Dalam pengujian eksperimental yang dilakukan oleh Vernanda (2019), balok beton bertulang yag diberi perkuatan secara hybrid menggunakan GFRP dan wiremesh dengan kombinasi GFRP+wiremesh+wiremesh+GFRP(GWWG) dapat meningkatkan kapasitas beban maksimum yang dapat ditahan hingga mencapai 135%. Selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan software berbasis elemen hingga untuk melihat hasil berdasar kedua cara tersebut. Dimensi balok yang dimodelkan berukuran panjang 1,7 m, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm. Tebal GFRP yang digunakan adalah 1,33 mm/lapis sedangkan wiremesh adalah tipe kawat jala yang dilas berbentuk segi empat dengan diameter kawat sebesar 0,55 mm dan lebar bukaan 7 mm x 7 mm. Dengan mengandalkan geometri dan pembebanan yang simetris, balok hanya dimodelkan seperempat bagiannya saja.Persentase selisih hasil antara pemodelan dan eksperimental yang ditinjau di tengah bentang pada balok normal (BN) adalah 2,94% untuk lendutan, 17,30% untuk regangan serat atas dan 3,00% untuk regangan serat samping. Pola retak yang terjadi pada balok BN dalam pemodelan dan eksperimental menghasilkan pola retak yang sama yaitu retak lentur. Persentase selisih hasil antara pemodelan dan eksperimental yang ditijau di tengah bentang pada balok GWWG adalah 30,60% untuk lendutan, 17,42% untuk regangan serat atas dan 8,26% untuk regangan serat samping. Perkuatan yang diaplikasikan pada balok mengalami debonding sebelum regangan tekan beton mencapai regangan ultimitnya. Hal ini terjadi baik dalam pemodelan maupun eksperimental.
Abstract. ASR suppression by FA, SF, EPP, FA in combination with SF and EPP were evaluated by both mortar bar and concrete prism test. Mortar bars were made based on JIS A 1146, meanwhile concrete prism bars were casted in accordance with Rilem AAR-3. Both specimens were stored in 40 o C 100% R.H. controlled room. Mortar and concrete mixtures used reactive aggregate in pessimum proportion. The results indicated that FA in combination with SF and EPP showed smaller expansion compared to FA. The best of concrete mixtures in reducing expansion is combination of FA with SF (FA15SF10).
Jembatan dapat mengalami kegagalan struktur karena berbagai macam faktor eksternal. Keadaan Jembatan Way Bako I yang mengalami lendutan cukup besar saat kendaraan melintas dan permukaan aspal yang selalu rusak mengindikasikan adanya potensi kegagalan struktur jembatan. Mengingat kegagalan struktur ini berbahaya bagi penggunanya, maka diperlukan langkah evaluasi sehingga dapat diketahui nilai sisa kapasitas jembatan dan dihindari kegagalan strukturnya. Evaluasi pada Jembatan ini menggunakan metode rating factor (RF) mengacu kepada Pedoman Penentuan Nilai Sisa Kapasitas jembatan dari Dirjen Bina Marga dengan melakukan analisis terhadap kondisi harian (inventory) dan kondisi khusus (operating). Berdasarkan pengamatan lapangan dan perhitungan data penelitian, Jembatan Way Bako I mengalami kerusakan non struktur maupun struktur. Berdasarkan analisis RF menurut SNI 1725-2016 dan PPJJR No. 12/1970 didapat hasil bahwa kapasitas momen pada inventory rating factor dan operating rating factor tidak aman karena memiliki nilai RF < 1. Sedangkan kapasitas geser pada inventory rating factor dan operating rating factor aman karena memiliki nilai RF > 1. Dengan demikian maka Jembatan Way Bako I memerlukan perbaikan struktur.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.