yang mendominasi adalah jenis Nasturtium officinale R. Br.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.