AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman siswa dan guru SD tentang hakikat sains (NOS). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Purposive sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan guru SD dari Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Purwakarta di Jawa Barat, serta dari Kabupaten Kendal dan Kota Surakarta di Jawa Tengah. Kuesioner yang berisi 30 item pernyataan yang dikembangkan oleh peneliti dalam konsultasi dengan dosen, guru, dan kepala sekolah yang didasarkan pada literatur yang relevan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memahami tingkat NOS pada kriteria Cukup dengan skor 65 sedangkan guru pada kriteria Baik dengan skor 72. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa rentang skor pemahaman NOS guru tidak selalu memiliki efek positif pada pemahaman NOS siswa. Akhirnya, penelitian ini merekomendasikan bahwa guru harus memahami NOS dan pembelajaran reflektif eksplisit, dan bagaimana mengajarkan NOS dengan pembelajaran reflektif eksplisit. Understanding of the nature of science (NOS) by elementary school students and teachers AbstractThe purpose of this study was to identify the understanding level of elementary students and teachers of the nature of science (NOS). This type of research was a descriptive study with a survey method. Purposive sampling was used as a sampling technique. Sample in this study were students and teachers from Kuningan Regency and Purwakarta Regency in West Java, and from Kendal Regency and Surakarta City in Central Java. A questionnaire containing 30 items of statements developed by researchers in consultation with lecturers, teachers, and principals which based on the relevant literature was used as an instrument in this research. The results showed that the students understanding levels of NOS at the Immediate criteria with a score of 65 while the teacher on the Good criteria with a score of 72. Findings from this study indicate that the range of teachers NOS understanding scores did not always have a positive effect on students NOS understanding. Finally, this study recommends that teachers have to understand with NOS and explicit-reflective learning, and how to teach NOS with explicit-reflective learning.
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran IPA berorientasi Scientific Approach yang valid, praktis, dan efektif untuk melatihkan keterampilan Berpikir Siswa. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model model 4-D dan diujicobakan di kelas V di Sekolah Dasar dengan One-Group Pretest-Posttest Design. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes, dan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, kualitatif dan uji T. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas (validitas, kepraktisan, dan keefektifan) perangkat pembelajaran IPA Berorientasi Scientific Approach Untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pengembangan perangkat mengikuti model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel, dilanjutkan implementasi perangkat pembelajaran di kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan telah valid, praktis, dan efektif. Valid terlihat dari penilaian validator terhadap RPP; LKS; buku siswa; instrumen penilaian hasil belajar pengetahuan (keterampilan berpikir), keterampilan, dan sikap. Praktis terlihat dari persentase keterlaksanaan tahapan pembelajaran sebesar 100%; skor keterlaksanaan pembelajaran di kelas V sebesar 3,60; aktifitas yang mendukung scientifiec approach lebih dominan dalam pembelajaran dan aktivitas tidak relevan mengalami penurunan setiap pertemuan; siswa memberikan respon positif terhadap perangkat dan proses pembelajaran berorientasi scientific approach yang telah dikembangkan.Efektif terlihat dari ketuntasan individual hasil belajar pengetahuan (keterampilan berpikir) siswa kelas IV sebesar 90,%. Kendala yang dihadapi dalam penelitian ini adalah siswa belum terbiasa menggunakan keterampilan berpikir masalah sehingga perlu penambahan waktu tersendiri untuk melatihkan keterampilan tersebut. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran IPA dengan menggunakan Scientific Approach yang dikembangkan layak dapat melatihkan keterampilan berpikir siswa yang digunakan dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPA.Kata Kunci : Pembelajaran IPA, Scientific Approach, Hasil Belajar, Keterampilan Berpikir PENDAHULUANOrientasi pendidikan adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Sesuai peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 67 tahun 2013, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Berdasarkan orientasi tersebut, berarti proses pembelajaran diharapkan dapat mengkondisikan siswa sebagai manusia seutuhnya, memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang baik. Pembelajaran juga sebaiknya berpusat pada siswa (student centered) dan penilaian lebih mementingkan proses daripada han...
Competence plays an important role for teachers. It is also emphasized by the government during the performance of their duties. Teachers’ competence is one of the crucial things that they must have in order to teach the students in a class. Based on the results of the questionnaire, it was found that the teachers considered that multiliteracy was something very important as part of the industrial revolution 4.0 era. Multiliteracy is one thing that is competitive in the era of the industrial revolution 4.0 as well as one of the difficult competencies in the 21st century. Multiliteracy is also a competency that must be possessed by students first by a teacher. In Indonesia itself, every student and teacher is very valuable to have multiliteracy skills. The most widely encountered and mastered literacy by teachers is reading/writing literacy. In teaching multiliteracy, teachers face many obstacles, the obstacles they encounter are integrating basic competencies and determining the right model.Thus, every teacher has to learn how to improve their ability and competence. As the front line in the field of education, teachers need to be prepared to acquire qualified competence in teaching skill. One of the ways to ensure teachers’ eligible competence is training. Teacher training is an important key in improving teachers’ competence. The purpose of this study is to analyze the effect of teachers’ training on competence development. This study used a descriptive quantitative design. The object of this research was 261 teachers in Indonesia. The purpose of this study was to analyze the effect of teacher competence.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.