Produk pangan dan hasil pertanian bersifat mudah rusak (perishable), sehingga akan mengakibatkan kehilangan (losses), baik kualitas maupun kuantitasnya selama rangkaian proses pascapanen. Sebagai upaya menurunkan kehilangan atau susut selama pascapanen, maka perlu penerapan teknologi yang sesuai (appropriate technology). Aplikasi teknologi ozon pada penanganan bahan pangan dan hasil pertanian mempunyai prospek yang baik karena dirasakan aman dan efektif. Ozon (O3) memiliki fungsi utama, yaitu sebagai oksidator dan disinfektan atau gabungan kedua fungsi tersebut. Potensi oksidasi yang tinggi pada ozon dapat dimanfaatkan untuk membunuh bakteri (proses sterilisasi), menghilangkan warna (proses dekolorisasi), menghilangkan bau (proses deodorisasi), dan menguraikan senyawa organik (proses degradasi). Perlakuan air berozon yang dilakukan pada penyimpanan produk pangan dan hasil pertanian tidak merusak kandungan gizinya, karena kandungan ozon sendiri akan hilang dengan cara penguapan. Jika ozon terkena paparan sinar matahari akan mengurai menjadi senyawa oksigen kembali. Sejak saat itulah, teknologi ozon banyak digunakan untuk mengurangi kontaminasi dan memperpanjang masa simpan pada buah-buahan dan sayuran, ikan segar, produk peternakan berupa daging dan susu. Pada tulisan ini akan ditelaah dan dikaji beberapa hasil penelitian terkait penggunaan ozon untuk penanganan produk pangan dan hasil pertanian selama rangkaian proses pascapanen.  Kata Kunci : Hasil Pertanian, Pascapanen, Teknologi Ozon
    Keberadaan RPH memiliki fungsi sebagai: (1) sarana pelayanan masyarakat dalam usaha penyediaan daging yang memenuhi kriteria aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), (2) instrumen untuk memantau kemungkinan terjadi kasus penyakit hewan menular di masyarakat, dan (3) sumber pendapatan daerah (PAD) melalui retribusi dan biaya potong hewan. Tujuan penelitian ini adalah  mengevaluasi RPH Bayur, Kota Tangerang yang meliputi: 1) persyaratan fisik/ teknis dan prosedur pemotongan ternak; 2) kepuasan pelanggan terhadap pelayanan; dan 3) kontribusi pendapatan daerah (PAD). Evaluasi persyaratan fisik/ teknis mengacu pada Permentan Nomor 13 Tahun 2010 sedangkan evaluasi prosedur pemotongan ternak mengacu pada SOP Pemotongan Hewan Nomor 065/KEP.30.50-DKP/2017 yang ditetapkan oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kota Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum fasilitas dan prosedur pemotongan hewan di RPH Bayur telah memenuhi kesesuaian dan persyaratan, namun untuk meningkatkan kualitas layanan perlu pengembangan dan pengadaan beberapa sarana dan prasarana yang diperlukan. Penilaian kepuasan pelanggan terhadap jasa layanan RPH Bayur cukup baik dengan rata-rata 3,6 (skala score 1-5). Pendapatan dari retribusi yang cenderung menurun, terutama pada tahun 2018 diakibatkan oleh faktor eksternal berupa kebijakan impor daging beku oleh pemerintah dan faktor internal karena berpindahnya beberapa pengusaha sapi ke RPH lain.  Kata Kunci : Evaluasi Kinerja RPH Bayur, Kesesuaian Fasilitas RPH Bayur, Penurunan Pendapatan
Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ke tiga di dunia setelah Negara Pantai Gading dan Ghana. Volume dan nilai ekspor hingga tahun 2010 cenderung meningkat, namun didominasi ekspor dalam bentuk biji kakao, sementara produk olahan kakao Indonesia masih belum berkembang. Ekspor dalam bentuk biji kakao mengakibatkan kurangnya ketersediaan bahan baku industri dalam negeri yang diindikasikan oleh kinerja industri yang bekerja di bawah kapasitas terpasang. Pemerintah Indonesia menerapkan regulasi melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.011/2010 tentang Penetapan Barang Ekspor Yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar bertujuan membatasi ekspor biji kakao untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak pemberlakuan PMK Nomor 67/PMK.011/2010 terhadap kinerja industri pengolahan dan ekspor olahan kakao. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada periode tahun 2008-2012 rata-rata peningkatan produksi kakao nasional sebesar 2,8 persen/tahun dengan rata-rata produktivitasnya masih sangat rendah sebesar 506,4 kg/Ha. Volume ekspor biji kakao periode tahun 2008-2010 terjadi kenaikan rata-rata sebesar 2,4 persen/ tahun, namun pada tahun 2011-2012 terjadi penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 15,6 persen/tahun. Sementara itu, beberapa kinerja industri pengolahan kakao dalam negeri pada tahun 2010 bekerja di bawah kapasita terpasang karena kurangnya ketersediaan bahan baku, sedangkan pada periode tahun 2011-2012 terjadi peningkatan produksi mendekati kapasitas terpasang. Dapat disimpulkan bahwa pemberlakuan PMK Nomor 67/PMK.011/2010 cukup efektif yang diindikasikan oleh penurunan volume ekspor biji kakao, kenaikan kinerja industri dan ekspor olahan kakao
In industrial processing, side products are produced in the form of liquid waste containing heavy metals, including Cr (III) which can have a negative impact on the environment. Some egg shell characteristics containing high concentrations of CaCO3 and have a natural pore structure can be used as adsorbers (biosorbents) of heavy metals produced by the processing industry. The purpose of this study was to obtain the optimum conditions of absorption (adsorption) of Cr (III) metals carried out by egg shell biosorbents. The research method was carried out experimentally which included the preparation of egg shell waste biosorbents, determining the optimum time, as much as 1.0 gram of eggshell biorsorbent was put into 25 ml of heavy metal waste solution with a concentration of 50 ppm, then adsorption was carried out with time variations of 5, 10, 20 , 30, 40, 50, 60 and 120 minutes. Variation of Cr concentration were 50,0 ppm; 100,0 ppm, 150,0 ppm; 200,0 ppm; 250,0 ppm; 300,0 ppm; 350,0 ppm, 400,0 ppm; 450,0 ppm; 500,0 ppm; dan 1000 ppm. After that the mixture is filtered and the filtrate is read on the Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) to find out the maximum adsorption. The results showed the optimum conditions of adsorption of Cr (III) metals obtained an optimum time of 40 minutes with an absorption capacity of 1242.46 µg Cr (III) / g biosorbent, and optimum concentration with optimum treatment time and weight at 200 ppm with an absorption capacity of 4984 , 99 µg Cr (III)/g biosorbent. The adsorption isotherm adopts the Freundlich isotherm or physically (physical) type, because the linearity of the Freundlich isotherm obtained from the calculation results is R2 = 0.7312 or 73.12% higher than the Langmuir isotherm ie R2 = 0.0335 or 3.35%. Keyword : Cr (III) heavy metal, eggshell biosorbent, optimum adsorption conditions
Abstrak Pemilihan strategi pembangunan wilayah perlu mempertimbangkan sektor dan komoditas ungulan di wilayah tersebut. Potensi sektor dan komoditas unggulan diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal guna meningkatkan kontribusinya terhadap pendapatan daerah dan mendorong sektor-sektor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sektor dan komoditas unggulan serta strategi pengembangannya di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Metode penelitian dilakukan secara diskripti- kuantitatif. Data diolah dan dianalisis menggunakan analisis Tipologi Kiassen dan analisis Location Quotient (LQ). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan, bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor unggulan dibanding sektor-sektor lain pembentuk PDRB Kabupaten Lebak. Sektor pertanian, perkebunan dan perikanan rata-rata tumbuh dengan laju sebesar 8,39 persen, sedangkan kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Lebak sebesar 26,50 persen. Komoditas unggulan pertanian  untuk subsektor tanaman pangan adalah padi sawah, subsektor hortikultura (sayuran) adalah kacang panjang, subsektor hortikultura (buah-buahan) adalah pisang, subsektor perkebunan adalah kelapa, subsektor peternakan adalah kerbau dan kambing dan subsektor peternakan/ unggas adalah ayam pedaging. Arahan pengembangan  masing-masing komoditas unggulan sesuai dengan subsektornya mengacu pada kerangka sistem agribisnis
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.